Berkat Inovasi Berkelanjutan, PHE WMO Raih PROPER Emas

JATIMPEDIA, Madura – Manager WMO Field, M Basuki Rakhmad, menjelaskan bahwa PHE WMO memperkenalkan soil nutrient sensor, alat yang membantu petani mengukur kandungan nutrisi tanah seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Dengan sensor ini, petani dapat menyesuaikan penggunaan pupuk, meningkatkan keberhasilan panen hingga 99,3 persen.

Selain itu, petani diperkenalkan dengan metode rain harvesting dan atmospheric harvesting untuk mengatasi keterbatasan air saat kemarau. Program Eco Edufarming juga memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos, pupuk organik cair (POC), mikroorganisme lokal (MOL), dan pengolahan hasil pertanian lainnya. Saat ini, lebih dari 30 kelompok tani telah mereplikasi program ini, dengan lebih dari 140 petani mengakses ilmu pertanian organik, serta 60 sekolah melakukan kunjungan studi ke demplot Eco Edufarming.

Baca Juga  Pemkab Lamongan Salurkan pupuk Non-subsidi Untuk Pokdakan

Melalui inovasi Machida System, petani kini dapat membudidayakan melon dengan hasil lebih dari 20 buah per pohon, meningkatkan pendapatan kelompok tani hingga Rp156 juta per tahun. Keberhasilan ini mendapatkan penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award karena mendukung SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) serta SDG 15 (Ekosistem Daratan).

General Manager Zona 11, Zulfikar Akbar, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini.

“Kami bersyukur program ini mendapat apresiasi melalui PROPER Emas. Namun, lebih dari itu, kami bahagia bisa turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Dengan berbagai inovasi ini, PHE WMO tidak hanya berhasil mengelola lingkungan secara berkelanjutan tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat sekitar.(eka)

Baca Juga  Inovasi Merdeka Copper Wujudkan 'Green Mining Pertambangan Indonesia'