Pertamina Ujicoba Terapkan QR Code Untuk Pembelian Solar Subsidi di Kediri Mojokerto dan Lumajang
Jakarta, JP – PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Subholding Trading and Commercial Pertamina melakukan uji coba secara penuh pengaturan penjualan BBM bersubsidi jenis Solar mulai 1 Desember. Di Jawa Timur ada 3 kota yang diujicoba yakni Lumajang, Kediri dan Mojokerto.
Penerapan penjualan dengan mekanisme penggunaan QR Code nanti diterapkan secara nasional. Tujuannya agar penjualan BBM subsidi tepat sasaran.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, hal tersebut masih dalam rangkaian uji coba.
“Masih uji coba untuk Biosolar. Kami akan lakukan uji coba pembelian dengan QR Code di 11 kabupaten,” kata Irto seperti dikutip (1/12).
Irto juga memastikan bila uji coba pembelian dengan menggunakan QR Code baru berlaku untuk Biosolar. Sementara untuk Pertalite yang termasuk BBM subdisi belum dilakukan.
Hanya saja Irto tak menjelaskan kenapa uji coba pembelian BBM bersubsidi dengan QR Code hanya untuk Biosolar, sementara Pertalite belum dilakukan.
Namun, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, regulasi pembatasan Pertalite sampai saat ini memang masih menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM).
Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), mengatakan uji coba pengaturan penjualan Solar bersubsidi oleh Pertamina memang seyogyanya dilakukan. Selain menguji keandalan sistem, juga memastikan keandalan pelayanan.
“Jangan nanti malah mengganggu pelayanan ketika betul-betul diterapkan, keandalan sistem harus betul-betul diuji untuk mendukung pelayanan pengisian BBM masyarakat,” kata Tulus.
Menurut Tulus, upaya pengendalian pendistribusian BBM bersubsidi tidak bisa ditawar lagi. Pengendalian bbm bersubsidi adalah hal rasional dan wajib dilakukan. “Ini agar terdeteksi siapa sesungguhnya pengguna BBM bersubsidi tersebut,” ujarnya.
PT Pertamina Patra Niaga diketahui mulai uji coba penerapan Subsidi Tepat secara menyeluruh/full cycle untuk produk Solar Subsidi per Kamis, 1 Desember 2022.
Uji coba penerapan Subsidi Tepat dilakukan untuk melihat kesiapan infrastruktur digital serta kesiapan pengawas dan operator SPBU dalam mengimplementasikan mekanisme full cycle Subsidi Tepat. Uji coba penerapan Subsidi Tepat secara menyeluruh adalah penerapan Scan QR Code untuk transaksi Solar subsidi
Saleh Abdurrahman, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), mengungkapkan langkah Pertamina yang bakal memperluas cakupan serta peningkatan kualitas uji coba sangat baik demi memastikan sistem baru tersebut bisa diaplikasikan, baik oleh petugas di lapangan maupun masyarakat. Dia optimistis uji coba bisa berjalan lancar. “Kami support Pertamina dan sudah ada contoh di beberapa daerah sebelumnya berjalan baik,” kata Saleh.
Bagi masyarakat yang sudah mendapatkan QR Code/sudah terdaftar di website Subsidi Tepat, akan dilayani pembelian Solar subsidi dengan volume sesuai dengan SK BPH Migas No. 04/P3JBT/BPH Migas/KOM/2020 yakni (1) Roda 4 Pribadi maks. 60 liter/hari (2) Roda 4 Angkutan Barang & Umum maks. 80 liter/hari (3) Roda 6 Angkutan Barang & Umum maks. 200 liter/hari.
Sedangkan masyarakat yang belum memiliki QR Code/belum terdaftar akan tetap dilayani pembelian Solar subsidi namun dengan volume yang diatur yakni maksimal 40 liter/hari. QR Code juga tidak wajib menggunakan handphone atau gadget, QR Code dapat di print dan dibawa ke SPBU.
PPN juga menyediakan bantuan pendaftaran yang tersebar di SPBU yang berada di wilayah uji coba agar masyarakat mudah untuk melakukan pendaftaran.(raf)