DPU Jombang Percepat Normalisasi Sungai untuk Cegah Banjir
JATIMPEDIA, Jombang – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Jombang terus meningkatkan upaya normalisasi sungai untuk mengatasi masalah banjir yang sering terjadi, terutama saat musim hujan. Kali ini, normalisasi dilakukan di dua lokasi berbeda yang dianggap rawan banjir.
Salah satunya adalah saluran Sekunder Tejo 2 di Dusun Jetak, Desa Sidokerto, Kecamatan Mojowarno, yang tengah mendapat perhatian serius. Dengan menggunakan alat berat jenis ekskavator, DPUPR Jombang berusaha memperlancar aliran air agar saluran bisa menampung lebih banyak air hujan.
Kepala DPUPR Jombang, Bayu Pancoroadi, menjelaskan bahwa normalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas saluran air, memperlancar aliran air irigasi, dan mengurangi risiko banjir yang kerap melanda permukiman warga.
“Setiap musim hujan, permukiman di Dusun Jetak selalu terendam air karena saluran sungai yang meluap. Oleh karena itu, normalisasi dilakukan dengan cara memperlebar, mengeruk dasar sungai, serta membangun tanggul di sepanjang bantaran sungai,” kata Bayu, Senin (24/2/2025).
Normalisasi dilakukan sepanjang satu kilometer, mulai dari permukiman Dusun Jetak hingga ke area persawahan. Di bagian hilir sungai, ditemukan pendangkalan dan penyempitan yang cukup parah, sehingga perlu dilakukan perbaikan.
Tidak hanya itu, normalisasi juga dilakukan di Sungai Avur di Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, yang mengalami masalah serupa. Bayu menyebutkan bahwa sungai ini mengalami penyempitan dan pendangkalan yang menghambat aliran air. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya sampah dan rumpun bambu yang menutupi sisi kiri dan kanan sungai, sehingga menyebabkan air meluap dan menutupi jalan desa saat curah hujan tinggi.
“Sungai Avur Jasem di Desa Watugaluh memang kondisinya cukup parah. Kami turunkan alat berat untuk mengeruk sedimentasi dan membersihkan sisi kiri dan kanan sungai,” terang Bayu.
Untuk mengatasi penyempitan saluran, DPUPR Jombang juga memperlebar penampang sungai dari 3 meter menjadi 5 hingga 6 meter, agar aliran air menjadi lebih lancar dan dapat menampung debit air yang lebih besar saat hujan deras.
“Normalisasi ini sangat penting karena beberapa titik banjir di Desa Watugaluh dan Desa Keras disebabkan oleh penyempitan Sungai Avur Jasem. Setelah pengerukan dan pelebaran, kami harap aliran air dapat lebih lancar dan banjir bisa terhindarkan,” tambahnya.
Bayu juga menjelaskan bahwa Sungai Avur Jasem merupakan hulu dari Kali Jombang Wetan, sehingga dampaknya bisa mempengaruhi saluran di wilayah perkotaan. Oleh karena itu, normalisasi sungai ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir yang lebih besar di masa mendatang.(sat)