Tag: #sumenep

  • Tahun Ini Dinkes Sumenep Target Turunkan Stunting 10 Persen

    Tahun Ini Dinkes Sumenep Target Turunkan Stunting 10 Persen

    JATIMPEDIA, Sumenep –  Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep, menargetkan penurunan angka kasus stunting pada 2025 sebesar 10 persen.

    “Target menurunkan angka stunting 10 persen ini berdasarkan berbagai upaya dan pendekatan yang dilakukan, berikut pola kemitraan yang lakukan dengan institusi lain di Kabupaten Sumenep,” katanya Kepala Dinkes P2KB Sumenep Ellya Fardasah di sela-sela acara rapat koordinasi bersama tim penurunan kasus stunting di Sumenep, Jawa Timur, Selasa.

    Ia menjelaskan, pihaknya menggunakan dua pendekatan dalam upaya menurunkan kasus stunting, yakni pendekatan intervensi spesifik dan pendekatan intervensi sensitif.

    Pendekatan intervensi spesifik dilakukan dengan cara menyasar langsung ibu hamil, balita, dan remaja putri. Cara yang dilakukan dengan memberikan makanan tambahan, imunisasi, dan tablet tambah darah.

    “Sedangkan pendekatan intervensi sensitif, yakni model pendekatan yang dilakukan Dinkes terkait dengan sektor pendukung, seperti sanitasi, air bersih, dan pola asuh yang baik dan benar menurut kesehatan dalam keluarga,” katanya.

    Terkait pendekatan intervensi sensitif ini, ia mencontohkan seperti program pembangunan jamban sehat.

    “Ya memang kesannya remeh. Akan tetapi yang juga perlu dipahami bahwa sanitasi buruk berdampak besar terhadap kasus stunting,” katanya.

    Ellya menuturkan, upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Sumenep sebenarnya sudah dilakukan sejak 2021.

    Hasilnya, pada 2022 angka stunting di kabupaten paling timur di Pulau Madura ini turun sebesar 21,6 persen.

    Setahun kemudian, yakni pada 2023 angka stunting turun menjadi 16,7 persen dan pada 2024 turun sebesar 14 persen.

    “Pada 2025 kami menargetkan penurunan angka stunting sebesar 10 persen dan kami yakin, target ini bisa tercapai dengan alasan dan upaya yang telah dan sedang kami lakukan,” katanya.(sat)

  • Kemarau Basah Petani Sumenep Tetap Tanam Tembakau

    Kemarau Basah Petani Sumenep Tetap Tanam Tembakau

    JATIMPEDIA, Sumenep – Meskipun cuaca tidak menentu dengan fenomena kemarau basah yang melanda Kabupaten Sumenep, para petani tembakau, terutama yang memiliki lahan di daerah tanah gunung, tetap melanjutkan aktivitas penanaman.

    Bahkan, petani harus menanam bibit tembakau hingga lima kali karena kegagalan akibat curah hujan yang tidak menentu.

    “Meski kondisi seperti sekarang, tetap tanam khususnya yang tembakau gunung. Risiko tetap ada, bahkan ada yang tanam tiga kali, empat kali bahkan ada yang lima kali,” kata Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Sumenep, Rubaki, Minggu (29/6/2025).

    Rubaki menjelaskan, budidaya tembakau tetap dilakukan karena sudah menjadi kebutuhan dan kewajiban bagi petani.

    Di tanah gunung, tanaman tembakau menjadi satu-satunya komoditas yang dapat tumbuh optimal.

    “Mau kondisi seperti apa tetap tanam. Biaya jelas bengkak karena harus menanam bibit lagi. Memang tidak semua, hanya yang mati saja diganti bibit baru,” ujarnya.

    Di tengah tantangan alam, para petani tembakau tetap berharap dapat meraih hasil yang memadai. Tahun ini, diperkirakan harga tembakau gunung kering akan tetap stabil, yakni diatas Rp 50.000 per kilogram.

    “Kita optimis harga stabil, kalau tembakau gunung prediksi saya tetap diatas Rp 50 rubu. Kalau sekarang kondisi tembakau tidak sama dalam satu petak, ada yang sudah tinggi ada yang tidak. Karena itu tadi, tanam bibit baru,” papar Rubaki.

    Rubaki menyatakan, jika tidak ada kendala kondisi cuaca, panen tembakau gunung dimulai pada awal Agustus 2025 mendatang.

