Tag: #TerminalTelukLamong

  • TTL Terapkan Konsep Berthing Priority untuk Tingkatkan Efisiensi Pelabuhan

    TTL Terapkan Konsep Berthing Priority untuk Tingkatkan Efisiensi Pelabuhan

    JATIMPEDIA, Surabaya –  PT Terminal Teluk Lamong (TTL) terus berinovasi untuk mengoptimalkan kinerja operasional dan pelayanan terminal.

    Salah satu langkah strategis yang diterapkan adalah konsep Berthing Priority, yang mengatur jadwal sandar kapal curah kering berdasarkan booking dari cargo owner, bukan lagi berdasarkan urutan kedatangan kapal seperti dalam sistem FIFO (First In First Out).

    Konsep Berthing Priority ini memungkinkan penentuan jadwal tambat sejak kapal masih berada di Port of Loading, sehingga memberikan kepastian waktu sandar. Hal ini berdampak signifikan terhadap efisiensi operasional, mengurangi risiko denda demurrage, serta membuka peluang insentif despatch atas percepatan bongkar muat.

    Guna memperlancar implementasi sistem ini, TTL bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Perak menggelar sosialisasi Standar Operasional Prosedur (Standard Operating Procedure/SOP) Berthing Priority pada 4 Juli 2025 di Hotel Morazen Surabaya. Kegiatan ini melibatkan para shipping agent, cargo owner, perusahaan forwarding curah kering, Indonesia Shipping Agencies Association (ISAA), serta berbagai pemangku kepentingan di sektor pelabuhan dan logistik.

    Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, memimpin langsung kegiatan sosialisasi. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen TTL untuk menciptakan ekosistem logistik yang transparan dan berbasis digital.

    “Kami percaya bahwa digitalisasi dan keterbukaan informasi dalam perencanaan tambat kapal merupakan kunci untuk membangun kepercayaan dan meningkatkan efisiensi layanan,” pungkasnya. (eka)

  • Pelindo Terminal Petikemas Serahkan Pengelolaan TPK Berlian ke Terminal Teluk Lamong

    Pelindo Terminal Petikemas Serahkan Pengelolaan TPK Berlian ke Terminal Teluk Lamong

    JATIMPEDIA, Surabaya – PT Pelindo Terminal Petikemas menyerahkan pengelolaan Terminal Peti Kemas (TPK Berlian) yang semula dilakukan oleh PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) kepada PT Terminal Teluk Lamong (TTL).

    Hal tersebut merupakan bagian dari proses pemurnian bisnis yang menjadi salah satu inisiatif strategis pasca penggabungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo. Pasca serah kelola operasi, BJTI akan fokus pada bisnis pengelolaan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).

    Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan pengelolaan TPK Berlian oleh TTL berlaku mulai tanggal 1 Juli 2025. Tanggung jawab operasional dan non operasional yang berkaitan dengan TPK Berlian sepenuhnya menjadi tugas dari TTL.

    “Kegiatan operasional baik perencanaan maupun pengendalian, layanan pelanggan, layanan komersial, hubungan stakeholder dan hal lainnya yang ada di TPK Berlian menjadi tanggung jawab PT Terminal Teluk Lamong,” ungkap Widyaswendra, Selasa (01/07).

    Widyaswendra menyebut perseroan telah melakukan serangkaian proses serah kelola operasi dengan perencanaan yang matang. Termasuk melakukan sosialisasi kepada seluruh pengguna jasa yang berkegiatan di TPK Berlian yang selama ini berhubungan dengan BJTI. Tak hanya kepada pelanggan, pendekatan juga dilakukan perseroan kepada seluruh pekerja BJTI.

    Pengoperasian TPK Berlian menambah portofolio TTL dalam pengelolaan terminal peti kemas domestik setelah sebelumnya pada 1 Mei 2024 lalu secara resmi mengelola TPK Nilam.

    “Dengan pengelolaan TPK Berlian oleh PT Terminal Teluk Lamong diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam pengelolaan bisnis terminal peti kemas, memberikan layanan yang lebih baik kepada para pengguna jasa perusahaan,” lanjutnya.

    *Peningkatan Efisiensi dan Kualitas Layanan*

    Kalangan pelaku usaha pelayaran dan logistik di Surabaya memberikan respons positif terhadap PT Pelindo Terminal Petikemas, yang mengalihkan pengoperasian TPK Berlian kepada TTL. Langkah ini dinilai sah-sah saja selama membawa dampak positif terhadap efisiensi dan peningkatan layanan bagi pengguna jasa.

    Ketua Dewan Pimpinan Cabang Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Surabaya Stenven H. Lesawengan menyatakan pengalihan pengelolaan TPK Berlian adalah bagian dari strategi internal Pelindo dalam menciptakan manajemen perusahaan yang lebih efektif.

    “Langkah tersebut atau yang disebut sebagai pemurnian bisnis sah-sah saja. Dan jika hal itu bertujuan untuk tata kelola perusahaan yang lebih efektif, ini tentu sesuatu yang sangat positif,” ujar Stenven.

    Steven berharap agar langkah tersebut bisa meningkatkan efisiensi, tidak hanya dalam layanan PT Pelindo Terminal Petikemas tetapi pada seluruh ekosistem pelabuhan, termasuk dari sisi pengguna jasa. Penurunan waktu tunggu kapal dan efisiensi biaya logistik menjadi harapan utama dari pelaku usaha pelayaran.

    Sementara itu, dari sisi pelaku usaha logistik, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Surabaya, Sebastian Wibisono, juga mengakui bahwa pengalihan tersebut merupakan kewenangan penuh dari Pelindo. Namun ia mengingatkan agar peralihan ini tidak menurunkan tingkat pelayanan (service level) yang selama ini telah berjalan.

    “Itu sepenuhnya wewenang PT Pelindo Terminal Petikemas. Namun kita berharap agar tidak mengubah service level,” tegas Sebastian, yang akrab disapa Wibi. “Syukur-syukur kalau lebih baik lagi,” tambahnya.

    Menurut Wibi, yang terpenting adalah kelangsungan pelayanan kepada pengguna jasa tetap terjaga atau bahkan meningkat. Pelaku usaha logistik sangat bergantung pada stabilitas dan kepastian operasional pelabuhan dalam mendukung kelancaran distribusi barang. (eka)

  • Tim Kemenhub Tinjau Konservasi Energi TTL, BJTI dan TPK Nilam

    Tim Kemenhub Tinjau Konservasi Energi TTL, BJTI dan TPK Nilam

    JATIMPEDIA,  Surabaya – PT Terminal Teluk Lamong (TTL), Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam), dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) menerima kunjungan dari Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia.

    Kegiatan ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan BUMN kepelabuhanan dalam mewujudkan pelabuhan Indonesia yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan.

    Tim Kemenhub RI, yang terdiri dari Rachmat Budi Setiawan, Linda Evans, dan Dina Kartika, penyusun bahan kebijakan, serta Danawirya Silaksanti, pengendali dampak lingkungan meninjau langsung penerapan manajemen energi dan konservasi di terminal untuk kemudian dapat direplikasi pada pelabuhan-pelabuhan lainnya seperti pelabuhan sungai, danau, serta penyeberangan yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Laut dan Darat.

    Anang Januriandoko, Senior Manager Quality, Health, Safety, Security, and Environemnt PT Terminal Teluk Lamong, menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini.

    “Kami menyambut baik kunjungan dari Kementerian Perhubungan RI. Kegiatan ini menjadi ruang berbagi pengalaman dan praktik yang telah kami jalankan di TTL, khususnya dalam pengelolaan energi berbasis keberlanjutan dan efisiensi operasional.” ujar Anang.

    PT Terminal Teluk Lamong menjelaskan berbagai sarana dan prasarana berbasis energi bersih yang telah diterapkan. Sebagai pelabuhan berkonsep greenport dan smartport, TTL telah menggunakan peralatan bongkar muat seperti Automatic Stacking Crane (ASC), Ship to Shore Crane (STS) dan Grab Ship Unloader (GSU) yang sepenuhnya menggunakan energi listrik. Selain itu, peralatan bongkar muat yang digunakan juga telah terbukti dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon secara signifikan.

    TTL telah memiliki komite energi dan menerapkan sistem manajemen energi ISO50001:2018 untuk mengawasi dan mengendalikan konsumsi energi di seluruh area operasional.

    Komitmen ini diperkuat dengan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan penggunaan lampu tenaga surya sebagai bagian dari inisiatif penggunaan energi terbarukan di kawasan pelabuhan.

    Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam) turut memaparkan strategi konservasi energi, mulai dari penggunaan biosolar B40, konversi lampu Son-T ke LED, pemanfaatan shore connection, hingga rencana pengoperasian Electric Rubber Tired Gantry (ERTG) di awal tahun 2026.

    PT BJTI juga memaparkan transformasi alat operasionalnya, mulai dari konversi energi Harbour Mobile Crane (HMC) konvensional menjadi HMC listrik, hingga perubahan RTG konvensional menjadi RTG baterai. (cin)

  • TTL Raih Penghargaan The Most Commited BUMN Pembina UMKM di Ajang UMKM BUMN Award 2025

    TTL Raih Penghargaan The Most Commited BUMN Pembina UMKM di Ajang UMKM BUMN Award 2025

    JATIMPEDIA, Surabaya – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) kembali menunjukkan dedikasinya dalam membina pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menyabet penghargaan “The Most Commited BUMN Pembina UMKM All Sector” dalam ajang perdana UMKM BUMN Award 2025.

    Ajang ini digelar secara prestisius di Grand Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (25/6), dan menjadi bentuk pengakuan atas kontribusi nyata TTL dalam pemberdayaan UMKM nasional.

    Wakil Ketua MPR RI, Dr. Eddy Soeparno, dalam sambutannya menegaskan bahwa penguatan UMKM merupakan perintah konstitusi. Ia juga mendorong BUMN untuk mendukung isu pembangunan berkelanjutan, energi bersih, dan kemandirian ekonomi masyarakat.

    Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko TTL, Budi Satriyo, yang hadir menerima penghargaan secara langsung, menyampaikan rasa syukur dan bangga atas penghargaan ini. Menurutnya, pembinaan UMKM merupakan bagian integral dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)  dalam membangun kemandirian masyarakat sekitar.

    “Kami terus berupaya menciptakan pembinaan yang berkelanjutan, tidak hanya dalam bentuk pelatihan, tetapi juga fasilitasi teknologi, akses pasar, hingga sertifikasi,” ujar Budi.

    TTL juga mencatat prestasi lewat UMKM binaannya yang turut meraih penghargaan, yakni:

    UMKM Dapoer Safara (Silver Winner – Best Performance Food & Beverage Sector)

    Kelompok Budidaya Hidroponik & Pembibitan Mangrove (Silver Winner – Best Performing Farming Sector)

    UMKM Kerupuk Payus (Bronze Winner – Best Performance Food & Beverage Sector)

    Penilaian dalam ajang ini dilakukan langsung oleh panitia dari BUMN Track terhadap UMKM binaan, yang dinilai mampu menjelaskan manfaat nyata dari pembinaan TTL.

    Strategi pembinaan TTL meliputi dukungan teknologi, pelatihan SDM, bantuan perizinan dan sertifikasi, hingga fasilitasi akses ke pasar dan keuangan. Dengan langkah nyata ini, TTL membuktikan peran aktifnya dalam memperkuat ekonomi kerakyatan dan menciptakan ekosistem UMKM yang berdaya saing tinggi.(eka)

     

  • Pelatihan CTO, TTL Siap Bersaing Secara Global

    Pelatihan CTO, TTL Siap Bersaing Secara Global

    JATIMPEDIA, Surabaya  – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) melakukan pelatihan Container Terminal Operation (CTO) bagi pegawai operasional terminal pada 16–18 Juni 2025.

    Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi TTL dengan PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) dan berlangsung di Kantor TTL, Surabaya.

    Pelatihan ini bertujuan untuk memperluas wawasan serta memperdalam pemahaman terkait pola operasional dan pemanfaatan teknologi di terminal petikemas, demi mewujudkan Operational Excellence yang berkelanjutan.

    Dalam sambutannya, Muhammad Syukur, Direktur Operasi dan Teknik TTL menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi SDM sebagai bagian dari strategi pengembangan layanan operasional terminal.

    “Inti bisnis dari terminal petikemas adalah pelayanan. maka, pelatihan CTO ini menjadi langkah penting perusahaan dalam mempersiapkan SDM yang andal dan profesional, selaras dengan nilai-nilai AKHLAK yang menjadi fondasi budaya perusahaan,” ujar Muhammad Syukur.

    Seluruh peserta dibekali dengan pendekatan teori dan studi kasus aktual yang relevan dengan tantangan operasional saat ini. Berbagai aspek penting dalam operasional terminal seperti Shipping Industry & Containerization, Terminal Design-Capacity-Facility & Equipment, Business Process & Organization Structure, Terminal Performance & Safety, serta pengenalan Terminal Operating System (TOS) dan konsep Revenue-Cost Management juga diberikan dalam pelatihan ini.

    Direktur SDM PT Pelindo Terminal Petikemas, Ady Sutrisno dalam arahannya menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan CTO ini merupakan pijakan awal bagi TTL untuk menjadi terminal petikemas berkelas dunia.

    “Semoga pelatihan ini membuka wawasan baru bagi peserta terhadap tren dan inovasi dalam industri logistik, serta mampu menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri logistik global,” ungkap Ady Sutrisno.

    Dengan adanya pelatihan ini, TTL memantapkan komitmennya dalam membangun budaya pembelajaran berkelanjutan di lingkungan kerja.

    Pelatihan CTO menjadi bukti bahwa investasi terhadap SDM adalah langkah strategis untuk menciptakan layanan yang adaptif, unggul, dan mampu bersaing secara global. TTL percaya, terminal masa depan dibangun oleh insan-insan kompeten yang siap menjawab dinamika industri logistik yang terus berkembang. (cin)

  • TTL Resmi Terapkan Terminal Booking System, Dorong Efisiensi Logistik Pelabuhan

    TTL Resmi Terapkan Terminal Booking System, Dorong Efisiensi Logistik Pelabuhan

    JATIMPEDIA, Surabaya – Sebagai bagian dari implementasi Rencana Aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) 2025–2026, khususnya pada output Digitalisasi Kawasan Logistik Nasional, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) resmi menerapkan Terminal Booking System (TBS) mulai 11 Juni 2025. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional terminal melalui pengaturan waktu kedatangan truk berdasarkan kapasitas layanan yang tersedia.

    Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Perak, Agustinus Maun, menyatakan bahwa penerapan TBS di TTL merupakan langkah awal menuju sistem serupa di seluruh terminal peti kemas Pelabuhan Tanjung Perak.

    “Kami menargetkan penerapan penuh TBS di seluruh Pelabuhan Tanjung Perak pada awal November 2025,” ujarnya.

    “Saya mengapresiasi kontribusi, kolaborasi, dan dukungan dari para operator terminal, pelaku usaha truk, serta asosiasi jasa transportasi yang telah memungkinkan implementasi sistem ini,” tambahnya.

    TBS merupakan sistem aplikasi digital yang memungkinkan pengguna jasa menjadwalkan kedatangan truk ke terminal dalam slot waktu tertentu (time slot). Setiap hari, TTL menyediakan enam slot waktu masing-masing berdurasi empat jam untuk kegiatan receiving dan delivery peti kemas. Sistem ini mempertimbangkan kapasitas layanan terminal guna mencegah penumpukan dan antrean, serta mengoptimalkan waktu operasional yang cenderung lengang.

    Data sebelumnya menunjukkan adanya konsentrasi kedatangan truk pada jam-jam tertentu yang menyebabkan antrean panjang, sementara pada jam lain justru terjadi kekosongan aktivitas. Dengan TBS, distribusi kedatangan truk menjadi lebih merata dan terencana, sejalan dengan kapasitas terminal.

    Tahap Soft Launching TBS dimulai pada 11 Juni 2025, di mana pengguna jasa dapat memilih slot waktu saat melakukan pemesanan Job Order untuk kegiatan receiving maupun delivery.

    Beberapa manfaat utama dari penerapan TBS antara lain:

    • Pemerataan jadwal kedatangan truk dan pengurangan kepadatan,

    • Optimalisasi kapasitas serta produktivitas terminal,

    • Efisiensi waktu dan biaya operasional (TRT/Truck Round Time),

    • Pengurangan konsumsi bahan bakar dan emisi polusi akibat kemacetan,

    • Peningkatan kualitas layanan receiving dan delivery, termasuk layanan dual move.

    Upaya ini turut disambut baik oleh Klub Logindo Jatim, yang menilai langkah TTL dapat mengurangi kemacetan di sekitar pelabuhan, terutama karena tingginya aktivitas pengambilan dan pengembalian kontainer kosong ke depo-depo di kawasan tersebut, khususnya pada jam kerja kantor.

    “Kami memahami bahwa tujuan besar reformasi logistik ini adalah untuk menciptakan efisiensi dan menurunkan biaya logistik. Namun, jika aspek teknis tidak dikelola dengan cermat, ada potensi munculnya biaya tambahan dan penurunan efisiensi,” jelas Christin Adni, Ketua DPD Jatim Klub Logindo.

    Meski demikian, Christin menyatakan pihaknya tetap optimistis.

    “Kami percaya bahwa perubahan ini adalah langkah ke arah yang lebih baik. Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, kita bisa menciptakan dampak positif besar bagi dunia logistik, khususnya di Jawa Timur.”

    Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menegaskan bahwa TBS merupakan bagian dari inisiatif digital TTL untuk meningkatkan kualitas layanan dan performa operasional.

    “Melalui TBS, kami dapat mengelola arus truk secara lebih terencana dan terukur. Ini memberikan dampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan dan menjadi solusi digital untuk layanan terminal yang lebih efektif dan efisien,” tutupnya. (eka)

  • TTL Sambut Layanan Baru Feeder Asia Xpress (FAX), Dorong Aktivitas Ekspor-Impor Nasional

    TTL Sambut Layanan Baru Feeder Asia Xpress (FAX), Dorong Aktivitas Ekspor-Impor Nasional

    JATIMPEDIA, Surabaya  – PT Terminal Teluk Lamong (TTL), anak perusahaan dari PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), resmi menyambut layanan baru Feeder Asia Xpress (FAX) yang dioperasikan oleh kapal MV Yuan Xiang Fa Zhan dalam pelayaran perdananya (maiden voyage). Rute layanan ini meliputi Jakarta – Surabaya – Port Klang West – Jebel Ali – Karachi.

    Kapal sepanjang 232 meter dengan kapasitas 2.000 TEUs ini diageni oleh PT Karana Line sebagai Husbandry Agent, serta Frenz Maritime sebagai General Agent dari Feeder Line di Indonesia. Pada kunjungan perdananya di TTL, MV Yuan Xiang Fa Zhan melakukan aktivitas bongkar muat sebanyak 800 TEUs dan akan melayani rute ini secara biweekly (dua minggu sekali).

    Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menyampaikan bahwa hadirnya layanan baru ini merupakan bukti kepercayaan internasional terhadap TTL sebagai terminal modern yang siap melayani pasar global.

    “TTL kembali dipercaya untuk melayani rute internasional dari Feeder Line. Sebagai operator terminal, kami akan terus mengambil inisiatif untuk menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan pelayaran guna membuka rute-rute baru,” ujarnya.

    Kehadiran MV Yuan Xiang Fa Zhan juga disambut positif oleh nahkoda kapal, Capt. Su Lang, yang memberikan apresiasi atas layanan TTL:

    “Proses sandar berjalan lancar dan kegiatan bongkar muat selesai dalam waktu kurang dari 24 jam. Pelayanan pelabuhan ini sangat cepat dan efisien.”

    Layanan FAX ini menjadi layanan baru kedua yang masuk ke TTL sepanjang tahun 2025, sekaligus memperkuat peran TTL sebagai gerbang logistik internasional di wilayah timur Indonesia. Kehadiran rute ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekspor-impor, membuka peluang bisnis baru, serta berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada Feeder Line atas kepercayaannya menjadikan TTL sebagai pelabuhan pelayanan. Komitmen kami adalah terus memberikan layanan yang unggul dan berstandar excellence,” tutup David. (eka)

  • TTL Catat Kinerja Positif hingga April 2025, Arus Petikemas Naik 1,5%

    TTL Catat Kinerja Positif hingga April 2025, Arus Petikemas Naik 1,5%

    JATIMPEDIA, Surabaya – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) mencatatkan kinerja operasional positif hingga April 2025, dengan peningkatan arus petikemas sebesar 1,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total arus petikemas yang dilayani mencapai 277.168 TEUs, naik dari 273.002 TEUs pada 2024.

    Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan volume ekspor dan impor antara Indonesia dan Shanghai, Tiongkok. Tren tersebut mencerminkan penguatan kerja sama ekonomi di sektor nonmigas antara kedua wilayah.

    Sepanjang Januari hingga April 2025, volume ekspor petikemas dari TTL ke Shanghai tercatat sebesar 8.454 TEUs, naik 6% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 7.968 TEUs. Sementara itu, impor dari Shanghai melonjak signifikan sebesar 25%, dari 5.841 TEUs pada 2024 menjadi 7.320 TEUs pada tahun ini.

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur per Maret 2025 mendukung tren ini, menunjukkan bahwa ekspor nonmigas provinsi ke Tiongkok mencapai 14,39% dari total ekspor, sementara impor dari Tiongkok berkontribusi 31,90% dari total impor.

    Sebagai bagian dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero), TTL terus memperkuat dukungannya terhadap pertumbuhan perdagangan internasional melalui peningkatan fasilitas dan layanan. Saat ini, TTL sedang mempersiapkan dua unit container scanner untuk mempercepat proses pemeriksaan Bea Cukai dan memperlancar layanan petikemas internasional.

    Untuk menjaga kepuasan pelanggan, TTL secara konsisten menerapkan sistem operasional berbasis planning and control guna memastikan efisiensi dan efektivitas. Sepanjang April 2025, performa bongkar muat petikemas menunjukkan capaian positif. Rata-rata Box Ship Hour (BSH) kapal petikemas internasional mencapai 47 box/jam, melampaui target 46 box/jam. Kapal domestik mencatat 25 box/jam dari target 23 box/jam. Kinerja ini berdampak langsung pada efisiensi layanan dan waktu sandar kapal.

