Ratusan Warga Serbu Pasar Murah, Gubernur Khofifah Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Harga
Gresik, JATIMPEDIA – Ratusan warga Gresik tampak antusias memadati halaman Masjid Raya Siti Hajar Al Madinah Kota Baru Driyorejo sejak pagi hari. Mereka menyerbu Pasar Murah yang digelar Pemprov Jawa Timur sebagai bagian dari program pengendalian inflasi dan ketahanan pangan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang hadir langsung menegaskan bahwa Pasar Murah menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat, khususnya saat harga pangan berfluktuasi. “Pasar Murah ini kami hadirkan agar masyarakat lebih tenang. Stok bahan pokok harus aman, harga terjangkau, dan distribusi lancar. Semua itu bagian dari ketahanan pangan,” ujarnya.
Dalam Pasar Murah kali ini, Pemprov Jatim menyediakan berbagai kebutuhan pokok di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Di antaranya beras premium Rp14.000/kg (HET Rp14.900/kg) dengan stok 500 kg, beras medium Rp11.000/kg (HET Rp12.500/kg) sebanyak 10 ton, gula pasir Rp14.000/kg (HET Rp17.500/kg), minyakita Rp13.000/liter (HET Rp15.700/liter), telur ayam Rp22.000/kg (HET Rp30.000/kg), bawang merah Rp28.000/kg (HET Rp41.500/kg), bawang putih sinco Rp24.000/kg (HET Rp38.000/kg), hingga tepung terigu Rp10.000/kg.
Tak hanya kebutuhan pangan, Pasar Murah juga melibatkan produk industri kecil menengah (IKM) lokal, sehingga ikut menggerakkan roda ekonomi masyarakat setempat.
Khofifah menegaskan, keberadaan Pasar Murah bukan hanya soal intervensi harga, melainkan juga bentuk kepedulian pemerintah agar masyarakat kecil tidak terbebani. “Ketahanan pangan bukan sekadar produksi. Yang terpenting adalah masyarakat bawah bisa membeli dengan harga wajar. Karena itu, Pasar Murah akan terus kita hadirkan di berbagai daerah Jawa Timur,” tandasnya.
Sebagai lumbung pangan nasional, Jawa Timur menurut Khofifah memiliki tanggung jawab ganda: menjaga suplai pangan ke daerah lain sekaligus memastikan rakyatnya sendiri tetap mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kegiatan ini disambut positif masyarakat. Rosyidah (48), warga Desa Petiken, mengaku sangat terbantu dengan adanya Pasar Murah. “Harganya jauh lebih murah daripada di toko, sangat terjangkau. Semoga bisa diadakan rutin, misalnya tiga bulan sekali,” ujarnya.(raf)