    Untuk pasar sendiri, hasil komunikasi APTI dengan pihak gudang, tahun ini tetap akan ada pembelian meski kuotanya belum ditentukan. (sat)

  • Bank Jatim Serahkan CSR Sarana Umum di Pulau Kangean

    Bank Jatim Serahkan CSR Sarana Umum di Pulau Kangean

    JATIMPEDIA, Sumenep  – Bank Jatim   menyerahkan bantuan CSR untuk Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep. Bantuan yang diberikan berupa 4 unit penerangan jalan umum dan pagar pintu masuk Pelabuhan Batu Guluk Pulau Kangean.

    CSR tersebut diserahkan secara simbolis oleh Pemimpin Bank Jatim Cabang Kangean Yudhistira Januar Sadikin kepada Camat Arjasa Aynizar Sukma.

    Corporate Secretary Bank Jatim, FentyCorporate Secretary Bank Jatim Fenty Rischana K menjelaskan, CSR Bank Jatim Peduli merupakan komitmen perseroan dalam mendukung pembangunan daerah dan wujud sinergi Bank Jatim dengan pemerintah setempat.

    ”Tak hanya fokus pada bisnis, kami juga senantiasa selalu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Jawa Timur, termasuk di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep. Sebab, CSR adalah bentuk kewajiban moral kami untuk selalu bersinergi dengan daerah-daerah yang berkontribusi positif pada Bank Jatim. Diharapkan bantuan ini bisa meningkatkan produktivitas dan membawa dampak positif bagi perekonomian Sumenep,” jelasnya.

    Ditambahkan, diberikannya CSR ini adalah untuk membantu penerangan jalan bagi masyarakat Pulau Kangean serta menjaga keamanan untuk mobilitas penumpang di Pelabuhan Batu Guluk.

    Dengan adanya PJU dari Bank Jatim tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat dan orang yang berlalu lalang di wilayah Kangean tersebut, terutama di jalan-jalan yang sepi. Sehingga kini masyarakat sudah tidak merasakan perkampungan yang gelap dan sunyi lagi.

    ”Maka dari itu, kami berharap semakin besar dukungan dari masyarakat Kangean untuk pertumbuhan bisnis Bank Jatim, maka semakin besar pula CSR yang dapat diberikan oleh Bank Jatim. Semoga kerja sama ini dapat terus berlanjut dengan baik,” tutupnya. (eka)

  • Hingga Mei, Okupansi Hotel di Sumenep Turun Drastis

    Hingga Mei, Okupansi Hotel di Sumenep Turun Drastis

    JATIMPEDIA, Sumenep – Okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di di Kabupaten Sumenep, Madura, mengalami penurunan selama empat bulan pertama 2025.

    Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, okupansi kamar hotel atau Tingkat Penghunian Kamar (TPK) tercatat mengalami penurunan yang cukup mencolok bila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.

    Dalam laporan yang dirilis oleh BPS, terlihat bahwa selama Januari hingga April 2025, angka TPK menunjukkan performa paling rendah selama tiga tahun terakhir.

    Kepala BPS Sumenep, Joko Santoso, menilai bahwa melemahnya sektor akomodasi ini tidak lepas dari tekanan ekonomi yang dialami masyarakat, sehingga daya belanja pun ikut tertekan.

    “Salah satu penyebab lainnya adalah efisiensi anggaran perjalanan dinas oleh berbagai instansi, serta semakin berkurangnya kegiatan rapat atau forum diskusi yang biasanya diselenggarakan di hotel,” jelas Joko dalam keterangan tertulisnya pada Klikjatim, Jumat (6/6).

    Untuk menggambarkan situasi tersebut, Joko menyebutkan bahwa sepanjang April 2025, dari setiap 100 kamar hotel yang tersedia di Sumenep, hanya sekitar 17 hingga 18 kamar yang berhasil ditempati per malamnya.

    Kendati tingkat hunian turun signifikan, Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) tetap stagnan di kisaran satu malam. Hal ini sejalan dengan pola kunjungan tamu hotel di Sumenep selama beberapa tahun terakhir.

    “Ini menunjukkan bahwa para pengunjung umumnya hanya tinggal untuk waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari satu malam,” tambah Joko.

    Sebagai informasi, TPK menjadi indikator kunci dalam mengukur kinerja industri perhotelan. Angka yang tinggi mencerminkan keberhasilan hotel dalam menarik tamu, sedangkan TPK yang rendah bisa menjadi cerminan persoalan dalam sektor ini, termasuk kemungkinan merosotnya jumlah wisatawan yang datang ke wilayah tersebut.

