Sebelum Hadir Smelter PTFI, Konsentrat Tembaga Papua Lebih Dulu Diolah PT Smelting

JATIMPEDIA, Gresik – PT Freeport Indonesia mulai mengirim konsentrat tembaga dari Papua untuk diolah di Smelter baru yang berada di Manyar Gresik pada Kamis 14 Juni kemarin. Hal ini diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas melalui keterangan tertulis yang diterima wartawan.

Namun ternyata, jauh sebelum itu konsentrat tembaga dari tambang PT Freeport Indonesia telah diolah di Kabupaten Gresik sejak tahun 1990-an di PT Smelting.

Mengutip dari website PT Freeport Indonesia (PTFI.co.id), PT Smelting merupakan smelter pertama PTFI yang dibangun pada tahun 1996 bersama dengan konsorsium Jepang dan dioperasikan oleh Mitsubishi, sebagai bentuk kepatuhan PTFI terhadap Kontrak Karya II.

Fasilitas pemurnian ini terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tepatnya di Desa Roomo, Kecamatan Mannyar. PT Smelting merupakan fasilitas smelter tembaga pertama di Indonesia.

Sebelum ekspansi pada tahun lalu, PT Smelting mampu memurnikan dan mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga menjadi 300.000 ton katoda tembaga setiap tahunnya.

Baca Juga  Dorong Hilirisasi, PLN Pasok Daya 170 MVA Smelter PT FI di Gresik

Produk tembaga murni itu untuk memenuhi kebutuhan produksi di dalam maupun luar negeri. Dengan kapasitas pengolahan ini, PTFI telah mampu mengolah dan memurnikan sebesar 40% dari keseluruhan konsentrat tembaga yang diproduksi di Papua.

Irjuniawan P Radjamin, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Smelting menjelaskan, pihaknya mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua. PT Smelting mempunyai tiga pabrik, terdiri dari pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery) dan pabrik asam sulfat.

“Pekerjaan ekspansi kali ini untuk menambah pabrik asam sulfat baru. Juga menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter dan menambah jumlah sel elektrolisa di refinery,” jelas Irjuniawan.

Dengan pembangunan ekspansi pabrik kali ini, berarti PT Smelting telah empat kali melakukan peningkatan kapasitas produksi. Tahap pertama, kapasitas produksi katoda tembaga hanya 200 ribu ton per tahun.

Baca Juga  XL Axiata Raih Tiga Penghargaan

Pada tahun 2004, ekspansi pertama dilakukan dengan menambah kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 255 ribu ton per tahun. Berikutnya, tahun 2006 ditingkatkan lagi menjadi 270 ribu ton. Ekspansi ketiga tahun 2009 menjadi 300 ribu ton per tahun.

Dengan pembangunan pabrik baru ini, PT Smelting yang semula hanya mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun meningkat menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun.

“PT Smelting terus berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap negeri kita tercinta. Dengan peningkatan kapasitas produksi ini, tentu akan makin mengokohkan Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga dunia,” tandas Irjuniawan.

Presiden Joko Widodo saat meresmikan perluasan pabrik PT Smelting mengapresiasi ekspansi PT Smelting yang dapat meningkatkan kapasitas produksi anoda dan katoda tembaga serta nilai tambah di Indonesia.

“Produksi anoda maupun katoda tembaga naik dari 1 juta ton per tahun menjadi 1,3 juta ton per tahun. Ini menunjukkan komitmen PT Freeport Indonesia yang bekerja sama dengan Mitsubishi untuk menghilirkan, membangun hilirisasi dengan ekspansi sehingga nilai tambah itu ada di Indonesia,” ucap Presiden.

Baca Juga  PT Smelting Kenalkan Program CSR ke Peserta Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability G20 di Bali

 

Kepala Negara pun berharap dengan pembangunan smelter yang ada di Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik tersebut dapat menambah kapasitas produksi. Dengan keberadaan smelter tersebut, Presiden menjelaskan bahwa Indonesia akan mendapatkan nilai tambah lebih.

 

“Dengan pembangunan smelter yang ada di JIIPE Gresik ditambah lagi 1,7 juta ton per tahun. Artinya satu tahun, smelter kita bisa berproduksi 3 juta ton per tahun. Dan nilai tambahnya ada semua di Indonesia, karena dengan itu nanti akan muncul industri baru seperti yang sudah ada juga dalam proses pembangunan untuk copper foil,” tuturnya. (eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *