BPH Migas Dukung Keandalan Penyaluran Gas Bumi untuk Pertumbuhan Ekonomi

JATIMPEDIA, Jakarta –  Pengaliran gas bumi melalui pipa Cirebon–Semarang (Cisem) Tahap I telah menggeliatkan industri di sekitar jalur pipa tersebut. Guna mendukung pertumbuhan ekonomi, maka diperlukan keandalan penyaluran gas sesuai kebutuhan konsumen. Hal tersebut disampaikan Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas disela-sela kunjungan kerja ke Stasiun Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Batang dan PT Rumah Keramik Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, di Batang, Jawa Tengah.

“Untuk mendukung industri yang menggunakan gas bumi, diperlukan layanan penyaluran gas yang kontinu, serta harga yang kompetitif agar dapat bersaing dengan produk impor,” ungkapnya.

KIT Batang telah memanfaatkan gas bumi melalui pipa Cisem I yang dialirkan PT Pertamina Gas dari Onshore Receiving Facility (ORF) Tambakrejo Semarang pada akhir Juli 2024. Sebelumnya, gas juga telah dialirkan ke Kawasan Industri Khusus Kendal, Kawasan Industri Wijaya Kusuma, dan Kawasan Industri Tambak Aji.

Wahyudi menuturkan, pipa gas Cisem Tahap I merupakan jalur pipa transmisi 20 inci yang membentang dari Semarang hingga Batang sepanjang kurang lebih 60 km. Pipa Cisem dibangun dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, serta dioperasikan PT Pertamina Gas. Sumber gasnya berasal dari Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB).

Baca Juga  PHE Regional Indonesia Timur Ekspor Kondensat 1,1 Juta Barel

Gas yang dialirkan dari pipa Cisem tidak hanya menguntungkan kawasan industri, tetapi juga industri lain yang tumbuh di sepanjang jalur pipa transmisi ini. Selanjutnya, untuk mengoptimalkan penyerapan gas bumi, diharapkan dapat dibangun infrastruktur pipa distribusi di setiap Kabupaten atau Kota yang dilewati pipa Cisem.

Wahyudi mengungkapkan, ekosistem pengelolaan energi gas bumi dari hulu, midstream, dan hilir meliputi produksi gas hulu, tersedianya infrastruktur gas bumi yang terus dikembangkan oleh investor atau badan usaha serta menghubungkan ke konsumen sebagai pengguna akhir gas bumi. Ekosistem ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri untuk pertumbuhan ekonomi.

Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi menambahkan, pengaliran gas melalui pipa Cisem dilakukan bertahap dan diharapkan pada tahap pertama dapat mencapai 70 MMSCFD.

Baca Juga  Sinergi PGN dan Kemenperin Bidik Potensi Pemanfaatan Gas Bumi 115 BBTUD di Kawasan Industri

Terkait Cisem, BPH Migas bertugas menentukan besaran toll fee dan karena infrastruktur ini dibangun dengan dana APBN, maka penentuan toll fee lebih ekonomis.

“Dengan harga toll fee yang ekonomis, industri dan masyarakat pengguna gas melalui pipa Cisem mendapatkan harga yang lebih terjangkau, dan diharapkan dapat menarik investor yang lebih besar. Tentunya harapan yang lebih besar adalah pertumbuhan industri ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Dalam kesempatan kunjungan ke pabrik keramik yang diproduksi PT Rumah Keramik Indonesia, Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengapresiasi upaya yang dilakukan perusahaan tersebut untuk memproduksi keramik bagi kebutuhan dalam negeri.

“Kita harapkan industri keramik ini terus berkembang. Pasokan gas juga masih tersedia banyak, siap memenuhi kebutuhan konsumen,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Gas Gamal Imam Santoso mengucapkan terima kasih atas dukungan BPH Migas terhadap infrastruktur yang dibangun Pertagas untuk menyalurkan gas melalui pipa Cisem.

Baca Juga  Optimalisasi Lifting dan Penyaluran Gas, SKK Migas Gelar Gas Expo 2022

“Kehadiran BPH Migas merupakan wujud nyata dukungan terhadap Pertagas dan memastikan penyaluran energi melalui infrastruktur yang telah kita bangun handal terhadap konsumen, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Kolaborasi ini memperkuar komitmen Pertagas menyediakan energi yang aman dan berkelanjutan untuk negeri ini,” katanya.

Sedangkan Direktur PT Rumah Keramik Indonesia Surya Handoko mengharapkan dukungan Pemerintah dengan memberikan harga gas yang kompetitif agar usahanya dapat lebih maju.

“Ketika perusahaan ini ground breaking, semua kompetitor menyatakan bahwa gas tidak mungkin mengalir dalam waktu dekat dan ternyata dapat mengalir tepat waktu. Saat ini, efisiensi energi kami mencapai 120% dan diharapkan dukungan Pemerintah dengan memberikan harga gas yang kompetitif. Sehingga, dapat meningkatkan produksi, serta menjadikan industri keramik sebagai tuan rumah di negaranya sendiri,” pungkasnya.

Kunjungan kerja ini juga dihadiri Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim, Basuki Trikora Putra, Eman Salman Arief, dan Harya Adityawarman.(raf)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *