Makna Wukuf Arafah, Hentikan Keburukan dan Tumbuhkan Kebaikan

JATIMPEDIA, MakkahSabtu siang (15/6), seluruh jamaah haji dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia, menjalani rukun utama dalam berhaji yakni  Wukuf di Arafah. 

Dimulai pada saat matahari tergelincir hingga jelang terbenam. Setelah mendengar khotbah wukuf serta melaksanakan salat Dzuhur dan Asar secara jamak, semua jamaah mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai ritual yang bisa mereka jalankan.

Mulai dari salat, berzikir, melantunkan kalimat salawat, serta bermunajat. Momen ini begitu sakral. Sebab, di fase inilah, para jemaah haji diajak untuk berkomunikasi langsung dengan sang pencipta di waktu dan tempat yang sangat mustajab.

Bahkan, prosesi ini lah yang disebut sebagai inti haji. “Sebab, Al Hajju Arafah. Haji itu Arafah,” kata pembimbing ibadah (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah, Aswadi.

Baca Juga  Petrokimia Gresik Alokasikan Rp 2 Miliar Untuk Kegiatan Ramadan ke Masyarakat

Menurut guru besar asal Gresik itu, keutamaan wukuf tak lepas dari makna yang begitu mendalam dari prosesi ini.

Apa saja? Yang pertama, wuquf adalah sebuah simbol kebulatan tekad manusia untuk menghentikan semua keburukan yang pernah dia buat agar jangan dilakukan lagi. Juga sebagai momen mengabadikan nilai kebaikan sehingga menjadikannya bibit yang berkembang.

“Ibarat tanah yang subur lalu ditanami hal-hal yang baik. Sehingga menjadikan manusia menjadi lebih baik,” katanya.

Makna kedua wukuf terletak pada waktu pelaksanannya yang dimulai setelah matahari mulai tergelincir. Ini melambangkan mata hati yang berusaha menghilangkan keburukan dan menumbuhkan kebaikan, untuk selalu mendekat kepada Sang Pencipta.

“Bagaikan matahari yang tengah condong dan mendekat pada kebaikannya, selalu condong untuk mendekat,” katanya

Baca Juga  PPIH Siapkan 10 Bus Tiap Maktab Haji Saat Armuzna

Jika itu terwujud, tujuan utama wukuf sebagai puncak kesadaran untuk selalu berbuat kebajikan akan muncul. Baik untuk diri agar bertakwa, untuk sesama, dan alam semesta.

Oleh sebab itu, demi kesempurnaan wukuf, selain mendekatkan diri kepada sang khalik, jamaah juga tak boleh melakukan larangan wukuf.(cin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *