Tag: #umkm

  • KWB Ramadhan Festival Libatkan Puluhan UMKM Kota Batu

    KWB Ramadhan Festival Libatkan Puluhan UMKM Kota Batu

    JATIMPEDIA, Batu – KWB Ramadhan Festival Libatkan Puluhan UMKM Kota Batu – Pemerintah Kota Batu melibatkan puluhan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam kegiatan KWB Ramadhan Festival yang akan digelar di Pasar Induk Among Tani Kota Batu, Jawa Timur, 23 Maret hingga 4 April 2024.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai dalam keterangan yang diterima di Kota Batu, Rabu, mengatakan bahwa KWB Ramadhan Festival tersebut akan diikuti oleh kurang lebih 60 pelaku UMKM untuk memperkenalkan berbagai produk buatannya.

    “Kami menyiapkan kurang lebih 60 tenda UMKM untuk mengenalkan produk buatan mereka dalam KWB Ramadhan Festival,” kata Aries.

    Aries menjelaskan, KWB Ramadhan Festival tersebut juga akan dilengkapi dengan berbagai kegiatan lain seperti perlombaan khas bulan suci Ramadhan, berbagai hiburan untuk masyarakat setempat dan peringatan malam Nuzulul Quran.

    Selain itu, lanjutnya, juga akan dilaksanakan operasi pangan pada rangkaian kegiatan KWB Ramadhan Festival, yang merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota Batu menyediakan bahan kebutuhan pokok penting dengan harga terjangkau untuk masyarakat jelang Idul Fitri 2024.

    “Saya berharap kemeriahan Ramadhan dapat diikuti dan dinikmati seluruh masyarakat, ada hiburan dan juga operasi pangan. Mari meriahkan KWB Ramadhan Festival 2024,” katanya.

    Pasar Induk Among Tani yang dijadikan tempat pelaksanaan KWB Ramadhan Festival tersebut merupakan salah satu destinasi wisata baru di wilayah Kota Batu. Pasar Induk Among Tani, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2023.

    Sejumlah kegiatan dilakukan di Pasar Induk Among Tani Kota Batu yang dibangun dengan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp166 miliar, tersebut guna menarik minat masyarakat dan wisatawan untuk berkunjung.

    Pasar Induk Kota Batu dibangun dengan konsep tiga lantai, yakni pada lantai pertama merupakan area basah seluas 14.990,62 meter persegi dan pada lantai dua merupakan area kering seluas 14.143,63 meter persegi.

    Sementara itu pada lantai tiga disiapkan untuk tempat kuliner dan kantor dengan luas 6.032,86 meter persegi. Pasar yang dibangun di atas lahan seluas 3,4 hektare tersebut, juga memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ramah lingkungan.

    Pasar yang berada di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, dan mulai dibangun pada 2021 tersebut, memiliki 1.716 kios dan 914 los, dengan daya tampung untuk kurang lebih 2.630 pelaku usaha atau pedagang. (sat)

  • Sucofindo Siapkan UMKM Tembus Pasar Global

    Sucofindo Siapkan UMKM Tembus Pasar Global

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Sucofindo meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk bersiap menembus pasar internasional.

    “Workshop persiapan UMKM menuju pasar global ini memberikan pengetahuan dan pemahaman ke para pelaku UMKM tentang strategi dan persiapan yang diperlukan untuk memasuki pasar global,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Sucofindo Budi Hartanto di Jakarta, Senin.
    Lokakarya tersebut diikuti oleh mitra binaan Sucofindo sebanyak 30 UMKM secara offline dan 100 UMKM secara online.
    Budi menuturkan pasar global telah menjadi peluang yang besar bagi UMKM, sehingga untuk mendukung upaya UMKM naik kelas dibutuhkan edukasi untuk mengembangkan kapasitas para UMKM.
    “Khususnya mengenai edukasi digital dan tata cara branding untuk memasarkan di platform e-commerce. Selain itu, juga perlu meningkatkan kualitas produk, seperti terimplementasinya sertifikat halal dan sertifikat keamanan pangan atau produk lainnya,” ujar Budi.

    Penerapan kualitas produk UMKM melalui sertifikat tersebut, dinilai mampu memberikan keamanan, kenyamanan, dan Kesehatan untuk konsumen.
    “Hal ini otomatis akan meningkatkan kepercayaan dan membuka peluang ekspansi pasar lebih luas,” tuturnya.
    Selanjutnya, Kepala Unit Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Sucofindo Nuri Hidayat mengatakan pengembangan UMKM perlu diarahkan kepada peningkatan kualitas produk, ketepatan pengiriman dan harga yang bersaing, untuk menjadikan UMKM sebagai bisnis yang layak diperhitungkan di pasar internasional.
    “Oleh sebab itu, tujuan diadakannya workshop ini yaitu untuk meningkatkan kesadaran para pelaku UMKM, khususnya mitra binaan PT Sucofindo, untuk menyiapkan menghadapi persaingan pasar internasional,” kata Nuri.
    Melalui lokakarya itu, pelaku UMKM mendapatkan pengetahuan dan wawasan antara lain tentang cara menjual produk secara online dan pemenuhan syarat-syarat ekspor produk makanan dan minuman, serta kosmetik di pasar internasional.

    Selain itu, pelaku UMKM juga mendapatkan pemahaman dan pengenalan tentang sertifikasi halal, dan bidang standardisasi produk serta keamanan pangan, seperti Hazard Analysis Critical Control Point (HACPP), Good Manufacturing Practices (GMP), serta uji lab dan analisa Makanan.
    “Kami optimis melalui kegiatan ini dapat membantu para mitra binaan Sucofindo untuk naik kelas, dan ke depannya kami siap mendukung melalui kegiatan lainnya dalam peningkatan kapasitas para mitra binaan Sucofindo, serta melalui kegiatan yang mampu menciptakan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan perusahaan,” ujarnya. (eka)
  • Zulhas : Kemendag Komitmen Dorong Kemitraan UMKM dengan Ritel Modern

    Zulhas : Kemendag Komitmen Dorong Kemitraan UMKM dengan Ritel Modern

    Malang,  JP – Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan kolaborasi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan lokapasar dan ritel-ritel modern sangat penting untuk dilakukan.

    Kolaborasi tersebut, diharapkan semakin banyak UMKM yang ‘go digital’ dan semakin banyak produk yang dapat menembus ritel modern.

    Mendag Zulkifli Hasan juga menegaskan komitmen Kementerian Perdagangan dalam mendorong kolaborasi tersebut melalui program kemitraan UMKM dengan lokapasar dan ritel modern.

    “Saya senang hari ini karena UMKM bergandengan tangan dengan lokapasar dan ritel modern. Kemitraan ini penting, inilah yang akan menentukan masa depan kita. Kalau nanti di ritel modern dan platform digital ada masalah, silakan beritahu kami,” kata Mendag Zulkifli Hasan, saat menghadiri kegiatan ‘Kemitraan Usaha UMKM dengan Marketplace dan Ritel Modern’, di Malang Jumat (28/10).

    Kegiatan kemitraan tersebut memfasilitasi 100 UMKM di Kota Malang. Dihadirkan pula nara sumber dan asesor dari PT Sarinah (Persero) dan PT Indomarco Prismatama sebagai calon mitra usaha dari sektor ritel, serta fasilitator dari PT Shopee International Indonesia untuk memfasilitasi peserta dalam memulai pemasaran melalui platform lokapasar. Kegiatan ini dilanjutkan dengan proses kurasi dan negosiasi lanjutan oleh Sarinah dan Indomaret, serta kelas daring lanjutan oleh Shopee.

    Zulkifli menambahkan, kegiatan Kemitraan Usaha dengan Marketplace dan Ritel Modern merupakan salah satu bentuk fasilitasi Kemendag kepada UMKM melalui upaya menjembatani kemitraan dan kerja sama pemasokan antara pelaku UMKM dan lokapasar serta ritel modern.

    Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk konkret keberpihakan Kemendag dalam mendukung keberlangsungan UMKM yang berkaitan erat dengan kinerja perekonomian. Kemendag bersama kementerian dan lembaga lainnya, pemerintah daerah, badan-badan usaha milik negara, dan sektor privat tengah menjalankan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).

    Salah satu poin penting BBI adalah program mendigitalisasi UMKM untuk mengakses pasar digital dan mendorong literasi teknologi, sehingga UMKM dapat memasarkan produk mereka secara digital. “Saat gerakan ini diluncurkan pada Mei 2020, pemerintah menargetkan pada 2024 akan ada 30 juta UMKM yang masuk dalam ekosistem digital. Hingga Oktober 2022, sekitar 18 juta UMKM telah bergabung dalam ekosistem digital di bawah payung Gerakan Nasional BBI,” ungkap Zulkifli Hasan.

    Mendag menambahkan, selain memasuki ekosistem digital, UMKM juga dituntut dan dituntun agar mampu naik kelas. Tujuannya adalah mendorong UMKM memasuki ritel modern sehingga produk[1]produk mereka mampu mengisi rak-rak ritel modern.

    Sektor ritel memiliki kontribusi penting dalam mendorong pemulihan konsumsi rumah tangga yang merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi rumah tangga kontribusinya mencapai 53,65 persen terhadap PDB dan tumbuh 4,34 persen pada kuartal I-2022.

    “Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kemauan UMKM untuk terus berkembang, baik dari sisi produk maupun sumber daya manusianya. Pemerintah senantiasa mendukung UMKM agar bisa naik kelas dengan dua kunci utama, yaitu kolaborasi dan inovasi sehingga di masa depan produk UMKM lah yang merajai pasar ritel-ritel modern di Indonesia,” pungkasnya. (sat)

  • Menkop Teten Masduki Ajak Pengusaha Salurkan Dana CSR ke UMKM

    Menkop Teten Masduki Ajak Pengusaha Salurkan Dana CSR ke UMKM

    Jakarta, JP – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak perusahaan besar untuk menyalurkan dana corporate social responsibility (CSR) ke kemitraan dengan usaha kecil agar mereka bisa masuk dalam rantai pasok industrialisasi (global value chain) guna memperkuat struktur ekonomi Indonesia.

    “Kami mendorong dan berharap peran CSR perusahaan dapat mendukung pemberdayaan ekonomi, khususnya UMKM dan koperasi, sehingga pemberdayaan UMKM juga mampu mengentaskan masalah kemiskinan,” ucap Teten Masduki dalam siaran pers.

    Teten mengatakan, 99% struktur ekonomi Indonesia dikuasai oleh usaha mikro, dan sebanyak 97% lapangan kerja disediakan oleh usaha mikro. Bank Dunia mengingatkan, UMKM sebenarnya mampu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, namun sejak krisis moneter (krismon) yang mengakibatkan terjadinya deindustrialisasi, justru hanya menciptakan UMKM yang berorientasi pada ekonomi subsisten.

    “Ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Kami mengurus sekitar 64 juta UMKM tapi sayang kapasitas kementerian ini kecil. Untuk itu, kolaborasi berbagai pihak sangat dibutuhkan,” kata Teten.

    Dalam menggandeng korporasi, hal ini sebagaimana amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi), di mana setiap perusahaan bertanggung jawab sejauh 5 kilometer (km) di wilayah operasinya, untuk memperhatikan masyarakat miskin sekitarnya. Secara khusus, Teten mengajak agar CSR perusahaan diarahkan untuk pemberdayaan ekonomi di wilayah-wilayah kategori miskin ekstrem.

    “Cara mendapatkan keuntungan dengan merusak lingkungan harus ditinggalkan. Aktivitas perekonomian (produksi, distribusi, dan konsumsi) haruslah mengedepankan peningkatan kualitas hidup manusia untuk jangka panjang, tanpa mengorbankan kepentingan generasi mendatang,” tandas Teten.

    Dari hasil riset UNDP menunjukkan sebagian besar UMKM tertarik dengan gagasan praktik usaha ramah lingkungan, yakni sekitar 94-95% UMKM tertarik dengan gagasan praktik usaha ramah lingkungan dan sekitar 86-90% tertarik untuk melakukan praktik usaha inklusif. Aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan harus seimbang agar kesejahteraan tercapai dan alam tetap terjaga.

    Menurut Teten, perusahaan haruslah menjalankan bisnis dengan menciptakan nilai bersama atau creating share value, menghasilkan nilai ekonomi sekaligus menghasilkan nilai bagi masyarakat dengan mengatasi tantangannya.

    Hal tersebut dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yakni, bagaimana memahami kembali produk dan pasar, mendefinisikan ulang produktivitas dalam rantai nilai, dan memungkinkan pengembangan klaster lokal. Misalnya Nestle, mendesain ulang proses pengadaan kopinya.

    “Perusahaan itu bekerja secara intensif melibatkan petani kecil di daerah miskin yang terjebak dalam siklus produktivitas rendah, kualitas buruk, dan degradasi lingkungan. Nestle memberikan pendampingan terkait praktik pertanian, membantu petani mengamankan stok tanaman, pupuk, dan pestisida, serta membeli produk petani dengan harga yang lebih baik,” ucap Teten.

    Dia menegaskan, kemajuan UMKM menjadi penentu keberlanjutan ekonomi nasional. Syaratnya, struktur ekonomi yang didominasi usaha mikro (99,62%) harus segera naik-kelas. Kolaborasi perlu dikuatkan untuk mengakselerasi hal ini, sehingga fondasi UMKM semakin kokoh dan siap menghadapi krisis apapun ke depan terutama perubahan iklim.

    “Bukan cuma Indonesia, Korea Selatan juga hampir 90% dikuasai UMKM, tapi berbeda dengan UMKM mereka yang sudah besar, bukan lagi tradisional tapi berbasis kreativitas,” kata dia.

    Teten juga menyebut Tiongkok yang bisa ekspor produk UMKM hingga 70%, itu karena UMKM-nya mampu menjadi rantai pasok global.

    “Indonesia baru sekitar 40% usaha yang menjadi rantai pasok industri. Jika tidak memperkuat UMKM di rantai pasok industri, selamanya UMKM sulit untuk berkembang,” pungkas Teten. (raf)

  • SIG Gelar Pelatihan 100 Ibu Rumah Tangga di Gresik

    SIG Gelar Pelatihan 100 Ibu Rumah Tangga di Gresik

    Gresik, JP – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk  melalui program SIG Mandiri menggelar pelatihan pembuatan kue untuk ibu rumah tangga yang ada di Desa Sidorukun, Kramatinggil, Kelurahan Sidomoro, Singosari, Gending, Kabupaten Gresik. Kegiatan yang diikuti 100 ibu rumah tangga ini merupakan upaya dari SIG untuk meningkatkan keahlian dalam pembuatan kue serta upaya membuka peluang usaha guna menambah penghasilan keluarga.

    Pelatihan digelar secara bertahap sejak 10 Agustus sampai 7 September 2022 di masing-masing kantor kelurahan dan desa. Pelatihan menghadirkan trainer dari Eva Cake and Bakery Gresik. Pelatihan yang diberikan diantaranya teori dasar membuat kue serta praktik pembuatan aneka cake seperti kue brownies, spikoe, lapis surabaya, roti roll, serta donat. Selain itu, SIG juga memberikan bantuan 100 oven dan mixer kepada para peserta senilai Rp300 juta.

    General Manager of CSR SIG, Edy Saraya menjelaskan, program pemberdayaan ini selaras dengan tema hari Kemerdekaan Republik Indonesia yakni Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat. Pelatihan ini digelar dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui pengembangan usaha mikro.

    “Perusahaan berharap ibu rumah tangga yang selama ini terimbas Covid-19 dapat bangkit bahkan lebih kuat, karena mereka memiliki harapan baru yakni memiliki usaha produksi kue,” ujar Edy Saraya.

    Menurut Edy Saraya, Perusahaan memberikan bantuan oven dan mixer agar peserta dapat langsung mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam pelatihan ini. SIG akan terus mendampingi usaha ibu rumah tangga ini ketika nantinya usaha mereka berkembang, dengan memberikan pelatihan pengemasan, pemasaran menggunakan platform digital dan memfasilitasi kepengurusan sertifikat halal dan BPOM bagi produknya, kata Edy Saraya.

    Sementara itu Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik, Fransiska Dyah Ayu mengapresiasi dan berterima kasih kapada SIG yang telah telah membantu pemerintah daerah. “Kabupaten Gresik memiliki sekitar 61 ribu UMKM, dan bisa muncul potensi UMKM baru dari ibu-ibu yang mengikuti pelatihan ini, ujarnya.

    Fransiska Dyah Ayu berharap sinergi pemerintah daerah dan SIG dapat berlanjut karena beberapa daerah di Kabupaten Gresik memiliki potensi ekonomi yang besar seperti potensi perikanan di pulau Bawean yang belum tersentuh. Kami berhadap mereka dapat mendapat kesempatan yang sama agar dapat berkembang dan sejahtera, kata Fransiska Dyah Ayu.

    Adanya pelatihan disambut baik oleh salah satu peserta yakni Sunarti, ibu rumah tangga asal Desa Sidorukun Gresik. Menurutnya, pelatihan ini menjadi pengalaman berharga baginya. Semoga nantinya selepas dari pelatihan, berbekal alat yang diberikan, kami bisa mempraktikkan ilmu yang didapat untuk memulai usaha agar bisa menambah penghasilan keluarga, ujar Sunarti. (raf)