Hadapi Musim Kering, Syngenta Bantu Petani Jagung Kediri
JATIMPEDIA, Kediri – Perusahaan pertanian multinasional, PT Syngenta Indonesia membantu petani jagung di Kabupaten Kediri mengantisipasi musim kering.
Sebab, memasuki semester kedua tahun 2025, sejumlah wilayah di Indonesia mulai menghadapi musim kering yang berpotensi diperparah oleh dampak perubahan iklim global. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani, khususnya petani jagung, terhadap potensi penurunan produktivitas akibat kekurangan air, gangguan hama, dan tekanan gulma.
Untuk itu, Syngenta Indonesia meluncurkan NK Perkasa Sakti, benih jagung hibrida berteknologi tinggi yang dirancang untuk menghasilkan produktivitas tinggi meski dalam kondisi lingkungan yang kurang ideal.
Adapun peluncuran ini digelar di Syngenta Learning Center, Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dan dihadiri oleh Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gunawan, SP, M.Si, Wakil Bupati Kediri Dewi Maria Ulfa S.T, perwakilan dari dinas pertanian, serta lebih dari 500 petani jagung dari Jawa Timur.
Pada agenda ini, Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gunawan, mengatakan berdasarkan data luas tanam PDPS seluas 5.311.674 hektare dan data BPS tahun 2024, produksi jagung mencapai 15,14 juta ton pipilan kering dengan KA 14 persen. Sementara realisasi penggunaan benih jagung bersertifikat pada tahun 2024 sebesar 191,81 persen atau mengalami pertumbuhan 14,89 persen dibanding tahun 2023 sebesar 176,92 persen.
Pada tahun 2025 ini, Pemerintah menetapkan sasaran produksi jagung sebesar 16,68 juta ton pipilan kering dengan KA 14 persen, dari luas tanam seluas 4,26 juta hektare, sedangkan alokasi bantuan benih jagung sebesar 300.000 hektare.
“Terima kasih kepada PT. Syngenta Indonesia yang telah menghasilkan banyak varietas jagung hibrida yang digunakan oleh petani. Tentunya, hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan varietas jagung hibrida di Indonesia,” kata Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gunawan, saat menghadiri peluncurkan benih jagung NK Perkasa Sakti, di Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Rabu (2/7/2025).
Ia menjelaskan, benih adalah komponen utama dalam produksi tanaman. Pemerintah terus mendukung pengembangan varietas-varietas baru. Hingga saat ini telah dilepas varietas jagung hibrida sebanyak 371 varietas. Hal ini merupakan hasil teknologi tinggi dengan menggunakan sarana prasarana yang relatif membutuhkan biaya cukup besar, maka Pemerintah terus mendorong swasta untuk merakit dan mengembangkan varietas-varietas tersebut.
“Jadi ketika musim kering datang dan kondisi cuaca semakin tidak menentu, petani membutuhkan benih yang tangguh, efisien, dan tetap produktif. NK Perkasa Sakti adalah jawaban kami dan kehadiran benih jagung bioteknologi ini punya keunggulan ganda, dirancang khusus untuk mendukung petani menghadapi dinamika iklim yang semakin ekstrem,” kata Customer Business Manager Syngenta Indonesia, Nguyen Huy Cuong.
Senada dengan Nguyen Huy Chong, Seed Marketing Head Syngenta Indonesia Imam Sujono menyatakan, wilayah Jawa Timur terutama Kabupaten Kediri, merupakan salah satu sentra jagung nasional. Dengan keunggulan yang dimiliki dan potensi hasil yang lebih besar sekitar 5-10 persen, keberadaan benih unggul seperti NK Perkasa Sakti sangat krusial untuk menjaga ketahanan pangan nasional, terutama di tengah ketidakpastian cuaca.
“Bahkan dalam keadaan optimal, potensi hasil NK Perkasa Sakti bisa mencapai 13,3 ton/hektare,” katanya.
Pada kesempatan ini, Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, menyebutkan, sangat mendukung dengan dihadirkannya benih jagung tersebut. Apalagi, dengan penduduk Kabupaten Kediri 1,7 juta jiwa dan mayoritas warga menggantungkan hidup dari sektor pertanian.
“Jagung adalah salah satu komoditas andalan di Kabupaten Kediri. Bahkan Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar ini merupakan sentra produksi jagung,” katanya.
Di tempat ini, Abubakar, petani jagung asal Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas Jember, Jawa Timur yang telah mencoba menanam jagung NK Perkasa Sakti mengaku merasakan efisiensi yang luar biasa pada saat mengendalikan gulma dan ulat penggerek batang.
“Jika saya amati dan bandingkan dengan jagung biasa, varietas baru ini lebih istimewa, tanaman sehat dan lebih tahan dari ulat penggerek batang. Kami menjadi tidak terlalu khawatir dengan serangan hama,” katanya.
Diketahui, peluncuran benih jagung bioteknologi yang sudah dikenalkan Syngenta sejak tahun 2024 lalu. Sementara, peluncuran di Kediri sekarang merupakan bagian dari program nasional Syngenta Indonesia yang sebelumnya juga dilakukan di Lampung; Bone, Sulawesi Selatan; Lamongan, Jawa Timur dan Grobogan, Jawa Tengah. (sat)