    RLMT pun tak kalah penting sebagai indikator. Kenaikan durasi tinggal biasanya menandakan adanya peningkatan aktivitas ekonomi, baik dari sisi pariwisata maupun kegiatan usaha di daerah tersebut. (sat)

  • Jelang Idul Adha, Pemkab Sumenep Pastikan Ketersediaan LPG Aman

    Jelang Idul Adha, Pemkab Sumenep Pastikan Ketersediaan LPG Aman

    JATIMPEDIA, Sumenep – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep memastikan ketersediaan stok LPG 3 kilogram aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Langkah ini diambil guna mengantisipasi lonjakan permintaan yang biasanya terjadi selama hari besar keagamaan, terutama saat masyarakat melaksanakan tradisi memasak daging kurban.

    Kabag Perekonomian Sumenep sekaligus Sekretaris Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Dadang Dedy Iskandar menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina dan agen-agen distribusi untuk menjamin kelancaran pasokan.

    “Kami pastikan tidak ada kelangkaan elpiji 3 kg selama Idul Adha. Penambahan distribusi dilakukan secara bertahap ke seluruh wilayah, terutama daerah yang diprediksi mengalami peningkatan konsumsi,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).

    Menurutnya, Pemkab juga telah melakukan pemantauan rutin ke pangkalan dan pengecer LPG untuk mencegah penimbunan dan memastikan harga tetap sesuai dengan Harga Eceran Tertingg (HET) yang ditetapkan pemerintah.

    “Kami juga mengimbau masyarakat untuk membeli LPG 3 kg sesuai kebutuhan dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan. Selain itu, masyarakat juga diminta melaporkan jika menemukan adanya kecurangan atau harga yang tidak sesuai di lapangan.” ungkapnya.(sat)

  • Pemkab Sumenep Matangkan Persiapan Ajang Karapan Sapi Piala Bupati dan Presiden

    Pemkab Sumenep Matangkan Persiapan Ajang Karapan Sapi Piala Bupati dan Presiden

    JATIMPEDIA, Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) terus berupaya mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah dua kompetisi Karapan Sapi tingkat tinggi, Bupati Sumenep Cup dan Piala Presiden 2025.

    Kompetisi Bupati Sumenep Cup dijadwalkan berlangsung pada 22 Juni 2025. Sementara itu, penyelenggaraan Piala Presiden akan menyusul pada bulan November tahun yang sama.
    Guna menunjang suksesnya kedua event tersebut, pembenahan arena Karapan Sapi terus dilakukan secara intensif. Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan mengungkapkan, bahwa peningkatan kualitas lintasan telah dilakukan sejak tahun sebelumnya.
    “Sejak 2024 kami sudah mulai memperbaiki sarana dan prasarana untuk mendukung Piala Presiden. Fokus utama kami adalah pembenahan area start dan finish, terutama pada bagian rumput,” ujar Iksan pada Klikjatim, Selasa (3/6) pagi.
    Langkah ini diambil karena Sumenep sebelumnya belum memenuhi syarat teknis sebagai lokasi penyelenggaraan Piala Presiden, sehingga ajang tersebut sempat dialihkan ke Bangkalan.
    “Sebelumnya, pelaksanaan Piala Presiden dipusatkan di Bangkalan karena lintasan di Sumenep belum layak. Namun kini, setelah berkoordinasi dengan panitia pusat, Sumenep telah ditetapkan sebagai lokasi penyelenggaraan resmi,” tambahnya.
    Bagi masyarakat Sumenep, Karapan Sapi bukan sekadar kompetisi adu cepat hewan ternak, tetapi juga merupakan simbol budaya yang merangkul sektor pariwisata serta mendorong geliat ekonomi lokal.
    “Karapan Sapi ini bukan semata-mata lomba. Ini pesta rakyat yang menjadi pertemuan budaya, daya tarik wisata, dan penggerak ekonomi warga,” tegas Iksan.
    Iksan juga menyampaikan bahwa seluruh tahapan renovasi ditargetkan rampung sebelum pertengahan tahun.
    “Seluruh fasilitas dan lintasan harus selesai dibenahi paling lambat Mei 2025, karena Juni sudah akan digunakan untuk seleksi tingkat kabupaten,” jelasnya.
    Ia pun mengajak seluruh warga Sumenep untuk mendukung dan ikut menyukseskan kedua event besar tersebut.
    “Saya mengundang semua lapisan masyarakat untuk turut ambil bagian dalam menyukseskan acara budaya berskala nasional ini. Manfaatnya akan sangat besar bagi daerah dan warga,” tutup Iksan.
    Dengan persiapan yang matang dan kolaborasi dari berbagai pihak, Iksan berharap Karapan Sapi tahun ini dapat menjadi ajang yang membanggakan sekaligus mengakselerasi kemajuan Kabupaten Sumenep. (sat)

