PalmCo Targetkan 2,1 Juta Bibit Unggul Diserap Petani

JATIMPEDIA, Jakarta – Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III melalui subholding PTPN IV PalmCo menargetkan penyerapan bibit sawit unggul bersertifikat oleh petani mencapai 2,1 juta hingga akhir 2024.

Langkah yang sejalan dengan program pemerintah dalam merevitalisasi sawit renta milik petani dan memangkas disparitas produktivitas sawit rakyat jika dibandingkan dengan korporasi tersebut dilakukan dengan memperluas sentra penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat di dua Provinsi, Riau dan Jambi.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa mengatakan, saat ini perusahaan milik negara yang mengelola perkebunan sawit terluas di dunia itu telah menyiapkan lima sentra pembibitan sawit unggul siap tanam.

“Sejak digulirkan kali pertama pada 2021, kami mempelajari bahwa permintaan petani akan keberadaan bibit sawit unggul bersertifikat terus meningkat. Oleh karena itu, hingga akhir tahun ini, program ini diperluas tidak hanya di Riau, namun juga di Provinsi Jambi,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip Rabu (9/10/2024).

Baca Juga  PTPN 1 Regional 4 Perluas Lahan Tanam

Lebih jauh Jatmiko menjelaskan, sejak pertama diluncurkan hingga akhir kuartal III-2024, sedikitnya 1,6 juta bibit sawit telah diserap para petani di kedua provinsi tersebut. PalmCo memprediksi 2,1 juta bibit akan habis diboyong petani yang tengah menyiapkan areal mereka untuk kebutuhan peremajaan sawit sampai akhir tahun.

“Kami menargetkan 2,1 juta bibit unggul bersertifikat dapat dibeli oleh petani, termasuk petani nonplasma,” tukas Jatmiko.

Ke depan, Jatmiko yang kini fokus melakukan percepatan peningkatan kinerja seluruh lahan kelapa sawit yg dimiliki oleh PTPN Group menjelaskan, program penyediaan bibit sawit unggul akan diperluas di berbagai provinsi di Indonesia, mulai dari Sumatra hingga Kalimantan.

“Niat dan mimpi kami hanya satu, bagaimana petani mendapatkan hasil produksi sawit mereka secara maksimal, sehingga disparitas antara petani dan korporasi yang cukup tinggi saat ini bisa dipangkas. Langkah pertama yang harus dibenahi ada pada penyediaan bibit unggul,” ujar dia.

Baca Juga  OJK : Tabungan Masyarakat Capai Rp 7.515 Triliun

Data survey Pusat Penelitian Kelapa Sawit menunjukkan, para petani sawit masih kerap terjebak dengan keberadaan bibit sawit palsu. Ada sejumlah alasan yang membuat mereka terjebak, di antaranya 37% menjadi korban penipuan, 14% tergiur harga murah, 20% tidak mengetahui cara membeli benih yang legal.

Di samping itu, 12% di antara petani terjebak penggunaan bibit palsu, karena rumitnya persyaratan yang harus dipenuhi, 10% tidak mengetahui lokasi pembelian benih legal, serta 4% petani menyatakan akibat jarak tempuh dari lahan sawit ke produsen benih legal yang cukup jauh.

Menurut Jatmiko, menyediakan bibit unggul bersertifikat yang mudah di akses dan transparan adalah keharusan jika ingin meningkatkan produktivitas sawit rakyat.

Baca Juga  PTPN I Regional 4 Gelar Pameran Fotografi Gedung Heritage HVA

PalmCo kini memberikan kemudahan akses pembelian melalui aplikasi khusus yang bernama Sawit Rakyat Online (SRO). Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV Irwan Perangin-Angin menambahkan bahwa aplikasi yang telah diunduh 10 ribu kali itu dirancang sesederhana mungkin sehingga para petani terbantu untuk memperoleh informasi teranyar terkait ketersediaan bibit di masing-masing sentra.

PTPN IV sendiri mengusahakan beragam jenis bibit sawit varietas unggul dengan rata-rata produktivitas tandan buah segar di atas 30 ton per hektare per tahun. (raf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *