UWKS dan Kampoeng Oase Songo Surabaya Lakukan Budikdamber

JATIMPEDIA, Surabaya – Turut mewujudkan upaya ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan ekonomi warga kampung, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) melaksanakan kegiatan pelatihan Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber) dan serah terima mesin pembuat pelet dari maggot, di Kampoeng Oase Songo, RT 09/RW 03 Kelurahan Simomulyo Baru, kec. Sukomanunggal, Surabaya.

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pengabdian Kepada Masyaraka (PKM) UWKS.Dalam menghadapi tantangan ini, peran sektor Pentahelix yang terdiri dari Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media menjadi sangat penting untuk menciptakan solusi inovatif dengan praktik berkelanjutan.

Ketua Pelaksana Program PKM, Freshinta Jellia Wibisono menjelaskan, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada isu lingkungan saja, namun juga memiliki perhatian terhadap upaya pengembangan masyarakat.

“Sebagai pihak dari sektor akademisi, kita ingin terjun ke masyarakat dan membantu secara langsung perihal isu ketahanan pangan dan isu sampah,” jelasnya.

Lebih lanjut, dosen UWKS yang biasa disapa Shinta ini menyebutkan, sejauh ini telah terhitung ada 10 ember Budikdamber yang diserahkan oleh UWKS kepada Kampoeng Oase Songo, yang setiap satu embernya bisa membudidayakan 100 ikan lele dengan mortalitas (tingkat kematian) 20%.

Baca Juga  Positif, Arumi Bachsin Semangati Wisuda Sekolah Lansia Tangguh dan Sekolah Keluarga

“Meski ruangnya tidak luas, dengan Budikdamber diperkirakan akan ada 800 ikan lele yang diproduksi, nantinya bisa untuk memenuhi ketahanan pangan dan gizi di tingkat rumah tangga warga setempat,” sebutnya.

Terkait mesin pembuat pelet yang juga diserahterimakan pada kegiatan tersebut, Shinta mengungkapkan, ditujukan untuk menciptakan sirkulasi antara penyelesaian isu ketahanan pangan dan isu sampah.

Perlu diketahui, Kampoeng Oase Songo sendiri bukan pemain baru dalam hal penanganan isu lingkungan, yang mana sebelumnya Kampoeng Oase Songo sudah memiliki budidaya maggot untuk atasi isu sampah organik di wilayah kampungnya.

“Jadi sampah dimanfaatkan untuk budidaya maggot, sebelumnya maggot tersebut bisa diolah menjadi maggot basah dan kering, dengan mesin pembuat pelet ini maka maggot juga bisa diolah menjadi pelet untuk jadi pakan ikan Budikdamber tadi,” tutur Shinta.

Baca Juga  Pemkot Surabaya Pamerkan Batik UMKM di Spontanz Festival

Kegiatan pelatihan Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber) oleh UWKS di Kampoeng Oase Songo, RT 09/RW 03 Kelurahan Simomulyo Baru, kec. Sukomanunggal, Surabaya, Sabtu (10/8/2024). Foto : Vivin

Sementara itu, Kepala Kampung Oase Songo, Yaning Mustika Ningrum menyampaikan, pihaknya berharap semoga program ini tidak berhenti setelah masa PKM usai, melainkan bisa berkelanjutan dan menjadi contoh bagi kampung-kampung lain di Surabaya maupun Indonesia.

“Nantinya produksi lele dari Budikdamber akan kita jual dibawah harga pasaran, tujuannya agar masyarakat sekitar bisa menikmati hasil produknya,” ucap Yaning.

Yaning juga mengungkapkan, program ini bermanfaat untuk mewujudkan program lain, yakni Kampung Madani yang harus mampu mengangkat perekonomian keluarga miskin (gamis).

“Jadi yang kita pekerjakan untuk pengelolaan sampah, serta pemeliharaan maggot dan lele adalah gamis, dengan begitu mereka sudah tidak pusing bisa makan atau tidak, karena sudah bisa mendapatkan penghasilan dari program ini,” terang Yaning.

Baca Juga  Lima Kepala Daerah Meriahkan Karnaval Nang Tunjungan Surabaya

Di sisi lain, Pembina Kampoeng Oase Songo Ir. Adi Candra pun menyampaikan, melalui kegiatan ini pihaknya berharap program PKM Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat UWKS yang didanai oleh Dirjen Dikti Riset dan Teknologi Kemendikbud Ristek itu dapat berdampak positif.

“Semoga dengan adanya kemitraan ini, dapat menguatkan Kampoeng Oase Songo yang juga merupakan kampung wisata edukasi urban farming dan pengelolaan lingkungan,” ucap Adi.

Kedepannya, Adi pun berharap semoga dukungan lintas stakeholder ini dapat menjadikan Kampoeng Oase Songo sebagai laboratorium hidup lintas disiplin keilmuan dan mampu memberikan solusi terbaik untuk semakin dekat dengan Gerakan Circular Economy Berkelanjutan untuk menuju Sustainable Development Goals (SDG’s).

Sebagai informasi, tim PKM ini terdiri dari akademisi UKWS yang juga melibatkan beberapa mahasiswa dari Prodi Kedokteran Hewan UWKS, diantaranya, Santirianingrum Soebandhi, dan Masfufatun. Sedangkan mahasiswa, anggotanya ialah Andi Oktaviana Mentari, Al Fardiansyah, Ismul jalal, Mutia Isnaeni, Seryna Hasna Q. (vin/hjr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *