Rebo Wekasan Desa Suci Gresik, Belum Lengkap Sebelum Nikmati Lontong Bumbu Ladan

JATIMPEDIA, Gresik – Di Gresik ada tradisi namanya.  Dalam tradisi ini masyarakat Desa Suci Kecamatan Manyar punya menu khas yang hanya ada di momen ini, namanya Lontong Bumbu Ladan.

Rebo Wekasan disebut dengan istilah Rabu Wekasan, adalah tradisi tahunan yang diadakan di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik. Biasanya, Rebo Wekasan digelar di hari terakhir dari Bulan Safar.

Uniknya, dalam tradisi Rebo Wekasan, masyarakat tidak hanya merayakan kirab tumpeng, maupun gelaran keagamaan lainnya. Namun tradisi yang sangat kental hingga kini, adalah tradisi unjung-unjung dari rumah ke rumah layaknya hari Raya Idul Fitri.

Masyarakat Desa Suci Kecamatan Manyar saat menikmati sajian khas lontong bumbu ladan

Namun perbedaanya, di Rebo Wekasan, orang yang berkunjung adalah warga luar desa. Sedangkan warga Suci sebagai tuan rumah berkewajiban menjamu tamunya dengan lontong bumbu ladan. Menu khas wajib ini selalu ada di setiap rumah warga.

Baca Juga  Gresik Pasang Target Juara Umum POPDA XIII

Menurut Khoirul Huda, tokoh masyarakat Desa Suvi, Manyar. hampir 90 persen setiap berkunjung di rumah warga selalu ada lontong bumbu ladan. Menu wajib ini, sebagai ciri khas perayaan warga di Rebo Wekasan.

“Lontong bumbu ladan ini, ciri khasnya ada udang di dalamnya. Namun berkembangnya waktu, banyak warga juga memberikan, seperti telur puyuh, daging sapi dan ayam,” katanya, Selasa (3/9).

“Sedangkan untuk bumbu pembuatan, kalau orang sini mengatakan bumbu jangkep. Semua bahan masakan masuk, kecuali kunir. Menu ini disajikan kepada tamu beserta lontong,” tambahnya.

Selain unjung-unjung, khas dari tradisi Rebo Wekasan adalah pasar rakyat. Semula, tradisi ini dimulai dari banyaknya tamu luar desa yang berkunjung di warga Desa Suci. Karena setiap tahun selalu ramai, maka banyak mengundang pedagang untuk membuka lapak dagangan.

Baca Juga  Melalui IoT, Telkom Siap Dukung Optimalisasi Pemanfaatan Energi Sektor Manufaktur

“Kalau dulu para pedagang, berjualan hanya di dekat Sendang Sono, tempat pertama kali sumber air desa ditemukan oleh murid Sunan Giri. Seiring waktu, yang berjuan tambah ramai akhirnya difasilitasi oleh desa,” pungkasnya. (ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *