Tag: #Alpukat

  • Bupati Bojonegoro Tanam Alpukat di Lahan Perhutani Dander

    Bupati Bojonegoro Tanam Alpukat di Lahan Perhutani Dander

    JATIMPEDIA, Bojonegoro – Bupati Bojonegoro Setyo Wahono di dampingi Wabup Nurul Azizah melakukan tanam Alpukat di lahan Perhutani wujudkan hutan produktif dan berkelanjutan yang bekerjasama dengan DKPP Bojonegoro dengan KPH Bojonegoro di Wanawisata Desa Dander. Sebanyak 800 pohon alpukat yang di tanam terdiri dari jenis miki 400 dan siger 400 di tanam di lahan perhutani seluas 5 Hektare yang nantinya akan di kelola oleh Gapoktan Sumbermakmur Desa Dander.

     

    Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dalam arahannya menyampaikan, Penanaman alpukat ini sebagai wujud sinergi antara Pemkab Bojonegoro dengan perhutani dalam rangka membangun hutan, melestarikan, memperbaiki, serta memberikan dampak positif dan kemanfaatan ekonomi bagi masyarakat.

    “Dari DKPP dan Perhutani sudah berjuang bersama sama untuk memperbaiki tata kelola dan struktur hutan yang bermanfaat yang bisa menjaga bencana dan memperbaiki alam,” terangnya.

    “Kami berharap ada dukungan dari masyarakat, Pemdes, Perhutani dan semua pihak agar program ini dapat berhasil dan mampu memberikan manfaat lebih kepada masyarakat juga memperbaiki lingkungan yang lebih lestari,” ucap Bupati.

    Sementara itu, Plt Kepala Dinas DKPP Zainal Fanani mengatakan, Maksud di selenggarakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, dengan varietas ini untuk dataran rendah yang sudah terbukti usia panen dengan masa panen sekitar 2,5 tahun.

    Tujuannya agar hutannya tetap menjadi hijau, tertanami dengan jenis-jenis tanaman berkayu, sehingga nanti bisa memperkuat tebing atau perakaran yang ada di wilayah ini, harapannya dengan penanaman berbagai jenis tanaman berkayu pada lokasi ini juga meningkatkan perlindungan tanah dan air untuk pencegahan erosi dan bencana alam seperti banjir bandang.

     

    Perlu diketahui, Penanaman alpukat di lahan hutan yang merupakan salah satu upaya untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para. petani penggarap di kawasan hutan.

    Penanaman alpukat ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga akan membantu menjaga keseimbangan ekosistem hutan dan meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya menjaga lingkungan.

     

    Penanaman alpukat di lahan hutan diharapkan dapat memberikan hasil yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan. Hal ini merupakan salah satu langkah strategis yang kita yakini akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian daerah. Buah alpukat, selain kaya manfaat bagi kesehatan, juga merupakan tanaman yang cocok untuk ditanam di lahan hutan, bahkan di dataran rendah hingga tinggi.

    Manfaat yang bisa kita petik dari penanaman alpukat di lahan hutan diantaranya : Menjadi bagian dari upaya rehabilitasi hutan dan peningkatan kualitas lingkungan, Memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat, menjadi sumber pendapatan baru bagi petani dan meningkatkan kesejahteraan petani sekitar hutan, Dapat menjadi peluang untuk mengembangkan potensi daerah. Alpukat dapat menjadi produk unggulan daerah dan meningkatkan daya tarik wisata alam.

     

    Dalam acara tersebut hadir juga Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan dan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia,  kepala OPD terkait, Kepala Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, ADM Perhutani se – Kabupaten Bojonegoro, Forkopimcam Kecamatan Dander, Kepala Desa Dander, Penyuluh, Kelompok Tani, LMDH dan seluruh petani yang hadir. (sat)

  • Gubernur Khofifah Kenalkan Alpukat Kelud Berukuran Jumbo Asli Kediri

    Gubernur Khofifah Kenalkan Alpukat Kelud Berukuran Jumbo Asli Kediri

    JATIMPEDIA. Kediri – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Desa Wisata Jambu yang terletak di Desa Jambu, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri pada Sabtu (15/3).

    Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah melihat dan berkeliling kebun Alpukat Kelud asli Kab. Kediri. Alpukat Kelud disebutnya memiliki keunikan karena memiliki bentuk yang lebih besar dengan biji yang sangat kecil dibandingkan dengan Alpukat pada umumnya.

    “Saya sudah mendengar cukup lama, varietas Alpukat Kelud. Kalau di sosial media seringkali disebut tanpa biji. Walaupun ada bijinya kecil di ujung,” ungkap Khofifah.

    Gubernur Khofifah bahkan mengaku takjub melihat ukuran buah Alpukat yang beratnya bisa mencapai 1,8 kg. Dengan warna daging buah yang kuning dan lembut serta biji yang kecil, Alpukat Kelud sangat potensial menjadi rekomendasi di berbagai daerah, bahkan nasional dan internasional.

    “Ini artinya ada proses kreativitas dan inovasi. Karena ini proses pembibitannya dilakukan oleh Pak Agus sendiri. Dan inovasi yang sudah beliau lakukan sudah mencapai 70 varietas Alpukat,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Gubernur Khofifah juga berpesan agar seluruh inovasi dan ide tersebut bisa segera diproses Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) nya.

    “Karena ini original, ide kreatif beliau inovasi beliau dan bisa dijadikan referensi bersama bagi mereka yang memang memiliki _passion_ di sektor agrobis ini,” pesannya.

    Untuk itu, Gubernur Khofifah secara khusus mengapresiasi segala bentuk inovasi dan kreativitas masyarakat di sektor Agrobis seperti yang ada di Desa Wisata Jambu Kediri. Harapannya, bisa menjadi contoh dan referensi bahwa semua daerah bisa melakukan inovasi hingga pembudidayan sesuai dengan kondisi wilayahnya masing-masing.

    “Tentu pemerintah sangat berterima kasih kepada masyarakat yang berinovasi dan memiliki kreativitas seperti pak agus ini. Termasuk juga bisa menjadi wisata edukasi bagi masyarakat,” kata Khofifah.

    Tidak hanya itu, para penggiat Agrobis juga diharapkan bisa melihat tren atau kegemaran yang tengah populer di masyarakat. Seperti tren _hampers_ atau ucapan selamat yang populer dalam bentuk pohon buah atau bunga dalam pot. Hal ini, selain bisa mendatangkan keuntungan juga bisa menjadi upaya bersama untuk menjaga alam sekitar.

    “Saya ketika melihat tanaman, buah, dan bunga itu rasanya _happy_ banget. Ini artinya kita didorong terus untuk melakukan seluruh daya dukung lingkungan alam yang ada di sekitar kita,” pungkasnya.

    Sementara itu, pemilik kebun Alpukat, Agus Joko Susilo mengaku sangat bangga dan termotivasi atas kunjungan Gubernur Khofifah. Ia mengaku telah melakukan berbagai inovasi khususnya untuk buah Alpukat hingga mencapai 70 varietas.

    “Bu Gubernur adalah salah satu penyemangat kami. Dan produk unggulan disini adalah Alpukat Kelud, dimana nama itu kami ambil dari nama Gunung Kelud yang ada di Kediri. Panjangnya bisa sampai 40 cm dengan berat 1,8 kg,” tuturnya. (ind)