Kantor Staf Presiden Cek Smelter Freeport, Pastikan Integrasi Tambang Hulu Hilir Terwujud

JATIMPEDIA, Gresik – Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP) Febry Calvin Tetelepta beserta
rombongan mengunjungi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Gresik, Senin (2/9) untuk memastikan terwujudnya pertambangan yang terintegrasi dari hulu ke hilir, serta keberadaannya berdampak positif bagi masyarakat sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.

“Kedatangan kami untuk melihat perkembangan Smelter PTFI yang telah mulai beroperasi padaJ uni 2024. Kami mengunjungi beberapa unit Smelter di antaranya Anode Casting & Refinery, Concentrate Storage,” kata Febry Calvin Tetelepta, Deputi I KSP bidang Infrastruktur, Energi, danI nvestasi.

Menurut Febry, kehadiran Smelter PTFI juga harus dapat menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang dapat meningkatkan perekonomian Jawa Timur. “Kalau hanya sekedar mencari untung bisa fokus di konsentrat saja, namun ada multiplier effect dengan pembangunan smelter,” katanya.

Baca Juga  Pemprov Jatim Raih Rekor Dunia MURI Pengibaran Bendera Merah Putih Terbanyak di Lingkungan Masjid

Vice President Government Relation dan Smelter Technical Support PTFI Harry Pancasakti mengatakan pembangunan smelter PTFI ini merupakan pemenuhan kewajiban Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan kontribusi mendukung kebijakan pemerintah dalam hilirisasi pertambangan. Kini dengan adanya smelter PTFI, tambang bawah tanah terbesar di dunia yang berada di Tembagapura telah terintegrasi dengan smelter dengan desain single line terbesar di dunia yang berada di Gresik, Jawa Timur. Harry mengatakan kunjungan KSP ini menjadi kesempatan baik untuk mendiskusikan sejumlah topik penting antara lain integrasi pertambangan, eksplorasi pengembangan tambang bawah tanah, perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), kemajuan masa operasi dan
kesiapan produksi, hingga dampak positif yang dirasakan masyarakat dengan keberadaan
smelter di Gresik.

Baca Juga  Pemkot Kediri Mulai Terapkan Identitas Digital

Harry mengatakan smelter tembaga PTFI dengan desain single line terbesar di dunia ini mulai beroperasi pada Juni 2024 dan dibangun di atas lahan seluas 100 hektare di KEK Gresik.
“Bersama dengan smelter pertama kami yakni PT Smelting, PTFI mampu memproduksi katoda
tembaga sebanyak 1 juta ton per tahun, menjadikan Freeport Indonesia sebagai salah satu pertambangan tembaga terintegrasi hulu hingga hilir terbesar di dunia,” kata Harry.
Kepada Deputi I KSP, Harry juga menjelaskan manfaat pembangunan smelter. Antara lain dari sisi penyerapan tenaga kerja maupun perputaran ekonomi di wilayah operasional Smelter PTFI.

Keterlibatan pengusaha kecil dan menengah untuk pengadaan barang atau jasa yang non-kritikal, memberdayakan perusahaan lokal sebagai kontraktor atau sub-kontraktor untuk

pekerjaan konstruksi, serta mencakup beberapa sektor seperti katering, akomodasi dan Transportasi pekerja, penginapan, jasa kebersihan, penyaluran tenaga kerja yang mayoritas dikelola oleh usaha kecil menengah.

Baca Juga  Gubernur Khofifah: Penyaluran Perlindungan Sosial Dipercepat untuk Ringankan Beban Masyarakat

Multiplier effect juga terwujud dalam pengelolaan sampah daur ulang sementara dari prosesp embangunan smelter yang dilakukan melalui Pusat Transformasi Bersama (PTB) bekerja sama dengan sembilan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di wilayah Kecamatan Manyar dan Bungah.

Hasil penjualan produk sampah daur ulang digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan dib idang pendidikan, keagamaan, kesehatan, dan lingkungan, untuk masyarakat Gresik, khususnya yang tinggal di kawasan sekitar lokasi smelter berada.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kantor Staf Presiden atas kunjungan dan apresiasik epada PTFI.

Kami bangga dapat menjadi bagian dari kemajuan Indonesia melalui industrip ertambangan terintegrasi hulu hilir ini,” kata Harry.(eka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *