Industri Mamin Berkontribusi 38 Persen di Industri Olahan
Pasuruan, JP – Pemerintah terus mendorong adanya peningkatan ekspor untuk industri makanan dan minuman (mamin) karena merupakan motor pertumbuhan ekonomi utamanya Produk Domestik Bruto (PDB) nonmigas.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika dikonfirmasi di Pasuruan, Kamis mengatakan industri mamin menyumbangkan 38,38 persen terhadap industri pengolahan.
“Pada Januari sampai Juni 2022, ekspor mamin tercatat 21,3 miliar dolar Amerika, naik 8,6 persen dibanding periode yang sama di tahun 2021 atau sebesar 19,6 miliar dolar Amerika,” katanya saat peresmian pabrik pengolahan jagung basahnya (corn wet mill) di Pandaan milik Cargill di Pasuruan, Jawa Timur.
Ia mengatakan, di sisi investasi secara nasional sampai kuartal pertama 2022, investasi di industri mamin tumbuh 14,78 persen atau sebesar Rp41,07 triliun dibanding 2021 pada periode yang sama sebesar Rp35,78 triliun.
“Sedangkan industri pati jagung dan pemanis adalah industri antara karena berkaitan yang luas, yang mulai dari sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku jagung dan sektor industri mamin sebagai penggunanya. Produk pati jagung memiliki nilai tambah yang tinggi sebagai bahan baku pada industri mamin. Selain itu pati jagung bisa menjadi penolong industri biskuit, industri olahan daging, maupun tekstil,” kata Putu Juli Ardika seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan ada banyak kemanfaatan yang didapatkan dengan mulai beroperasi pabrik di Pandaan tersebut seperti membantu tercapainya target substitusi bahan baku pemanis dan sirup impor.
“Pertama kita bisa melakukan substitusi impor. Target tahun ini, substitusi impor bisa mencapai 35 persen dan ini tercapai,” ujarnya.
Hanya saja, kata dia, industri pati jagung dan pemanis masih dihadapkan pada kebutuhan bahan baku jagung yang mempersyaratkan spesifikasi khusus dengan kadar pati 70 persen. Sehingga sampai saat ini kebutuhan bahan baku industri jagung masih dipenuhi dari impor.
“Tahun 2022 kebutuhan jagung industri mencapai 1,6 juta ton. Ini adalah row model bagaimana kita tingkatkan food ingredient dan bio industrial. Kita sangat kaya dengan bahan baku. Ini levelnya harus ditingkatkan, tidak hanya di tepung jagung tetapi di sirup jagung,” katanya.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdalifah Mahmud mengatakan pengoperasian pabrik ini dipastikan akan mampu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan kinerja ekonomi Indonesia.
“Di sini akan bisa menyerap empat ribu tenaga kerja. Pastinya multiplayer efeknya sangat besar sekali. Masyarakat yang dapatkan pekerjaan bisa melakukan aktifitas, bisa punya daya beli lebih baik, komoditas terkait juga akan terdongkrak harganya. Mudah-mudahan ekonomi kita akan tumbuh lebih cepat lagi,” ujar Muzdalifah.
Managing Director Cargill Starches, Sweeteners, and Texturizers Asia, Ming Peng mengungkapkan, fasilitas Cargill yang baru ini memungkinkan perusahaan untuk membeli jagung dan mengubahnya menjadi pati dan pemanis berbahan dasar jagung, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan baik di pasar Indonesia maupun internasional.
“Kami percaya dengan pabrik baru ini, kami dapat lebih mendukung tujuan pemerintah dalam menumbuhkan industri makanan dan minuman Indonesia dengan meningkatkan kapasitas serta daya saing di pasar internasional,” ujarnya. (eka/ant)