Alami Demensia, Jamaah Haji Lansia Minta Pulang Setiba di Madinah
JATIMPEDIA, Medinah – Sejumlah jamaah haji lanjut usia (Lansia) mulai mengalami gangguan kesehatan setiba di Medinah. Di antaranya mengalami demensia atau penurunan ingatan atau pikun. Mereka tidak sadar dirinya sudah tiba di Tanah Suci (Madinah) hingga minta dipulangkan kembali ke rumahnya.
”Kulo dereng numpak pesawat. Nembe mbenjing (saya belum naik pesawat kok. Baru besok, Red).” Itulah ungkapan Rupi’ah, calon jemaah haji (CJH) asal Bojonegoro, sesaat setelah tiba di Makarim Al Mahboub, kawasan Masjid Nabawi, Madinah.
Nenek yang terdata berusia 80 tahun itu sudah masuk Madinah dalam kloter awal embarkasi Surabaya. Namun, saat ditanya petugas, CJH asal Bojonegoro tersebut merasa masih belum berada di Arab Saudi. Demikian pula halnya saat ditanya kabupaten tempat dia tinggal, dia mengaku tidak tahu.
Rupi’ah diduga mengalami demensia atau penurunan ingatan. Karena itu, nenek tersebut mendapat pengawasan khusus dari tim kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sejak tiba di penginapan.
Lain lagi yang dialami Irawang Ammade, CJH asal Makassar yang baru tiba di Hotel Jewar Taiba. Saat turun dari bus, nenek 72 tahun itu harus didorong dengan kursi roda. Telapak kakinya memerah dan sedikit melepuh. Saat tiba di hotel, Irawang langsung mendapat penanganan lanjutan dari tim kesehatan kloter serta PPIH Arab Saudi Daker Madinah.
Dari hasil diagnosis sejak sebelum berangkat ke Tanah Suci, nenek Irawang memang mengidap diabetes. Dan sudah ada luka di telapak kakinya. ”Perjalanan yang cukup lama diperkirakan membuat lukanya agak memerah. Saat ini tim kesehatan terus memantau kondisi beliau,” kata Anto Rusnanto, tim emergency medic sektor 5 PPIH Daker Madinah.
Kisah Nenek Rupi’ah maupun Nenek Irawang bukan satu-satunya. Pantauan wartawan Jawa Pos di Madinah, ada sejumlah temuan perihal kondisi kesehatan CJH yang membutuhkan perhatian khusus dari PPIH Arab Saudi.
Situasi tersebut memang sudah diantisipasi sejak awal. Sebab, dari 213 ribu CJH reguler, 21 persen di antaranya atau sebanyak 45.678 orang telah berusia di atas 65 tahun alias memasuki kategori lanjut usia (lansia).
Kasi Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah Firdaus mengatakan, sebenarnya pemeriksaan kesehatan CJH sudah dilakukan sejak lama. ”Bahkan jauh-jauh hari sebelum pelunasan. Karena kelayakan kondisi kesehatan menjadi syarat istitaah (mampu berhaji),” jelasnya.
Namun, ada banyak faktor yang membuat kondisi CJH rawan berubah hingga menjelang keberangkatan ke Saudi. ”Karena itu, kami berusaha mempersiapkan penanganan kondisi kesehatan seluruh jemaah,” ucapnya.
Firdaus menyebutkan, kesehatan lansia mendapat prioritas pengawasan dari tim kesehatan haji. ”Selain itu, kami menyiapkan obat-obatan bagi para jemaah,” katanya. Total sebanyak 62 ton obat sudah didatangkan ke Tanah Suci. Terdiri dari obat vital, esensial, dan nonesensial. ”Sebagian obat kita tambah dibanding tahun lalu. Salah satunya obat vital seperti obat jantung, kita tambah 20 persen,” terangnya.
KKHI juga menyiagakan 26 dokter dan 36 perawat. Mereka dilengkapi fasilitas ruang instalasi gawat darurat (IGD), ruang high care unit (HCU) berkapasitas delapan bed, serta ruang rawat inap.(cin)