Jelang Tutup Total Jalur Gumitir, Petugas Ukur Jalan dan Polisi Tugas Jaga Jalan
JATIMPEDIA, Jember – Aktivitas persiapan jelang penutupan total Jalur Gumitir, yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi, mulai tampak di lapangan. Sejumlah petugas terlihat melakukan pengukuran jalan di kawasan tikungan Mbah Singo, Kecamatan Silo, Rabu (23/7/2025).
Titik ini merupakan salah satu lokasi utama pekerjaan proyek preservasi jalan nasional yang akan berlangsung selama dua bulan.
Seiring itu, sejumlah truk pengangkut material konstruksi juga sudah mulai berdatangan. Penutupan total Jalur Gumitir akan dimulai pada Kamis, 24 Juli 2025 pukul 00.00 WIB hingga 24 September 2025.
Perlu diketahui, proyek ini merupakan bagian dari Preservasi Jalan dan Jembatan Tahun Anggaran 2025 oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali. Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali, Gunadi Antariksa, menyebutkan bahwa penutupan dilakukan demi menjaga keselamatan pengguna jalan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan berat.
“Penutupan total menjadi opsi paling aman karena risiko benturan alat berat dengan pengguna jalan sangat tinggi, apalagi lokasi pekerjaan berada di jalan sempit dan rawan longsor,” ujar Gunadi dalam rilis tertulisnya, Senin (21/7/2025) kemarin.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Jember AKP Bernardus Bagas Simarmata melalui KBO Satlantas Polres Jember, Ipda Robert Evan saat dikonfirmasi di Satlantas Polres Jember.
Jelang penutupan jalan, ia menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan personel untuk berjaga di beberapa titik strategis. Guna mengatur lalu lintas dan mencegah kendaraan berat masuk ke jalur yang ditutup.
“Petugas akan berjaga mulai malam ini, tepat sebelum penutupan resmi dilakukan pukul 00.00 WIB. Kami tempatkan dua anggota di mulut Jalur Gumitir dekat Warung Biru, Desa Garahan, serta dua personel lainnya di sekitar Gapura Merawan, yang merupakan akses jalur alternatif roda dua,” kata Ipda Robert Evan, Rabu (23/7/2025).
Namun demikian, lanjut Robert, terkait jalur alternatif untuk kendaraan roda dua itu. Pihaknya tidak menyarankan untuk melintas.
“Kenapa? Karena jalur tersebut tidak dibuka untuk umum. Juga karena, jalur tersebut hanya untuk orang-orang (warga) setempat,” ujarnya.
Menurut Robert, jalur alternatif unuk roda dua itu kurang memadai.
“Juga karena tidak penerangan (lampu PJU). Juga bahaya karena sepi. Sehingga hanya untuk warga setempat. Kemudian saran kami bagi pengendara, melintas di jalur alternatif yang sudah kami sosialisasikan jauh-jauh hari sebelumnya,” tuturnya.
Terkait rute atau jalur alternatif yang dimaksud. Sosialisasi jauh-jauh hari sebelumnya, BBPJN telah berkoordinasi dengan Polri, Dinas Perhubungan, serta pemerintah daerah untuk menyiapkan pengalihan arus.
Berikut skema pengalihan rute yang dimaksud:
Semua kendaraan (roda dua, empat, dan enam) dari Jember ke Banyuwangi dan sebaliknya dialihkan melalui rute Bondowoso – Situbondo – Banyuwangi.
Kendaraan berat lebih dari 15 ton tidak diperbolehkan melalui jalur Situbondo karena terdapat jembatan darurat (bailey). Mereka diarahkan melalui jalur Pantura: Lumajang – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi.
Untuk kendaraan dari Surabaya dan Lumajang ke Banyuwangi, bisa melewati Leces – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi.
“Selama penutupan, pengendara akan diarahkan ke jalur alternatif ke Bondowoso dan Situbondo. Khusus kendaraan barang dilarang masuk kawasan kota,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jember, Gatot Triyono saat dikonfirmasi terpisah, Selasa (22/7/2025) kemarin.
Pihaknya juga menyiapkan petugas dan rambu tambahan di beberapa simpang strategis seperti simpang tiga Sempolan, simpang SPBU Mayang, dan simpang empat Mangli.
Dengan penutupan ini, masyarakat diimbau untuk mematuhi rambu dan arahan petugas demi keselamatan dan kelancaran selama masa proyek berlangsung. (ind)