Banyuwangi Kenalkan Budaya Pesantren Melalui ITdBI
JATIMPEDIA, Banyuwangi –Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadikan momentum ajang International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2024 untuk mengenalkan tradisi pesantren kepada seratusan pembalap sepeda dari berbagai negara.
Ajang balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2024 resmi dimulai hari ini dan etape pertama seratusan pembalap melintasi rute sejauh 136,2 kilometer dengan rute datar atau flat.
“Ini salah satu upaya mengkampanyekan nilai-nilai toleransi, dan tradisi pesantren merupakan ikon pendidikan asli nusantara yang mempunyai sejarah panjang dalam menyemaikan nilai-nilai Islam yang penuh damai. Inilah yang ingin kami sampaikan kepada pembalap dan khalayak luas,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Senin.
Start balap sepeda ITdBI 2024 di SMKN 2 Tegalsari dan finis di kantor Pemkab Banyuwangi, dan etape pertama ini menjadi ajang pembuktian para sprinter.
SMKN 2 Tegalsari merupakan sekolah vokasi yang berada di kawasan pondok pesantren, dan lokasi ini sengaja dipilih sebagai start etape pertama untuk mengenalkan tradisi pesantren kepada pembalap dari berbagai negara itu.
Menurut Bupati Ipuk, saat sesi sign-on di lokasi start para pembalap juga akan dikenalkan budaya sarung di Indonesia.
“Tour de Ijen kami manfaatkan juga untuk mengenalkan tradisi dan budaya-budaya nusantara, khususnya Banyuwangi. Harapannya, ini bisa memberikan kesan berbeda yang tidak mereka temukan saat mengikuti kompetisi serupa di negara lain,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia International Tour de Banyuwangi Ijen, Guntur Priambodo menjelaskan bahwa etape pertama akan menjadi ajang pembuktian bagi para sprinter karena didominasi lintasan-lintasan datar.
“Etape satu akan didominasi lintasan flat, ada tiga titik sprint yang bisa dimanfaatkan para sprinter untuk memburu poin,” katanya.
Tiga titik sprint itu berada di kilometer 42,4 Kalipahit, kilometer 66,8 Kantor Kecamatan Srono, dan kilometer 97,2 Karangsari.
“Pada etape satu kemungkinan besar juaranya adalah pembalap sprinter, tapi semua pembalap masih memiliki peluang yang sama,” kata Guntur (sat)