UINSA Kembangkan Model Triple Helix di Orobulu Pasuruan
JATIMPEDIA, Pasuruan – Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) tengah mengembangkan Model Triple Helix sebagai terobosan baru dalam pengembangan desa.
Helmi Umam dan Anas Fakhruddin sebagai bagian dari tim Fasilitator kemitraan kampus dan Desa Orobulu mengatakan, berdasarkan hasil analisis kebutuhan, ditemukan bahwa penguatan kapasitas SDM di desa tidak mendapatkan porsi perhatian yang cukup dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (musrenbang). Alokasi anggaran lebih sering diarahkan untuk penguatan fisik desa, sehingga aspek non-fisik terpinggirkan.
Selama ini, lanjutnya, pengembangan desa sering menghadapi kendala, terutama dalam penguatan SDM. Fokus pembangunan fisik sering kali tidak diimbangi dengan program penguatan non-fisik seperti pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
“UINSA berupaya menjawab tantangan ini melalui Model Triple Helix yang diharapkan mampu menjadi solusi efektif dan efisien bagi desa dalam pengembangan SDM,” kata Helmi Umum di Surabaya, Sabtu (19/10/2024).
Menurutnya, model ini mengedepankan kolaborasi antara pemerintah desa, perguruan tinggi, dan pelaku bisnis dari komunitas desa. “Tujuannya untuk mempercepat penguatan kapasitas desa di berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga ekonomi,” ungkapnya.
Desa Orobulu, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, terpilih sebagai lokasi percontohan. Pemilihan desa ini menurut Amal Taufiq didasarkan karena alasan pengembangan dari KKN mahasiswa sebelumnya sekaligus karena alasan jarak yang ideal sebagai desa mitra UINSA.
“Model Triple Helix memanfaatkan peran perguruan tinggi sebagai sumber pengetahuan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. UINSA memfasilitasi kerja sama antara pemerintah desa, akademisi, dan pengusaha lokal untuk membangun desa secara lebih komprehensif, termasuk meningkatkan layanan publik dan mengembangkan ekonomi lokal,” terangnya.
Sementara itu, Anas Fahruddin menegaskan, sebagai institusi yang unggul dalam kemitraan Universitas-Komunitas, UINSA melihat potensi besar dari Model Triple Helix ini untuk diterapkan secara nasional.
“Kami berharap model ini dapat menjadi salah satu opsi kebijakan pengembangan desa terintegrasi di seluruh Indonesia, sehingga dapat memfasilitasi sinergi antara desa-desa dan perguruan tinggi untuk percepatan pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Anas optimistis harapan ini akan bisa terealisasi , mengingat hasil simulasi di Desa Orobulu menunjukkan dampak positif yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.
Hal tersebut diamini oleh Kepala Desa Orobulu, Saiku, bahwa kerja sama dengan UINSA telah membawa manfaat nyata dalam penguatan layanan publik, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi.
Sekretaris Desa, Nelis juga mengatakan bahwa kolaborasi antara kampus UINSA dan Pihak Desa telah membuka kesempatan bagi desa untuk mengembangkan SDM secara lebih optimal.
Sementara itu, salah satu dosen di Ilmu Politik UINSA, Amal Taufiq juga menyatakan bahwa model ini akan memperkaya pengalaman akademis dan pengabdian pada masyarakat. “Kolaborasi ini membuat jalan pengabdian kampus semakin mudah dan nyata,” pungkasnya.(ind)