FIF Group Bidik Pembiayaan Baru Rp 44 Triliun

Jakarta, JP –   PT Federal International Finance (FIF Group) membidik pertumbuhan pembiayaan baru mencapai 20% menjadi Rp 44 triliun pada 2023, dibandingkan target tahun ini Rp 36 triliun. Pertumbuhan ini didukung asumsi peningkatan penjualan sepeda motor yang meningkat 15% di tahun yang sama.

CEO FIF Group Margono Tanuwijaya menyampaikan, perseroan optimistis bisa menutup tahun 2022 dengan pembiayaan mencapai Rp 36 triliun, tumbuh sekitar 10% secara year on year (yoy). Sedangkan tahun depan, pembiayaan akan meningkat lebih baik seiring asumsi pertumbuhan penjualan sepeda motor sebesar 15%.

“Jadi kita berharap kalau pasar motor itu lumayan tumbuhnya lebih tinggi, ini akan berdampak pada multifinance yang bermain di roda dua. Tahun depan kita kalau bisa di atas Rp 40 triliun, dari Rp 36 triliun di tahun ini. Paling tidak pembiayaan bisa Rp 44 triliun atau sekitar 20%,” kata Margono saat dihubungi Investor Daily, Selasa (22/11).

Baca Juga  Promo SUPER HERO Dapatkan Potongan Tenor dan Cashback, Buruan Cek Syaratnya di Sini

Dia menerangkan, proyeksi optimistis tahun depan juga melihat aspek pasokan chips semikonduktor yang tidak lagi terlalu mengganggu penjualan. Pasokan chips ini dipercaya sudah jauh lebih baik dan bahkan bisa kembali normal seiring perkembangan terkini.

Selain itu, Margono menilai, pertumbuhan bisnis di tahun ini lebih banyak didukung dari wilayah di luar Pulau Jawa seiring harga komoditas yang sedang baik. Sedangkan bisnis pembiayaan kendaraan roda dua di Pulau Jawa cenderung masih tumbuh tapi belum optimal.

“Jadi ketika ekonomi tetap meningkat dan sektor di luar komoditas itu mulai ramai di tahun 2023, di Pulau Jawa bisnis bisa tumbuh. Kalau di tahun 2022 kan lebih banyak didukung daerah-daerah yang related dengan komoditas,” ungkap Margono.

Baca Juga  Sasar Jatim, Astrapay Targetkan GTV Rp 25 Triliun dan 7 Juta Pengguna

Menyakut daya beli, kata dia, aspek ini menjadi tantangan yang masih akan berlanjut di sisi masyarakat. Namun ada faktor yang perlu dicermati seperti wilayah-wilayah yang banyak bergantung pada aktivitas pariwisata, kini sudah mulai menunjukkan pergerakan dan mengarah ke kebangkitan.(raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *