Pertamina Akan Perluas Produksi Avtur dari Minyak Jelantah

JATIMPEDIA, Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berencana untuk memperluas produksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) atau avtur yang diolah dari bahan baku Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.

“Ke depan, PertaminaSAF juga akan diujicobakan untuk diproduksi di Kilang Dumai dan Kilang Balongan,” ujar Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Kamis.

Saat ini, PertaminaSAF diproduksi oleh salah satu unit operasi KPI, yakni Kilang Cilacap.

Avtur yang mengandung campuran minyak jelantah itu, kata dia, telah melewati serangkaian pengujian kualitas yang ketat di laboratorium KPI Unit Cilacap dan juga di laboratorium eksternal independen Lemigas.

Pertamina juga telah melakukan penerbangan komersial perdana maskapai Pelita Air menggunakan PertaminaSAF dengan rute Jakarta-Denpasar pada Rabu (20/8).

Baca Juga  Hingga H-6, Konsumsi Pertamax Turbo Naik 90 Persen

Menurut Taufik, penerbangan itu bukan sekadar perjalanan udara biasa, melainkan tanda transisi energi yang semakin nyata di Indonesia.

“Penerbangan spesial ini sekaligus menjadi bukti kalau KPI bisa menjadi pelopor energi hijau di Indonesia. Produk ini membuktikan bahwa kita memiliki kapabilitas dalam memproduksi produk bahan bakar pesawat masa depan,” ujar Taufik.

Produksi Pertamina SAF dilakukan dengan teknologi co-processing, menggunakan Katalis Merah Putih buatan anak bangsa.

Menurut Taufik, PertaminaSAF merupakan upaya konkret dalam percepatan pengurangan emisi karbon, sebab kandungan karbon di dalamnya lebih rendah 81 persen dibanding avtur berbahan fosil.

“PertaminaSAF adalah bioavtur sustainable pertama yang memiliki sertifikat internasional sustainability ISCC CORSIA berbahan baku campuran UCO atau minyak jelantah yang diproduksi di Indonesia,” kata Taufik.

Baca Juga  BRIN Kembangkan Teknologi Ubah Minyak Kelapa jadi Bio-Jet Fuel

Keunggulan lain, titik beku (freezing point) PertaminaSAF melampaui standar internasional.

Taufik mengatakan, menurut standar internasional, spesifikasi titik beku avtur pada ketinggian yang jelajah pesawat komersial yakni minus 47 derajat celcius. Sementara di ketinggian yang sama, titik beku PertaminaSAF, bisa lebih rendah dari spesifikasi tersebut.

“PertaminaSAF tidak akan membeku di kondisi ekstrem, sehingga aman digunakan selama penerbangan. Aspek keselamatan yang sesuai bahkan melebihi standar internasional menjadikan produk ini memiliki nilai tambah yang semakin tinggi,” tutur Taufik.

PertaminaSAF didukung dengan ekosistem yang dibentuk oleh PT Pertamina (Persero), yang terdiri dari tiga perusahaan, yakni Kilang Pertamina Internasional, Pertamina Patra Niaga, dan Pelita Air Services.

Baca Juga  Satgas Drilling Pastikan Operasional Pengeboran Berjalan Aman Selama Libur Lebaran

KPI berperan sebagai pengembang teknologi dan produsen PertaminaSAF, Pertamina Patra Niaga bertugas menyiapkan stok UCO dan memasarkan produk, sementara Pelita Air Services menjadi pengguna PertaminaSAF untuk penerbangan.

“KPI dengan produk PertaminaSAF siap menjadi bagian dari dunia penerbangan masa depan. Inovasi ini akan menjadi keunggulan KPI dan kami optimis PertaminaSAF segera digunakan secara luas,” kata Taufik.(raf)