Lebaran di Jawa Timur, Ini Tradisinya Yang Dilakukan

JATIMPEDIA, Surabaya – Ada sejumlah tradisi lebaran unik di Jawa Timur. Mulai dari festival balon udara hingga menjemur ribuan ketupat di jalan kampung.

Semuanya menunjukkan antusiasme masyarakat terutama kaum muslim dalam merayakan datangnya hari kemenangan.

Berikut ini 8 tradisi unik di berbagai daerah di Jawa Timur terkait dengan perayaan hari raya Idul Fitri. Simak keseruannya.

 

Festival Balon Udara

Setiap tahun festival balon udara di Ponorogo, Jawa Timur tidak pernah absen digelar. Festival ini biasanya diselenggarakan sekitar H+7 lebaran. Tempat penyelenggaraannya berganti-ganti setiap tahun.

Meskipun banyak pro dan kontra terkait penerbangan balon udara di Ponorogo, tapi kegiatan tersebut merupakan tradisi turun-temurun yang masih terus dilestarikan. Dihimpun dari berbagai sumber, penyelenggaraan festival ini justru sebagai sarana edukasi kepada masyarakat agar tidak menerbangkan balon udara secara liar.

Sejak tahun 2018, penyelenggaraan festival balon udara di Ponorogo melalui pengawasan ketat dari pihak yang berwenang. Tujuannya supaya pelaksanaan tradisi tetap berlangsung dan tidak menimbulkan risiko yang merugikan pihak lain.

Baca Juga  HET MinyaKita Bakal Naik Rp1.000 Perliter

 

Ribuan Ketupat di Jalan Kampung

Warga kampung Nahdlatul Ulama (NU), Dusun Joso, Desa Turi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Jawa Timur memiliki tradisi lebaran yang unik. Setiap tahun warga menggelar wisata lebaran ketupat.

Tahun 2019 lalu misalnya, ribuan ketupat dipajang di jalan dusun sepanjang dua kilometer. Ketupat-ketupat itu disiapkan secara swadaya oleh warga.

Selain ketupat, masing-masing warga kampung juga menyediakan sayur dan lauk-pauk. Sajian itu bisa dinikmati oleh siapapun tanpa harus membayar alias gratis.

 

Takbiran Keliling Kampung

Di malam sebelum hari raya biasanya masjid akan mengumandangkan takbir dari mulai diumumkan hilal sampai selepas salat Idul Fitri. Di Jawa Timur, ada tradisi takbiran dengan cara berkeliling kampung menggunakan obor.

Para pesertanya mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Biasanya warga kampung akan berjajar di depan rumah masing-masing untuk menunggu pawai obor keliling melintasi depan rumahnya.

Baca Juga  New Honda Vario 125 Siap Bikin Bangga Penggunanya

 

Sungkeman

Tradisi sungkeman juga populer di Jawa Timur. Sungkeman biasanya dilakukan setelah melaksanakan salat Idul Fitri.

Anak-anak akan berlutut di hadapan orang tuanya untuk meminta maaf atas segala dosa yang pernah diperbuat, utamanya dalam setahun terakhir ini.

Sebaliknya, orang tua akan memeluk anaknya. Mereka pun meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat.

 

Bersalam-salaman Keliling Kampung

Setelah tradisi sungkeman dengan orang tua sudah dilaksanakan, seluruh keluarga meninggalkan rumah masing-masing untuk bersalaman dengan para tetangga.

Tidak hanya dengan tetangga dekat, sebagian orang bahkan berkeliling kampung.

 

Makan Bersama Keluarga dan Tetangga

Kegiatan makan bersama keluarga dan tetangga biasanya dilaksanakan setelah acara bersalam-salaman keliling kampung.

Makan bersama menunjukkan nilai berbagi antar sesama. Para tetangga bisa merasakan hidangan yang disajikan oleh tuan rumah.

Baca Juga  Pj. Gubernur Jatim Apresiasi Laboratorium Keliling dari Bapanas

 

Mengunjungi Sanak Saudara di Tempat Jauh

Kebiasaan lebaran yang tidak kalah seru adalah berkunjung ke rumah saudara yang berada di jauh. Terlebih bagi anggota keluarga yang muda.

Biasanya mereka rutin mengunjungi sanak-saudara yang lebih tua. Untuk memohon maaf dan mempererat silaturahmi dalam keluarga.

 

Lebaran Ketupat

Di Jawa Timur, pelaksanaan lebaran ketupat memiliki berbagai variasi. Tergantung daerah masing-masing. Pelaksanaan lebaran ketupat sendiri yakni sepekan setelah Idul Fitri atau tanggal 8 Syawal.

Ketupat yang dibuat akan dibagikan kepada tetangga di kiri-kanan. Pelaksanaan bagi-bagi ketupat inilah yang berlainan di masing-masing daerah.

Ada yang begitu ketupat masak, langsung dibagikan dengan cara diantar ke rumah tetangga dan saudara. Ada pula yang terlebih dahulu menggelar kegiatan seperti pengajian yang dilanjutkan dengan makan ketupat bersama di balai pertemuan warga. (ris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *