SKK Migas Catat Ekspor LNG Hingga Kuartal III-2022 Capai 98,8 Kargo

Jakarta, JP – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatat realisasi LNG yang diproduksi oleh dua kilang LNG utama di tanah air mencapai 138,5 kargo hingg September atau kuartal III tahun 2022. Dari realisasi tersebut sebanyak 57,3 kargo diproduksi dari kilang Bontang.

“Sisanya sebanyak 81,2 kargo diproduksi oleh kilang Tangguh,” kata Arief Setiawan Handoko, Deputi Monetisasi dan Keuangan SKK Migas seperti dikutip, Kamis (20/10).

Lebih lanjut Arief menjelaskan proyeksi produksi LNG hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai 199,4 kargo. “Bontang 82,3 kargo dan Tangguh 117,1 kargo. Jadi sampai akhir tahun hampir 200 kargo” ungkap Arief.

Sementara berdasarkan data SKK Migas hingga September lalu  yang diekspor mencapai 98,8 kargo. Secara total hingga akhir tahun ini LNG yang diekspor mencapai 144,4 kargo sehingga ada Sepanjang bulan Oktober hingga Desember ini akan ada ekspor 45,6 kargo.

Baca Juga  PGN Pastikan Layanan Gas Bumi Aman dan Handal Selama Idul Fitri 1445 H

Sementara untuk penggunaan domestik hingga September ada 39,7 kargo LNG. Diproyeksikan sepanjang bulan Oktober hingga akhir tahun nanti jumlah LNG yang dipasok untuk dalam negeri sebesar 15,3 kargo sehingga total tahun ini penggunaan LNG untuk domestik sebesar 55 kargo.

Arief menjelaskan pemerintah memprioritaskan kebutuhan gas domestik. Ini dibuktikan dengan pemenuhan kebutuhan yang kemudian dipasok dari Uncommitted LNG untuk pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebesar 100 ribu M3 pada bulan September lalu.

Selain itu juga dilakukan lifting pada bulan Oktober ini untuk memenuhi kebutuhan PIM sebesar 96 M3 dan Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebesar 40 M3.

“Kita utamanakan kebutuhan domestik,kita penuhi kebutuhan PIM untuk reaktivasi kebutuhan kilang PIM 1 memasok kebutuhan gas di PHR,” ujar Arief.

Baca Juga  Pertamina Drilling Manfaatkan AI Dukung Penerapan HSSE

Hingga kuartal III tercatat 39,7 kargo atau sekitar diperuntukkan untuk kebutuhan domestik dimana sebagian besar dipasok untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik yakni sebanyak 38,4 kargo atau 96%. Sementara sisanya untuk industri dan pabrik pupuk. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *