PJT I, CISPDR China dan Indra Karya Kolaborasi Kelola SDA-EBT

JATIMPEDIA, Bali Perum Jasa Tirta (PJT) I, Changjiang Institute of Survey, Planning, Design and Research (CISPDR) China serta PT Indra Karya (Persero) sepakat melakukan kerja sama pengelolaan sumber daya air (SDA) dan energi baru terbarukan (EBT).

Kerja sama tersebut disepakati melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Pgs. Direktur Utama PJT I Milfan Rantawi, Chairman of the Board CISPDR Xiangyang Hu dan Direktur Utama PT Indra Karya Gok Ari Joso Simamora di sela-sela World Water Forum (WWF) 2024 di Bali.

Pgs. Direktur Utama PJT I, Milfan Rantawi dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat mengatakan WWF ke-10 menjadi ajang dan sarana yang tepat berkumpulnya para stakeholder dan shareholder terkait untuk membahas isu terkait air.

Baca Juga  PLN Group Borong Penghargaan CSR Awards 2024 Kementerian Desa PDTT

“Tentunya pertemuan berbagai pihak didukung oleh stakeholder terkait menjadi upaya bersama untuk memetakan isu strategis seputar pengelolaan SDA, energi dan sejumlah isu penting lainnya,” ujar Milfan.

Penandatanganan MoU tripartit antara PJT I, CISPDR dan PT Indra Karya menjadi salah satu upaya untuk menyelesaikan bersama isu strategis yang dihadapi seluruh pihak.

“Harapan saya, kerja sama ini dapat meningkatkan hubungan antara Indonesia dan China dalam skala yang lebih luas, khususnya dalam hal meningkatkan kapasitas pengembangan pengelolaan SDA di Indonesia,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, isu green energy juga menjadi krusial dan diharapkan kerjasama tersebut memberikan dampak. Seperti mempercepat eskalasi implementasi penerapan green energy untuk mendukung program pemerintah Indonesia.

Baca Juga  SIG Dorong Semen Hijau Sebagai Katalis Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan

Dengan menggandeng CISPDR dan Indra Karya, Milfan meyakini dapat menciptakan sinergi bagi seluruh pihak terkait. Bahkan, ia optimistis mampu memberikan efek positif bagi Indonesia dan China secara umum dan tentunya kepada seluruh pihak terkait.

“Solusi inovatif dan berkelanjutan ini diharapkan dapat diperoleh agar kedepannya kita dapat menemukan solusi efektif pengelolaan SDA dan penerapan EBT di Indonesia yang lebih ramah lingkungan,” tuturnya. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *