Tag: #wisata budaya

  • Meriah, 1.300 Pelajar Ikut Menari Kolosal di Festival Gandrung Sewu Pantai Boom Banyuwangi

    Meriah, 1.300 Pelajar Ikut Menari Kolosal di Festival Gandrung Sewu Pantai Boom Banyuwangi

    JATIMPEDIA, Banyuwangi – Sebanyak 1.350 pelajar penari gandrung tampil pada Festival Gandrung Sewu 2024 di kawasan wisata Pantai Marina Boom Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, Sabtu.

    Pagelaran seni kolosal itu dikemas dalam Festival Gandrung Sewu 2024, mengangkat tema besar “Payung Agung” yang terinspirasi dari keberagaman etnis di kabupaten setempat.

    “Tema ‘Payung Agung’ ini mencerminkan nilai-nilai kebudayaan. Banyuwangi merupakan tempat di mana budaya dan nilai hidup saling berinteraksi,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Banyuwangi Sugirah.

    Menurut dia, Payung Agung merupakan juga melambangkan perlindungan dalam kebersamaan, keberagaman meskipun berbeda, dan Banyuwangi menjadi rumah bagi berbagai budaya, seni maupun tradisi yang harus terus dijaga.

    Festival yang menjadi agenda tahunan ini, kata Sugirah, merupakan salah satu budaya yang digelar oleh Banyuwangi sebagai atraksi pariwisata.

    Pergelaran tari kolosal Gandrung Sewu ini, juga menjadi ajang konsolidasi budaya sekaligus upaya melakukan pelestarian dan regenerasi kesenian gandrung.

    “Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut dalam upaya pelestarian tari gandrung dan menjadikannya terus berkembang sampai dengan saat ini,” ujar Sugirah.

    Sugirah menambahkan, Gandrung Sewu yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) sejak 2023 ini, bukan hanya merayakan kekayaan budaya tapi juga mengajak semua pihak berperan aktif untuk melestarikannya.

    “Kemasan tradisi dalam format modern seperti Gandrung Sewu kami yakini akan melestarikan kekayaan seni budaya lokal sambil menarik generasi muda untuk terus melestarikannya,” kata Sugirah.

    Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Kreativitas Kementerian Pariwisata, Restog Krisna Kusuma yang juga hadir mengapresiasi Pemkab Banyuwangi yang terus mendorong kemajuan pariwisata dan ekonomi kreatif.

    “Gandrung Sewu ini tidak terlepas dari inovasi serta peningkatan kualitas pelaksanaan dari tahun ke tahun, sehingga menjadi agenda unggulan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara,” katanya.

    Agenda Gandrung Sewu yang sudah digelar sejak 2012 ini, lanjut Restog, juga contoh bagaimana kolaborasi dan sinergi lintas sektor dalam menggerakkan ekonomi daerah dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.

    “Mulai dari seniman, pelaku industri pariwisata hingga UMKM. Kami berharap agenda ini bisa menjadi benchmark bagi daerah lainnya,” ujarnya.(sat/ant)

  • Kemeriahan Cendono Carnival, Ajang Pamer Kesenian dan Budaya Desa Cendono, Pasuruan

    Kemeriahan Cendono Carnival, Ajang Pamer Kesenian dan Budaya Desa Cendono, Pasuruan

    JATIMPEDIA, Pasuruan – Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan, Agus Hari Wibawa membuka pagelaran Cendono Carnival, ajang pamer kesenian dan budaya yang dibalut dalam bentuk parade di jalan raya.

    Agus Hari Wibawa mengapresiasi Desa Cendono yang terus mempertahankan Cendono Carnival sebagai event wajib yang dilaksanakan setiap tahun, apalagi digelar berdekatan dengan momen Kemerdekaan RI, jadi suasananya tambah meriah  Menurutnya, tidaklah mudah untuk mempertahankan sebuah budaya yang diwariskan turun temurun.

    Dengan suksesnya Cendono Carnival, Agus berharap kepada desa-desa lain supaya dapat menggali potensi yang dimiliki untuk selanjutnya diwujudkan dalam sebuah event yang bisa ditonton banyak orang.

    Kepala Desa Cendono, Sanari  mengatakan dalam karnaval tahun ini, total 16 RT diajak berpartisipasi. Mereka bebas untuk menentukan tampilan apa yang akan dipertontonkan selama karnaval. Dari desa mengalokasikan anggaran dana desa sebesar Rp 1 juta untuk masing-masing RT, sisanya swadaya sendiri.

    Kata Sanari, seluruh peserta berkeliling ke penjuru desa dengan rute sejauh 10 kilometer, dan diiringi oleh parade sound system yang kini populer dengan istilah “Sound Horek”.

    “Setiap jalan raya di Desa Cendoro kita putari biar warga ikut menyaksikan semua. Di belakangnya masing-masing peserta ada sound system horek sehingga makin ramai,” jelasnya. (sat)