SKK Migas Dorong PHE Jalankan Program Untuk Capai target

JATIMPEDIA, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong Subholding Pertamina Hulu Energi (PHE) berkomitmen terus memperkuat kolaborasi guna meningkatkan produksi minyak dan gas pada tahun 2024.

SKK Migas mengadakan pertemuan dengan PHE untuk mendorong program-program Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang berada di bawah Subholding Upstream (SHU) PHE agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, memberikan arahan kepada PHE untuk segera mencari solusi atas kendala yang ada serta melakukan inovasi dan metode kerja “out of the box” sehingga dalam waktu tiga bulan ke depan, kinerja operasional KKKS yang berada di bawah SHU PHE dapat meningkat dan mencapai target.

Dwi juga meminta agar PHE mulai mempersiapkan pelaksanaan program 2025, sehingga pada Januari 2025 nanti, program tersebut sudah dapat berjalan.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada manajemen PHE Group atas fasilitasi pertemuan ini. Oleh karena itu, kami mengajak untuk saling terbuka dengan kejernihan pikiran dan keteguhan hati agar diskusi dapat berjalan dengan semangat kolaborasi dan berorientasi pada hasil, sehingga dapat memberikan kontribusi paling optimal bagi produksi migas nasional. Saat ini, fokus utama kita adalah produksi, produksi, dan produksi. Gas sudah mulai meningkat, namun minyak kita masih menghadapi tantangan,” kata Dwi.

Baca Juga  HCML Sabet Penghargaan Outstanding Empowerment Energy Resilience

Dwi juga mengungkapkan bahwa Pertamina telah menguasai mayoritas blok migas di Indonesia, sehingga peran Pertamina di sektor hulu sangat dominan. Negara dan SKK Migas sangat bergantung pada agresivitas Pertamina. “Mungkin diperlukan perubahan regulasi agar harapan pemerintah dapat terpenuhi, karena capaian lifting migas akan sangat ditentukan oleh kinerja KKKS yang berada di bawah Pertamina,” jelas Dwi.

Dwi menambahkan bahwa pertemuan ini harus ditindaklanjuti dengan kegiatan focus group discussion (FGD) untuk mendiskusikan mekanisme kemitraan Pertamina dengan pihak lain.

Terkait komersialisasi, Dwi meminta agar dibentuk organisasi yang menangani hal tersebut untuk memperkuat aspek legal. “Kuncinya, tidak boleh ada produksi yang terganggu karena masalah administrasi komersialisasi,” tegas Dwi.

Baca Juga  SKK Migas dan KKKS Jabanusa Ajak 43 Pemred Tanam Mangrove di Pantai Kulunprogo DIY

Dwi juga menyampaikan kepada Pertamina mengenai pentingnya manajemen aset, karena aset tersebut adalah milik negara sehingga harus ditangani dengan baik. Di KKKS harus ada organisasi khusus yang ditugaskan untuk menangani hal ini, termasuk KKKS di bawah SHU PHE. Aset harus tercatat dengan baik dan memiliki pengamanan yang memadai.

“Keberhasilan target pemboran sumur pengembangan, yang saat ini ditargetkan sebanyak 932 sumur pengembangan di tahun 2024, sangat bergantung pada kontribusi KKKS di bawah Pertamina. Ini juga harus menjadi perhatian utama agar target bisa dicapai hingga akhir tahun. Terkait kebutuhan fiskal term, kami siap untuk memperjuangkannya,” ujar Dwi.

Di tempat yang sama Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Salim, menyampaikan perkembangan dan capaian KKKS dalam SHU PGE dihadapan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dan jajarannya, saat berdiskusi bersama.

Untuk aspek drilling,Chalid meyampaikan bahwa saat ini terus melakukan upaya agar bisa mengejar dari aspek kuantitas maupun kualitas.

Baca Juga  Pertagas Niaga Teken Kerjasama dengan Likuid Nusantara Gas

Chalid juga menyampaikan perkembangan terkait isu komersialisasi dan permohonan persetujuan terkait PJBG kepada SKK Migas.

Chalid menyampaikan bagaimana Pertamina telah memberikan perhatian terhadap manajemen aset termasuk pengamanannya. Dia menginformasikan pula potensi LPG yang ada di PHE ONWJ, Senoro dan Jambi Merang beserta progress yang ada, antara lain di Jambi Merang sudah dilakukan kajian. Adapun untuk Senoro saat ini sedang dalam beauty contest.

Pada kesempatan tersebut, Chalid juga menjabarkan perkembangan terkait pengelolaan CO2 yang saat ini sudah menjalin kemitraan dengan perusahaan Jepang Japex, yaitu untuk di Jambi Merang dan Sukowati. Adapun untuk EOR, dia menyampaikan sedang menjajaki kemitraan dengan Sinopec dan sudah ada short list 5 lapangan kandidat, 4 di Pertamina EP dan 1 di ONWJ.

Chalid pada pertemuan tersebut menyampaikan terima kasih atas kerja sama dengan SKK Migas yang sangat baik, terutama dalam perbaikan fiskal dan insentif. “Sekali lagi mohon dukungan,” kata dia. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *