ID FOOD Sudah Salurkan 8,6 Juta Paket Bantuan Pangan untuk Turunkan Stunting

JATIMPEDIA, Jakarta – Holding BUMN Pangan, ID FOOD telah merealisasikan penyaluran bantuan pangan pengentasan stunting sebanyak 8,6 juta paket sepanjang 2024. Angka tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah khusus di tahun ini.

Direktur Utama ID FOOD Sis Apik Wijayanto mengatakan penyelesaian bantuan stunting pada tahun 2024 dilakukan dua tahap. Di mana setiap tahapnya, diberikan sebanyak 4,3 juta paket bantuan pangan untuk 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS).

Adapun isi bantuan stunting tersebut terdiri dari 1 kg daging ayam dan 10 butir telur ayam yang dibagikan kepada 1,4 juta KRS di 7 Provinsi di Indonesia.

“1,4 juta KRS tersebut tersebar di 7 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata Sis Apik dalam keterangannya, Jumat (18/10).

Baca Juga  88 Persen Jamaah Haji Debarkasi Surabaya Sudah Tiba

Sis Apik menjelaskan, pendistribusian bantuan stunting ini dilakukan dalam dua tahap secara proporsional dengan menyasar penerima yang berada di wilayah perkotaan hingga ke daerah 3T, sesuai data KRS yang diperoleh dari BKKBN.

Untuk Sumatera Utara terdapat 137 ribu penerima (KRS), Banten 92 ribu KRS, Jawa Barat 403 ribu KRS, Jawa Tengah 345 ribu KRS, Jawa Timur 374 ribu KRS, Sulawesi Barat 20 ribu KRS, dan NTT 73 ribu KRS.

“Masing-masing KRS mendapatkan bantuan sebanyak 3 kali dalam setiap tahapan, atau 6 kali dalam satu tahun. Dengan asupan protein hewani secara berkala bagi anak, ibu hamil dan ibu menyusui, diharapkan dapat mengurangi potensi stunting di masa depan,” jelasnya.

Baca Juga  Jawa Timur Kembali Juara Umum Lomba Wana Lestari 2022

Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapan99as) Sarwo Edhy berharap bahwa kedepannya pelaksanaan program penanganan stunting ini dapat terus ditingkatkan.

Tak hanya berdampak pada meminimalisir risiko stunting di daerah, tetapi kata Sarwo, pelaksanaan bantuan pangan ini bisa menjadi bentuk hilirisasi hasil produksi peternakan.

“Mengingat program ini bersifat strategis, baik dari sisi pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat khususnya untuk mempersiapkan generasi penerus, maupun sebagai bentuk hilirisasi hasil produksi peternakan, sehingga dapat turut menjaga stabilitas telur ayam dan daging ayam di tingkat peternak,” ujar Sarwo Edhy. (cin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *