SKK Migas : Industri Hulu Migas akan Menghadapi Tantangan Terkait Transisi Energi
Batu, JP – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut industri hulu migas akan menghadapi tantangan terkait transisi energi. Dimana industri ini identik dengan produksi karbon dioksida, untuk diubah menjadi energi yang lebih bersih.
“Jadi, ini bukan sebagai ancaman bagi masyarakat sebetulnya, melainkan tantangan kita bersama,” tambah Kepala SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi saat membuka lokakarya SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menggelar Lokakarya Media pada Senin, (14/11).
Ditambahkan tren produksi gas di wilayah Jabanusa mengalami peningkatan sangat signifikan yang berasal dari Lapangan JTB milik PT Pertamina EP Cepu dan Lapangan MDA-MBH milik Husky – CNOOC Madura Limited.
“Ini sangat membantu upaya pemenuhan kebutuhan gas di Jawa Timur yang selama dua tahun kebelakang belum bisa terpenuhi. Dari dua lapangan tersebut, akan ada tambahan sekitar 400 MMSCFD,” tegas Nurwahidi.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Nurwahidi mengatakan bahwa lokakarya media sangat penting karena menjadi salah satu cara untuk menjalin komunikasi yang erat antara pelaku kegiatan hulu migas – SKK Migas – KKKS – dengan insan media di wilayah Jabanusa.
Tidak hanya melalui kegiatan lokakarya media, kegiatan/program lain seperti Uji Kompetensi Wartawan, pemasangan advertorial media, media visit ke lapangan juga berjalan dengan baik sehingga sinergitas antara SKK Migas Jabanusa – KKKS dengan media selalu terjaga.
“SKK Migas berterima kasih kepada media atas dukungannya selama ini karena industri hulu migas perlu diketahui, dipahami, dan diapresiasi oleh masyarakat. Juga, besar harapan SKK Migas kepada media-media di wilayah Jabanusa untuk membantu menyebarkan informasi kepada industri-industri betapa pentingnya industri hulu migas,” ujar Nurwahidi..
Sementara itu, Kepala Departemen Humas SKK Migas Jabanusa, Indra Zulkarnain menyampaikan bahwa SKK Migas sudah meraih sertifikat ISO 370001 terkait Sistem Manajemen Anti Penyuapan. “ini penting untuk memastikan proses bisnis di SKK Migas berjalan sesuai dengan aturan/prosedur/etika,” kata Indra.
Indra juga mengatakan bahwa proyeksi kebutuhan energi secara global khususnya minyak dan gas akan mencapai puncaknya pada 2030. Indonesia sendiri memiliki target produksi minyak mentah sebesar satu juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
“Untuk mencapai target tersebut, kita butuh invetasi sebesar USD187 miliar. Tidak hanya soal nilai investasi, tantangan dan kendala industri hulu migas lainnya juga tidak kalah besar terkait sinergi hulu-hilir, kepastian hukum, dan lainnya,” kata Indra.
Indra menambahkan bahwa adanya wacana zero emisi memicu perusahaan migas internasional untuk berinvestasi di bidang energi terbarukan. Industri hulu migas mendukung penuruan emisi karbon, salah satunya dengan melakukan penanaman pohon.
Kegiatan ini mengundang media cetak, TV, radio, dan online yang ada di provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah tersebut dengan mengangkat tema “Keberhasilan Industri Hulu Migas adalah Keberhasilan Kita Semua: Peran Media dalam Mendukung Keberhasilan Industri Hulu Migas untuk Meningkatkan Citra Positif di Masyarakat”. (eka)