Bapanas Salurkan 52.400 Ton Jagung SPHP untuk Peternak Layer UMKM

JATIMPEDIA, Jakarta  – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mulai menyalurkan 52.400 ton jagung kepada peternak layer mandiri skala mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung. Anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 78 miliar.

Program ini menyasar sekitar 2.000 peternak di tujuh provinsi sentra ayam di seluruh Indonesia, dengan penyaluran jagung dijual kepada peternak sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 5.500 per kilogram. “(SPHP akan kita salurkan) di tujuh provinsi sentra produksi dari peternak layer, tapi fokusnya di Jawa,” kata Arief di Jakarta.

Arief mengatakan, penyaluran jagung ini sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga harga di tingkat petani dan juga di tingkat peternak. “Jagung pakan ternak ini sudah di atas Rp 5.500, sehingga Bapanas ini punya skema SPHP. Jadi, bukan hanya beras, tetapi untuk produk yang lainnya hari ini kita bicara jagung,” ujar Arief.

Baca Juga  Kuartal I-2025, BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi 13,3 Persen

Dalam pelaksanaan program ini, Bapanas menunjuk Perum Bulog sebagai pelaksana, dibantu oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) yang memiliki data lengkap tentang peternak sasaran, mulai dari lokasi, kebutuhan, hingga jumlah jagung yang diperlukan.

“Jadi Pak Agung (Dirjen PKH) akan berkoordinasi dengan kita untuk menyiapkan daftar peternak yang telah diverifikasi, termasuk oleh pihak kelurahan. Kita ingin penyaluran ini benar-benar tepat sasaran,” tegasnya.

Dirjen PKH Agung Suganda menjelaskan, harga ayam dan telur di tingkat peternak saat ini sudah mendekati harga acuan yang ditetapkan pemerintah. “Selama ini harga ayam hidup dan telur di tingkat peternak sering kali berada di bawah harga pokok produksi. Tapi sekarang, alhamdulillah, harganya mulai mendekati harga acuan. Harga ayam hidup sekitar Rp 24.000 dan harga telur sekitar Rp 26.000,” jelasnya.

Baca Juga  Luas Lahan Panen Padi di Kota Malang Susut 4,96 Persen

Menurut Agung, hal ini menjadi kabar baik karena peternak broiler maupun layer mulai merasakan manfaat dari kebijakan stabilisasi yang dijalankan pemerintah. “Ini penting, karena selama ini peternak kita sering rugi. Sekarang, dengan kolaborasi antara pemerintah dan seluruh pelaku usaha peternakan, harga mulai membaik,” tambahnya.

Namun demikian, Agung juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan harga, terutama di tingkat konsumen. “Kalau harga di peternak sudah mendekati acuan, maka seharusnya harga di konsumen juga tidak jauh lebih tinggi dari harga acuan yang sudah ditetapkan. Pemerintah tentu akan terus menjaga keseimbangan ini,” pungkasnya.

Agung menekankan bahwa pakan, khususnya jagung, menjadi komponen terbesar dalam biaya produksi ayam dan telur, bahkan bisa mencapai lebih dari 50%. Karena itu, program SPHP jagung sangat penting untuk membantu menekan biaya produksi dan menstabilkan harga di seluruh rantai pasok. (sat)