     

  • 406 Warga Pulau Raas Sumenep Ikuti Pengobatan Tim Yankes I

    406 Warga Pulau Raas Sumenep Ikuti Pengobatan Tim Yankes I

    JATIMPEDIA, Sumenep – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melalui Program Pelayanan Kesehatan Bergerak (Yankes Bergerak) Tahap I berhasil memberikan layanan kepada 406 warga Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, pada 16–19 Mei 2025.

    Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan program ini merupakan upaya konkret pemerintah dalam mewujudkan keadilan dan pemerataan akses layanan kesehatan hingga ke wilayah kepulauan dan terpencil.

    “Yankes Bergerak adalah ikhtiar nyata kami untuk menghadirkan layanan kesehatan yang setara bagi seluruh masyarakat, termasuk yang berada di wilayah kepulauan seperti Raas,” ujar Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Sabtu.

    Ia menegaskan bahwa pelayanan kesehatan tidak boleh terpusat di kota-kota besar, melainkan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah, lanjut dia, harus proaktif hadir ke pelosok dan pulau-pulau kecil untuk memberikan pelayanan.

    “Kami ingin memastikan warga tidak hanya mendapat pengobatan, tetapi juga edukasi, pendampingan, serta penguatan sistem kesehatan lokal. Ini adalah bagian dari komitmen kami membangun Jawa Timur yang inklusif dan berkeadilan,” katanya.

    Tiga jenis layanan utama diberikan dalam kegiatan Yankes Bergerak, yakni layanan spesialistik, layanan kesehatan tradisional, serta pembinaan dan penyuluhan program kesehatan.

    Sebanyak 140 pasien menerima layanan spesialistik yang meliputi penanganan penyakit mata seperti katarak, pterygium, dan corneal, serta tindakan bedah minor seperti hernia, lipoma, ganglion, dan tumor jaringan lunak.

    Sementara itu, layanan kesehatan tradisional seperti akupunktur, akupresur, atau kombinasi keduanya diberikan kepada 65 pasien di dua lokasi, yakni Puskesmas Raas dan Pondok Pesantren Kasyfudduja.

    Untuk program pembinaan kesehatan, sebanyak 201 warga mendapatkan layanan berupa penyuluhan gizi, distribusi suplemen di Desa Ketupat, kunjungan rumah bagi pasien tuberkulosis, serta edukasi kepatuhan pengobatan.

    Pelayanan kesehatan jiwa juga diberikan melalui skrining ibu hamil dan kader kesehatan, penyuluhan, serta kunjungan rumah bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), termasuk penanganan kasus pasung secara lintas sektor.

    “Kami ingin memastikan semua warga, dari kota hingga desa, dari daratan hingga kepulauan, bisa mengakses layanan kesehatan yang merata dan berkualitas. Kesehatan adalah hak semua orang,” ujar Khofifah.

    Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Pemprov Jatim melibatkan sedikitnya 37 tenaga kesehatan lintas instansi.

    Mereka berasal dari Dinas Kesehatan Jawa Timur, RSUD dr. Mohammad Noer Pamekasan, RS Mata Masyarakat Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur, unsur media, serta tenaga kesehatan tradisional.

    Selain itu, RSUD dr. Mohammad Noer dan RS Mata Masyarakat Jawa Timur juga turut memperkuat kapasitas tenaga medis lokal melalui pelatihan teknis. Armada Kapal Gandha Nusantara 02 dari Dinas Perhubungan Jawa Timur pun dimanfaatkan sebagai ruang tindakan medis darurat.

    “Terima kasih atas sinergi semua pihak yang terlibat. Kolaborasi ini membuktikan bahwa dengan gotong royong, kita bisa terus memperkuat pelayanan kesehatan di Jawa Timur,” kata Khofifah.

    Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono menyatakan bahwa Yankes Bergerak merupakan strategi pemerintah dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan, terutama di wilayah Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK).

