Dukung Program Konversi LPG, Dirjen Migas Dan Pertamina Berikan 905 Paket Konversi LPG ke Nelayan Gresik
Surabaya, JP – Sebagai bentuk dukungan terhadap program Kementerian ESDM mengenai konversi BBM ke LPG untuk nelayan, Pertamina Patra Niaga di regional Jatimbalinus membantu pelaksanaan sosialisasi program konversi BBM ke LPG.
Sosialisasi diberikan untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran dan dilanjutkan dengan kegiatan pemberian 905 paket konversi LPG kepada para nelayan. Paket diberikan Ditjen Migas Kementerian ESDM di Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Gresik, Jl. DR. Wahidin Sudiro Husodo No.44a, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada Sabtu (12/11).
Hadir pada acara tersebut yaitu anggota DPR RI Komisi VII, Dyah Roro, Tim Dirjen Migas, Hery Tjahjono, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gresik, Moch. Nadlelah, serta Sales Branch Manager Pertamina Patra Niaga wilayah Gresik, Arif Rohman Khakim.
Dalam sambutannya, Hery Tjahjono , mengatakan bahwa program konversi BBM ke LPG 3 kg ini adalah program berkelanjutan yang merupakan program kemitraan Kementrian ESDM dan Komisi VII DPR RI yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016.
“Kami bersama Pertamina telah melakukan program tersebut sejak 6 tahun lalu dan ditujukan kepada para nelayan dan petani di seluruh Indonesia untuk dapat menikmati program subsidi LPG 3 kg dari pemerintah, dan pada kesempatan hari ini diberikan kepada para nelayan di Kabupaten Gresik,” ujarnya.
Sementara itu, di lokasi terpisah, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani, mengatakan bahwa Pertamina akan memenuhi kebutuhan stok LPG 3 kg kepada para nelayan yang diberikan paket konversi tersebut.
Pada tahun 2022 ini ditargetkan sebanyak 5,386 paket konversi untuk petani dan 1,564 paket konversi untuk nelayan tersalurkan di wilayah Jawa Timur.
“Sebagai BUMN yang ditunjuk untuk menyediakan LPG 3 kg bersubsidi, Pertamina melalui Sub Holding Commercial & Trading yaitu Pertamina Patra Niaga tentunya akan memenuhi kebutuhan stok LPG tersebut. Terlebih, LPG 3 kg merupakan produk bersubsidi dan para petani merupakan salah satu objek pemberian subsidi oleh pemerintah,” ungkap Deden.
Terkait ketersediaan LPG sebagai bahan bakar utama, Deden menambahkan, bahwa saat ini Pertamina Patra Niaga juga terus memperluas jangkauan program One Village One Outlet (OVOO), yakni pemerataan pangkalan LPG 3 Kg yang menyasar tersedianya satu pangkalan di setiap desa atau kelurahan. “Harapannya, program konversi dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat besar bagi nelayan dan petani di Indonesia,” pungkas Deden. (eka)