Tag: #UMKMSumenep

  • Pindang dan Petis Ikan Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nelayan Sumenep

    Pindang dan Petis Ikan Jadi Tulang Punggung Ekonomi Nelayan Sumenep

    JATIMPEDIA, Sumenep – Produk olahan hasil laut seperti pindang dan petis ikan masih menjadi sumber penghidupan utama bagi keluarga nelayan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, khususnya di wilayah pesisir Kecamatan Ambunten dan Pasongsongan.

    Kedua daerah ini telah lama dikenal sebagai pusat produksi pindang dan petis ikan, dengan volume produksi mencapai ratusan ton setiap tahunnya.

    Di Kecamatan Ambunten, tercatat produksi pindang mencapai angka 114 ton per tahun. Sedangkan petis ikan yang dihasilkan sebanyak 13,2 ton. Sementara di Pasongsongan, volume produksi pindang menyentuh angka 107 ton dan petis ikan sebanyak 12,5 ton per tahun.

    Informasi tersebut disampaikan oleh Marlisa Ariyanti, penyuluh dari Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, saat dikonfirmasi Klikjatim belum lama ini.

    “Petis ini berasal dari air sisa perebusan pindang yang kemudian dimasak ulang selama sekitar lima jam hingga mengental dan menjadi bumbu khas berkualitas. Harga jualnya cukup tinggi dan menjadi penopang ekonomi bagi para keluarga nelayan,” terang Marlisa, Minggu (1/6).

    Produk olahan laut dari kedua kecamatan itu tidak hanya mendapat sambutan baik di tingkat lokal, tetapi juga telah menembus pasar di berbagai daerah lain di Jawa Timur, bahkan sampai ke Bali.

    Tak hanya itu, pindang dari wilayah Kepulauan Sapeken juga ikut meramaikan pasar luar daerah, menunjukkan bahwa produk UMKM Sumenep mampu bersaing di luar wilayah.

    Untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi serta memperluas akses pasar, Dinas Perikanan Sumenep membentuk Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (Poklahsar) di sejumlah desa.

    Salah satu yang baru dibentuk adalah Poklahsar Sejahtera di Desa Bukabu, Kecamatan Ambunten, yang resmi berdiri pada 29 April 2025 dan dipimpin oleh Halimatus Sa’diyah.

    “Kelompok ini menjadi sarana penting untuk para pelaku usaha pengolahan hasil laut. Melalui Poklahsar, proses produksi dan pemasaran menjadi lebih sistematis dan terarah,” jelas Marlisa.

    Ia juga menekankan, bahwa pembentukan Poklahsar merupakan bagian dari upaya jangka panjang pemerintah daerah dalam mengurangi kemiskinan, khususnya di kawasan pesisir.

    “Ketika nelayan tidak hanya menjual hasil tangkapan berupa ikan segar, tetapi juga mengolahnya menjadi produk bernilai tambah, maka nilai jualnya meningkat drastis. Ini berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga nelayan,” tambahnya.

    Kabupaten Sumenep yang terdiri dari 126 pulau menghadapi tantangan geografis yang tidak ringan. Oleh karena itu, strategi penguatan ekonomi lokal berbasis potensi perikanan menjadi kunci penting dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah kepulauan tersebut. (sat)

  • Pemkab Sumenep Fasilitasi Pemasaran Pebisnis UMKM

    Pemkab Sumenep Fasilitasi Pemasaran Pebisnis UMKM

    JATIMPEDIA, Sumenep  – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, memfasilitasi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah itu dengan menyediakan sarana pemasaran khusus berupa Mall UMKM.

    Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menjelaskan Mall UMKM yang disediakan pemkab untuk para pelaku usaha itu terletak di depan Kraton, Sumenep.

    “Mall itu mampu menampung hasil produksi UMKM warga Sumenep yang selama ini biasa hanya dipasarkan di beberapa pasar tradisional,” katanya di Sumenep, Selasa.

    Selain menyediakan tempat pemasaran khusus, lanjutnya, Pemkab Sumenep juga terus mendorong para pelaku UMKM di wilayah itu melakukan pemasaran secara daring.

     

    Pemkab membentuk tim khusus untuk memberikan bimbingan berupa petunjuk teknik pemasaran di berbagi platform media sosial dan media daring.

    “Dengan cara seperti itu, kami yakin, usaha  di Sumenep ke depan akan lebih baik,” katanya.

     

    Sebab, sambung dia, pada era saat ini pola pemasaran tidak cukup hanya dilakukan secara manual, namun juga membutuhkan dukungan teknologi informasi.

    “Selain itu memanfaatkan momentum dengan membaca hal-hal yang berpotensi dalam jual beli perlu juga dilakukan,” katanya.

     

    Karena itu, lanjut Fauzi, Mall UMKM yang dibangun Pemkab Sumenep berada tidak jauh dari Kraton Sumenep, karena objek wisata budaya itu, banyak dikunjungi wisatawan dari luar Madura.

     

    Hal lain yang juga dilakukan Pemkab Sumenep dalam berupaya mendorong kemajuan ekonomi dengan memberikan bantuan dan dana hibah kepada pelaku UMKM.

    “Kalau penyediaan sarana dan prasarana seperti Mall UMKM ini berorientasi pada upaya peningkatan penjualan di lapangan, sedangkan bantuan berupa hibah untuk kesejahteraan pelaku usaha, terutama yang belum cukup modal,” katanya.

    Sementara itu total jumlah pelaku UMKM di kabupaten paling timur di Pulau Madura ini sebanyak, 282.071 orang, tersebar di berbagai sektor, antara lain pengolahan dan perdagangan. (sat)