    “Pelayanan Kesehatan Bergerak telah menjadi ikon layanan kesehatan Pemprov Jatim yang sejalan dengan arah pembangunan kesehatan 2025–2030. Ini adalah bukti kehadiran negara dalam menjamin layanan yang adil dan bermutu,” ujarnya.(sat)

  • PLN dan Pemkab Sumenep Luncurkan Layanan Listrik 12 Jam di Kepulauan

    PLN dan Pemkab Sumenep Luncurkan Layanan Listrik 12 Jam di Kepulauan

    JATIMPEDIA, Sumenep – PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Madura bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep,  meresmikan layanan listrik 12 jam di kepulauan daerah itu, dari sebelumnya enam jam.

    “Penambahan jam nyala listrik ini merupakan wujud nyata komitmen PLN dalam menerangi pelosok negeri, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025 ini,” kata Manajer PLN UP3 Madura Fahmi Fahresi.

    Penambahan jam nyala listrik di kepulauan di Kabupaten Sumenep dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ini dilakukan di Pulau Giri Raja, Kecamatan Pulau Giligenting.

    Wakil Bupati Sumenep Imam Hasyim hadir langsung pada kegiatan itu dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), Kapolres, Danramil, dan seluruh kepala desa se Pulau Gili Raja.

    Penambahan jam layanan listrik tersebut mencakup seluruh desa di Pulau Gili Raja. Yakni, Desa Banmaleng, Banbaru, Jeteh, dan Desa Lombang.

    Sebelumnya, listrik hanya menyala enam jam, akan tetapi dengan penambangan tersebut kini masyarakat dapat menikmati selama 12 jam, mulai pukul 17.00 hingga 05.00 WIB.

    “Melalui penambahan jam nyala listrik ini, masyarakat Pulau Gili Raja kini sudah bisa menikmati listrik dari jam 5 sore sampai jam 5 pagi. Ini adalah hasil kerja bersama antara PLN dan Pemkab Sumenep untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat kepulauan,” katanya.

    Fahmi lebih lanjut menjelaskan, sebenarnya, keinginan masyarakat kepulauan jam nyala listrik sama dengan di daratan, yakni selama 24 jam.

    Akan tetapi, kata dia, hal itu belum bisa diwujudkan, karena terkendala kapasitas pembangkit dan ketersediaan bahan bakar solar yang masih terbatas.

    “Tapi, kami akan terus berkoordinasi dengan PLN Pusat serta Pemda Sumenep agar ke depan bisa menyala 24 jam penuh,” katanya.

    Ia berharap, tambahan layanan listrik ini dapat memberikan dampak positif bagi berbagai sektor, seperti pendidikan, ekonomi, dan pelayanan publik.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga aset PLN yang telah tersedia agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang,” katanya.

    Sementara itu, Wakil Bupati Sumenep Imam Hasyim menyatakan, penambangan jam nyala aliran listrik di Pulau Giri Raja itu merupakan bagian dari program prioritas 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Sumenep.

    “Hal ini merupakan buah dari kinerja bupati dalam 100 hari kerja. Masyarakat kepulauan harus bersyukur karena ini adalah nikmat dari Allah SWT,” kata Wabup.

    Penambahan jam nyala listrik di kepulauan Sumenep ini bukan hanya di Pulau Giri Raja, akan tetapi ke sejumlah pulau-pulau lain di Kabupaten Sumenep.(sat)

     

  • Ball Budhi, Olahraga Tradisional Khas Sumenep yang Bangkit di Tengah Gempuran Era Digital

    Ball Budhi, Olahraga Tradisional Khas Sumenep yang Bangkit di Tengah Gempuran Era Digital

    JATIMPEDIA, Sumenep – Di tengah maraknya olahraga modern dan dominasi permainan digital yang semakin digandrungi generasi muda, sejumlah permainan tradisional mulai menunjukkan geliat kebangkitan. Salah satunya adalah Ball Budhi, permainan khas Nusantara yang sarat dengan nilai kebersamaan dan sportivitas.

    Meski berasal dari masa lalu, Ball Budhi kini kembali menarik perhatian masyarakat, terutama kalangan muda dan perempuan. Permainan ini memadukan ketangkasan fisik, kerja sama tim, serta taktik yang cermat. Biasanya dimainkan secara kelompok di lapangan terbuka, permainan ini tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga menjunjung tinggi etika dan semangat kolektif.

