Oktober, Okupansi Hotel di Kota Malang Naik 64,30 Persen
Jakarta, JP – Okupansi atau tingkat hunian hotel di Kota Malang pada Oktober 2022 mencapai 64,30 persen. Dibanding periode sebelumya, okupansi ini naik karena didukung dengan ramainya kegiatan paket meeting inventian convetion dan eksebisi.
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, menyebutkan, okupansi hotel sebesar itu lebih tinggi dari rerata Jatim yang mencapai 56,35 persen dan nasional 52,31 persen. “Secara bulanan berarti tumbuh 7,95 poin dan tahunan 18,19 poin,” katanya, Kamis (1/12).
Rerata lama menginap tamu, kata dia, mencapai 1,47 hari, Jatim 1,52 hari, dan nasional 1,66 hari dengan rinci tamu nusantara di Malang 1,40 hari, Jatim 1,52 hari, dan nasional 1,59 hari. Tamu mancanegara, Kota Malang 1,82 hari, Jatim 2,52 hari, dan nasional 2,73 hari.
Kenaikan okupansi hotel juga didorong banyaknya aktivitas di akhir tahun anggaran dengan banyaknya digelar MICE. Selain itu ditunjang dengan bertambahnya hotel-hotel yang representatif untuk event-event besar.
Joko Budi Santoso, pengamat ekonomi UB menilai kenaikan harga BBM pada September tampaknya tidak berpengaruh pada sektor pariwisata pada Oktober. Hal ini dibuktikan dengan TPK yang meningkat pada Oktober.
Situasi ini, didukung dengan peningkatan penggunaan fasilitas perhotelan untuk kegiatan pemerintah daerah dan bisnis. Pada Oktober, banyak pemerintah daerah menggunakan fasilitas perhotelan untuk menunjang pembahasan yang efektif terkait pembahasan P-APBD 2022 dan R-APBD tahun 2023.
Selain itu, pelaku wisata malang raya yang terus berinovasi mendorong peningkatan kunjungan wisata selama Oktober. Bertambahnya obyek wisata dan inovasi shopping center (mal) yang gencar menawarkan one stop shopping (belanja, kuliner, wisata) dan new experience dalam berbelanja semakin menambah daya tarik Kota Malang dan Kota Batu sebagai daerah tujuan wisata.
“Fakta ini dapat diihat di mal-mal Kota Malang dan Batu menawarkan berbagai spot instagramable yang menarik minat pengunjung,” ujarnya. (sat)
