Jatim Bukukan Transaksi Rp1,05 triliun di Misi Dagang Lampung
JATIMPEDIA, Lampung – Provinsi Jawa Timur membukukan transaksi senilai Rp1,055 triliun dalam Misi Dagang dan Investasi dengan Provinsi Lampung di Kota Bandarlampung, Kamis.
“Capaian ini merupakan hasil sinergi dan kepercayaan antardaerah dalam mendukung produk dalam negeri. Ini adalah bukti nyata bahwa Jawa Timur terus berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan optimistis mewujudkan kekuatan pasar dalam negeri,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan diterima di Surabaya.
Total nilai transaksi dalam forum dagang ini mencapai Rp1.055.340.950.000, meningkat signifikan dibandingkan capaian tahun 2023 senilai Rp285,52 miliar.
Produk unggulan Jatim yang diminati antara lain rokok, kopi, gula merah, seafood, DOC & Pullet, sapi, benih tanaman, arang batok, hingga mesin las.
Sementara Lampung menawarkan produk seperti rajungan, karet lumb, udang, arang batok, vaname, dan jagung. Kedua daerah saling melengkapi sebagai produsen bahan baku dan industri hilir.
“Misi dagang ini adalah ikhtiar bersama untuk memperkuat ekosistem ekonomi domestik. Kita ingin memperbesar pangsa pasar komoditas unggulan daerah dan membuka peluang investasi baru antarprovinsi,” katanya.
Khofifah menambahkan perdagangan Jatim dengan Lampung tahun 2022 mencapai Rp13,06 triliun dengan surplus Jatim sebesar Rp11,03 triliun. Ia mendorong efisiensi logistik dan sinergi distribusi antarprovinsi.
“Transaksi yang berhasil dibukukan dalam misi dagang ini menunjukkan bahwa potensi perdagangan antarprovinsi sangat besar. Ini bukan hanya data statistik, tapi bentuk nyata geliat ekonomi daerah yang terus bergerak,” katanya.
Ia menekankan bahwa misi dagang bukan sekadar jual beli, melainkan membangun konektivitas ekonomi, memperkuat rantai pasok nasional, dan menciptakan pusat pertumbuhan baru di luar Jawa.
“Misi dagang ini bukan semata urusan transaksi jual beli, tapi bagian dari ikhtiar besar kita untuk menghadirkan penguatan pertumbuhan ekonomi nasional. Ini adalah bentuk konkret bagaimana antar daerah saling menguatkan dan membuka akses pasar seluas-luasnya bagi produk unggulan masing-masing,” katanya.
Gubernur Lampung Mirzani Djauzal menyebut Jatim sebagai mitra strategis karena ekosistem industrinya yang kuat serta mampu hilirisasi komoditas, terutama pertanian.
“Jatim sudah kuat industrinya, bahkan sudah mampu melakukan hilirisasi produk-produk pertanian. Kami di Lampung masih sangat membutuhkan tanaman-tanaman pangan seperti jagung. Kami mohon bantuan untuk bisa mensupport bibit-bibit unggul agar produksi kami bisa lebih maksimal,” katanya.
Tercatat 10 besar transaksi mencakup komitmen penjualan kopi Rp180 miliar, rokok Rp175 miliar dan Rp152,75 miliar, rajungan kupas Rp124,25 miliar, gula merah Rp77,76 miliar, seafood Rp54 miliar, DOC & Pullet Rp42,5 miliar, karet lumb Rp41,25 miliar, udang dan pangasius Rp28,5 miliar, serta ternak sapi Rp27 miliar.
Gelaran ini menjadi misi dagang ke-6 Jatim tahun 2025. Sejak 2019, total 41 misi domestik telah dibukukan dengan nilai transaksi Rp14,68 triliun, serta ekspansi luar negeri senilai potensi Rp1,6 triliun. (ind)