Produk Skincare Beri Kontribusi 50 Persen Penjualan Viva Cosmetics
Surabaya, JP – Industri kosmetik PT Vitapharm (Viva Cosmetics) mencatat penjualan kosmetik Viva tumbuh satu digit tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar disumbang dari produk skincare sebanyak 50 persen.
“Bahkan sejak pandemi 2020, industri kosmetik tumbuh terutama untuk produk skincare dan dekoratif. Ini disebabkan karena selama pandemi orang banyak di rumah, yang mungkin dulunya jarang merawat wajah, lalu sekarang lebih intensif merawat wajah, rambut dan badan,” kata Direktur Distribusi Viva Cosmetics Indonesia Timur, Yusuf Wiharto, Rabu (9/11).
Yusuf menambahkan, hingga akhir tahun ini perseroan optimistis penjualan Viva akan tumbuh lebih bagus lagi, apalagi di sepanjang 2022 ini perseroan mengeluarkan 15 produk baru seperti lip cream dengan 5 varian warna, make-up kit dengan 2 varian, hingga produk shampoo, hair mist, dan micellar water.
“Kami harus selalu berinovasi dengan produk baru sesuai kebutuhan konsumen agar dapat tetap bertahan di tengah persaingan yang semakin kuat,” imbuhnya
Di tempat yang sama Pjs. Direktur PT Vitapharm (Viva Cosmetics), Hermin Harsono mengatakan sepanjang tahun ini memang banyak gejolak perekonomian global yang juga mempengaruhi industri kosmetik dalam negeri, salah satunya kenaikan harga bahan baku hingga bahan bakar minyak (BBM).
“Industri kosmetik tentu terpengaruh ekonomi global, tapi kita harus siap menghadapi perubahan yang akan datang karena kosmetik kan bukan kebutuhan, otomatis dengan kenaikan harga BBM saja, orang akan mengamankan perutnya dulu dan transportasi, baru kebutuhan kosmetik,” ujarnya.
Dia mengatakan komposisi bahan baku kosmetik sendiri sebanyak 80 persen adalah impor, dan 20 persen di dapat dari dalam negeri. Kenaikan harga bahan baku impor tentunya dapat mengerek harga jual produk di konsumen.
“Kita di Viva ada beberapa produk yang naik harga, tapi tidak semua dan itupun naik sedikit karena kami mengutamakan supaya harga produk kosmetik tetap terjangkau seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Selain itu, katanya, di tengah persaingan industri yang semakin ketat karena bermunculan industri-industri baru, terutama UMKM ini membuat perseroan harus menahan dalam kenaikan harga
“Untuk menghadapi ini, kita terus berinovasi dengan mengeluarkan produk-produk yang sedang nge-tren dan diminati pasar. Dari yang kita pelajari sekarang ini sedang tren produk serum, untuk itu tahun depan kami akan banyak meluncurkan berbagai serum,” imbuhnya. (eka)