Pertamina Hulu Mahakam Tambah Produksi Minyak 1.000 BOPD dari Sumur TN-N62

Jakarta, JP – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berhasil meningkatkan produksi minyak bumi dan gas Perusahaan dengan menambah produksi minyak sebesar 1.000 bopd melalui pembukaan sumur TN-N62 di Lapangan Tunu, Wilayah Kerja (WK) Mahakam pada Oktober 2022.

Dengan penambahan produksi minyak ini, tingkat produksi minyak PHM yang sebelumnya berada di kisaran 27.000 bopd, bertambah menjadi 28.000 bopd setelah proyek sumur TN-N62 beroperasi.

Raam Krisna, General Manager Zona 8, menjelaskan bahwa keberhasilan ini didukung oleh penerapan strategi injeksi bahan kimia berupa demulsifier untuk mengatasi kandungan emulsi dalam minyak.

“Hingga akhir Oktober 2022, tingkat realisasi produksi minyak PHM mencapai kisaran 28,000 bopd atau 107% di atas target RKAP yaitu sebesar 23.649 bopd, dan untuk realisasi produksi gas, mencapai 560 MMSCFD yang setara dengan 110% di atas target RKAP yang sebesar 488 MMSCFD,” ujar Krisna, Rabu(16/11/2022).

Baca Juga  Ini Pemenang Promosi Jargas Bedah Dapur GasKita PGN

Lebih lanjut, Krisna menambahkan bahwa Demulsifier dipakai untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh kandungan emulsi dalam minyak. Selain mempengaruhi kualitas minyak yang terproduksi, kandungan emulsi dapat mengganggu kinerja peralatan produksi gas-kondensat di North Processing Unit (NPU). Oleh karena itu, menurut Krisna bahan kimia tersebut meningkatkan efektivitas pengolahan produksi, termasuk memisahkan minyak dan air secara sempurna.

Chalid Said Salim, Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia, mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan buah kolaborasi lintas fungsi, baik dari tim Operasi Produksi NPU, Production Operations (Well Performance & Production Assurance), tim Operation Surface Facilities, tim Well Intervention, dan tim Reservoir, serta para mitra kerja, dengan tetap mengutamakan HSSE dan tata nilai AKHLAK sebagai core value saat bekerja.

Baca Juga  Agustus 2024, HIP Biodiesel Rp 12.382 Perliter

“Kami senantiasa menerapkan pendekatan strategis dalam memilih proyek-proyek migas yang dapat memberikan pengembalian investasi yang terbaik sesuai dengan kondisi lapangan yang sudah mature, sehingga keberlanjutan operasi migas untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional dapat terus terjaga,” ujar Chalid. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *