Konvensi Inovasi Pupuk Indonesia Ciptakan Benefit Rp 1,8 Triliun

JATIMPEDIA, Jakarta – Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi menyatakan bahwa upaya perseroan untuk menggencarkan penerapan inovasi melalui konvensi inovasi tahunan Pupuk Indonesia Quality & Innovation (PIQI) menciptakan benefit sebesar Rp 1,8 triliun.

“Selama tiga tahun penyelenggaraannya (PIQI), kontribusi benefit tercatat sebesar Rp1,8 triliun, sebuah jumlah yang signifikan. Ini menandakan budaya inovasi sudah benar-benar melekat di Pupuk Indonesia,” kata Rahmad Pribadi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Ia menyatakan bahwa inovasi pada industri pupuk sangat krusial, mengingat peran strategis Pupuk Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Terdapat berbagai karya inovasi dari perusahaan induk maupun anggota holding BUMN pupuk nasional yang terbukti berhasil memberikan kinerja operasional yang positif.

Baca Juga  Pupuk Indonesia Gelar Safari Ramadhan Berbagi

Misalnya, upaya Pupuk Sriwidjaja Palembang yang memodifikasi unit daya hidrolik sehingga mempercepat waktu perbaikan aktuator hidrolik yang merupakan komponen vital untuk mengendalikan berbagai peralatan dan mesin pada pabrik pupuk urea.

Sebelum ada inovasi ini, proses perbaikan aktuator hidrolik memakan waktu 336 jam dan dilakukan oleh pihak ketiga. Setelah inovasi, perbaikan dapat dilakukan secara mandiri dan hanya memakan waktu 16 jam, sehingga meningkatkan keandalan operasional, efisiensi, serta optimalisasi produksi.

Sementara Pupuk Kaltim berinovasi mendorong efisiensi energi dengan mengoptimalkan rasio batubara pada boiler, sehingga memberikan dampak positif pada efisiensi anggaran perusahaan.

Terdapat pula pengembangan produk pupuk berbasis fosfat Phosgreen dari Petrokimia Gresik yang memiliki rasio bahan baku yang dimodifikasi untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif dengan kualitas tetap terjaga, sehingga meningkatkan keterjangkauan harga pupuk non-subsidi di tingkat petani.

Baca Juga  PI Dukung Pembentukan Roadmap Integrasi Data Pupuk Bersubsidi

Sedangkan Pupuk Indonesia telah berhasil mengembangkan i-Pubers, yakni aplikasi digital terintegrasi di tingkat kios untuk menurunkan nilai koreksi sekaligus mempercepat proses penagihan subsidi pupuk.

Aplikasi tersebut telah digunakan oleh lebih dari 27 ribu kios dan memudahkan petani dalam menebus pupuk bersubsidi.

Rahmad menyatakan bahwa penyelenggaraan konvensi yang juga merupakan lomba inovasi antara anggota holding BUMN pupuk tersebut turut mendorong adanya knowledge transfer antarperusahaan.

“Proses agregasi dan kompetisi ini dilakukan agar ada transfer knowledge antara anak perusahaan sehingga penemuan di satu anak perusahaan bisa diterapkan di tempat lain dalam ekosistem Pupuk Indonesia Grup,” imbuhnya.

PIQI 2024 mengusung tema “Green Growth” dan diikuti oleh 6.531 karyawan Pupuk Indonesia Group dengan memamerkan 4.684 karya inovasi yang terbagi dalam 3 kategori, yakni Growth, Digital, dan Sustainability. (raf)

Baca Juga  Berangkat Rombongan, KAI Daop 8 Beri Diskon Tiket

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *