Gaya Hidup

Tradisi Mencak Sumping Banyuwangi Pikat Perhatian Turis Asing

JATIMPEDIA, Banyuwangi – Tradisi unik Mencak Sumping, warisan budaya asli Banyuwangi, kembali digelar oleh warga Dusun Mondoluko, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Jumat (6/6/2025). Acara ini tak hanya menjadi wadah pelestarian seni bela diri tradisional, tetapi juga menjadi magnet wisata budaya yang memikat perhatian hingga mancanegara.

Salah satu wisatawan asal Chili, Sebastian, menjadi bukti daya tarik acara ini. Ia mengaku datang setelah melihat flyer kegiatan Mencak Sumping di media sosial.

“Merupakan pengalaman yang luar biasa bagi saya untuk ikut meramaikan kegiatan tradisional di sini. Saya turut bangga bisa bergabung dengan orang-orang yang penuh keramahtamahan,” ungkap Sebastian, Kamis (6/6/2025).

Aksinya pun disambut meriah oleh ratusan penonton yang memberikan tepuk tangan dan sorakan. Mencak Sumping sendiri merupakan pertunjukan pencak silat yang dikombinasikan dengan iringan musik khas Banyuwangi yang rancak dan dinamis.

Baca Juga  Gapasdap Usulkan Penambahan Armada Kapal Urai Kepadatan Penyeberangan Ketapang - Gilimanuk

Pendekar dari berbagai usia—dari anak-anak hingga lansia, laki-laki maupun perempuan—menampilkan jurus-jurus silat dengan tangan kosong maupun bersenjata. Aksi mereka memukau penonton dengan gerakan lincah dan energik, mencerminkan kekayaan budaya dan kekuatan kearifan lokal.

Tradisi ini tak lepas dari nilai sejarah Dusun Mondoluko. Menurut cerita rakyat, nama “Mondoluko” berasal dari kisah Buyut Ido yang terluka parah saat melawan penjajah Belanda, tubuhnya terkoyak atau modol-modol, sehingga muncullah nama dusun tersebut.

Keunikan lain dari tradisi ini adalah penggunaan kue sumping, kudapan khas berbahan dasar pisang yang dibungkus adonan tepung dan dikukus. Kue ini tidak hanya disajikan sebagai hidangan untuk tamu, tetapi juga digunakan dalam pertunjukan silat. Pendekar yang menang akan menyumpal mulut lawannya dengan kue sumping—sebuah simbol humoris sekaligus penghormatan terhadap sang lawan.

Baca Juga  Percantik Kawasan Kota Lama, Pemkot Surabaya Lakukan Pengecatan

Rangkaian Mencak Sumping juga beriringan dengan ritual Bersih Desa atau Ider Bumi yang digelar pada malam sebelum Idul Adha. Warga bersama-sama mengelilingi desa sambil melantunkan adzan dan istighfar sebagai bentuk permohonan ampun dan doa keselamatan untuk seluruh kampung. (sat)