Debit Air Turun, PDAM Giri Tirta Berupaya Jaga Pasokan Air ke Pelanggan Stabil, Ini Strateginya
JATIMPEDIA, Gresik – Manajemen PDAM Giri Tirta Gresik saat ini sedang berupaya menjaga pasokan air bersih ke pelanggan. Langkah ini dilakukan setelah terjadi penurunan debit akibat pasokan air baku di Kali Surabaya dan sumber Umbulan, Pasuruan akibat musim kemarau panjang yang terjadi tahun ini.
Penurunan ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Gresik, namun juga dialami oleh wilayah lain yang mengandalkan bahan baku air dari sungai dan sumber Umbulan.
Direktur Utama PDAM Giri Tirta Kurnia Suryandi mengungkapkan, penurunan debit air yang drastis menyebabkan pasokan air ke pelanggan PDAM Giri Tirta Gresik berkurang secara drastis. Pada kondisi normal bahan baku air tercukupi di Instalasi Pengolah Air (IPA) Legundi I hingga IV, IPA BGS Sidomukti Kecamatan Bungah dan sumber air Umbulan. Rata-rata kebutuhan air pelanggan PDAM Giri Tirta mencapai 2.000 liter perdetik.
Jumlah itu dipasok dari seluruh sumber air yang ada. Masing-masing dari IPA Legundi 500 liter perdetik, IPA BGS Sidomukti mencapai 1.000 liter perdetik dan Umbulan mencapai 500 liter perdetik. “Namun saat musim kemarau pasokan itu berkurang hingga 30 persen, sehingga penurunan itu mengganggu pasokan ke pelanggan,” jelas Kurnia.
Ditambahkan, situasi ini menuntut adanya solusi jangka panjang. “Penurunan debit air sampai ke titik ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah jangka panjang untuk memastikan ketersediaan air bersih di masa depan,” imbuh dia.
Dikatakan, PDAM Giri Tirta Gresik terus mencari cara untuk memastikan pasokan air tetap tersedia bagi masyarakat.Salah satu cara yang diimbaukan kepada warga adalah dengan menggunakan tandon air di rumah masing-masing.
“Dengan tandon, warga bisa menampung air saat malam hari, ketika debit air lebih stabil, untuk digunakan di siang hari saat kebutuhan lebih tinggi,” jelas Kurnia Suryandi.
Dijelaskan, selain persoalan debit air yang turun, kendala lainnya adalah adanya kebocoran di beberapa titik pipa primer. Jika kerusakan terjadi di tengah titik seperti dari Legundi, pipa rusak di wilayah Cerme, maka pasokan ke reservoir di Bunder ikut terganggu. Untuk itu, dia mengupayakan ada interkoneksi antar sumber baik dari IPA Legundi, Umbulan maupun dari BGS.
Sementara untuk kondisi IPA Legundi endapan lumpur yang tebal juga menjadi penghalang bagi aliran air.
Sebagai langkah awal, PDAM Giri Tirta sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti BBWS Bengawan Solo, BBWS Brantas, Dinas PU SDA Jawa Timur Perum Jasa Tirta (PJT 1), dan dari pihak Umbulan.
Dalam rapat tersebut, akan dibahas langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. Hasilnya, ada beberapa hal yang akan dilakukan untuk meningkatkan debit air ke pelanggan.
Dinas PU SDA Jawa Timur akan melakukan pembersihan sampah . BBWS dan Dinas PU Cipta Karya Gresik akan melaksanakan normalisasi dan pemeliharaan saluran pelayanan untuk menjaga aliran air tetap lancar.
“Kami berharap dengan adanya koordinasi yang baik dengan semua pihak, kita dapat segera menemukan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ini. Tujuan utama kami adalah untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi masyarakat Gresik,” terang Kurnia Suryandi.
Penurunan debit air merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang serius dari semua pihak. Dia berharap kondisi ini bisa segera berlalu dan hujan segera turun, sehingga debit air sungai kembali normal dan pasokan air bersih dapat stabil lagi. PDAM Giri Tirta Gresik berkomitmen untuk terus mencari solusi terbaik agar pelanggan di Gresik tetap mendapatkan pasokan air bersih yang layak dan stabil setiap tahunnya. (ind)