    Ketua Persatuan Olahraga Ball Budhi Sumenep (POBBS), Syafiudin, menegaskan bahwa kegiatan ball budhi ini secara rutin digelar agar tetap hidup dan tidak punah di tengah arus modernisasi.

    “Benar, kami memang menjadwalkan lomba Ball Budhi tiga kali dalam setahun. Tujuannya agar anak muda dan para perempuan ikut tertarik, sehingga olahraga tradisional ini tetap lestari,” ujarnya kepada Klikjatim, Selasa (27/5).

    Lebih dari sekadar hiburan, Ball Budhi kini menjadi simbol penting dalam menjaga ikatan sosial sekaligus melestarikan warisan budaya lokal. Permainan ini menjadi wadah aktivitas fisik yang menyenangkan, sambil memperkuat hubungan sosial di tengah kehidupan masyarakat yang serba cepat.

    Syafiudin juga menjelaskan mekanisme permainan Ball Budhi secara singkat.“Cara mainnya, bola dilempar ke arah belakang dengan posisi membelakangi lawan. Jika bola masuk ke dalam garis dan tidak berhasil ditangkap lawan, maka pemain mendapat poin. Kalau mau lihat langsung, silakan datang ke Kecamatan Kalianget,” ajaknya.

    Dengan segala keunikannya, Ball Budhi perlahan membuktikan bahwa nilai-nilai tradisi tetap bisa hidup dan diminati, bahkan di tengah era digital yang serba instan. (sat)

     

  • Semburan Gas Setinggi 20 Meter di Prancak Sumenep Terulang

    Semburan Gas Setinggi 20 Meter di Prancak Sumenep Terulang

    JATIMPEDIA,  Sumenep – Warga Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, kembali dikejutkan oleh fenomena alam tak biasa.
    Pada Senin (26/5/2025) pagi, sebuah sumur bor tiba-tiba menyemburkan air bercampur gas dengan tekanan tinggi hingga mencapai ketinggian sekitar 20 meter.
    Kejadian ini bukanlah yang pertama. Pada pertengahan Maret 2025 lalu, sumur milik Muhammad Suji (43) tersebut juga mengeluarkan semburan serupa.
    “Wujud semburannya masih sama dengan yang sebelumnya,” ujar Suji kepada sejumlah awak media, Senin (26/5).
    Ia menyebutkan bahwa selain air dan gas, semburan kali ini juga membawa kerikil dan lumpur. Namun, keluarnya material padat tersebut tidak berlangsung terus menerus.
    “Kerikil dan lumpurnya kadang-kadang ikut naik, tapi tidak konsisten,” tambahnya.
    Suji menduga bahwa semburan sudah mulai terjadi sejak Minggu malam (25/5/2025), tetapi warga baru menyadarinya saat matahari terbit keesokan harinya.
    “Kalau yang pertama kali muncul sekitar Maret kemarin, semburannya sempat berhenti sendiri. Kami tidak melakukan penanganan khusus, hanya menutup ala kadarnya saja,” jelasnya.
    Ia juga mengingat kembali pengalaman warga saat mencoba melempar kerikil ke dalam sumur tersebut.
    “Waktu itu airnya memang ada, tapi kedalamannya cukup jauh. Saat dilempar kerikil ke dalam, terdengar suara seperti ledakan,” paparnya.
    Berbeda dari sumur-sumur bor lain di desa itu yang umumnya menghasilkan air tawar dengan aroma telur busuk, air dari sumur milik Suji memiliki ciri khas tersendiri, terasa asin dan berbau gas menyengat.
    “Di sini ada sekitar 40 titik sumur bor, tapi baru dari sumur ini yang airnya asin dan baunya seperti gas. Baru kali ini kejadian seperti ini muncul di desa kami,” ucap Suji.
    Hingga berita ini ditulis, belum ada petugas dari pihak berwenang yang turun ke lokasi untuk menangani atau meneliti fenomena tersebut.
    “Belum ada yang datang ke sini untuk cek langsung,” ungkap Suji.
    Sebelumnya, saat semburan pertama terjadi, tim dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur bersama SKK Migas sempat mendatangi lokasi dan melakukan pengukuran kandungan gas dengan alat detektor khusus.
    Mereka memeriksa keberadaan zat seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, dan metana.
    Berdasarkan hasil pengujian, kandungan gas yang ditemukan dinyatakan tidak bersifat racun, namun tetap memiliki risiko tinggi terbakar apabila terpapar api terbuka. (ris)