    Sekretaris Perusahaan PT Terminal Teluk Lamong, Syaiful Anam, menegaskan komitmen TTL dalam memberikan layanan terminal petikemas berkelas dunia. “Sebagai salah satu pintu gerbang perdagangan internasional, Terminal Teluk Lamong akan terus mendukung berbagai program pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di Jawa Timur. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pengguna jasa,” tutupnya. (eka)

  • Minimalisir Kecelakaan, TTL Gelar Fatigue Test Operator

    Minimalisir Kecelakaan, TTL Gelar Fatigue Test Operator

    JATIMPEDIA, Surabaya – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) bersama Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (RS PHC) melakukan fatigue test kepada operator alat bongkar muat termasuk operator Ship to Shore Crane (STS) dan Grab Ship Unloader (GSU) untuk meminimalkan risiko kecelakaan.

    “Melalui program Fatigue Test ini, kami memastikan para operator bekerja dalam kondisi prima sehingga mampu menjalankan tugas dengan aman, efektif, dan efisien,” kata Corporate Secretary PT TTL Syaiful Anam di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

    Syaiful mengatakan upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan standar keselamatan dan kesehatan kerja, karena memantau tingkat kelelahan operator merupakan bagian dari health surveillance dalam manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (Occupational Health Management).

    Melalui tes ini, perusahaan berupaya menjaga kebugaran fisik dan performa kerja operator agar tetap optimal sekaligus meminimalkan risiko kecelakaan akibat kelelahan.

    Pengukuran dilakukan dengan metode pengujian kadar asam laktat dalam darah sebelum dan sesudah bekerja serta melalui serangkaian tes medis.

    Seluruh data hasil pemeriksaan akan dianalisis oleh tim dokter dan tenaga medis profesional untuk mendapatkan gambaran objektif mengenai tingkat kelelahan individu yang selanjutnya menjadi dasar penyusunan rekomendasi medis dalam mengurangi potensi kelelahan kerja.

    “Kami percaya keselamatan kerja bukan hanya kewajiban tetapi juga investasi jangka panjang untuk keberlangsungan perusahaan,” kata Syaiful.

     

    TTL juga telah menginisiasi berbagai program peningkatan kesadaran kesehatan kerja seperti senam ringan dan peregangan otot saat bekerja untuk meminimalisasi gangguan saraf dan otot akibat getaran alat serta posisi kerja yang tidak ergonomis.

    Selain itu, perusahaan juga mengimbau konsumsi air mineral secara rutin guna mencegah dehidrasi dan menjaga konsentrasi saat bekerja.

    “Kami berkomitmen penuh dalam mengimplementasikan standar keselamatan kerja yang tinggi serta menjaga kesejahteraan karyawan sebagai bagian integral dari budaya kerja profesional dan berkelanjutan,” katanya. (eka)

  • TTL Gelar Fatigue Test, Pastikan Operator Tetap Prima dan Bebas Risiko Kelelahan

    TTL Gelar Fatigue Test, Pastikan Operator Tetap Prima dan Bebas Risiko Kelelahan

    JATIM[EDIA, Surabaya – Sebagai upaya menjaga kualitas keselamatan kerja dan kondisi fisik karyawan, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) mengadakan program Fatigue Test selama periode 5–16 Mei 2025. Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari inisiatif Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), bekerja sama dengan RS Pelindo Husada Citra (RS PHC), dan difokuskan pada operator alat berat seperti Ship to Shore Crane (STS) serta Grab Ship Unloader (GSU).

    Tes ini dilakukan untuk memantau tingkat kelelahan pekerja, sebagai bagian dari pemantauan kesehatan kerja (health surveillance) yang esensial dalam pengelolaan keselamatan kerja di lingkungan operasional. Pemeriksaan dilakukan melalui pengukuran kadar asam laktat dalam darah sebelum dan sesudah jam kerja, serta pemeriksaan medis lainnya. Hasil dari seluruh pemeriksaan ini dianalisis secara menyeluruh oleh tim medis profesional untuk menyusun rekomendasi pencegahan kelelahan yang lebih akurat dan berdampak langsung terhadap keselamatan kerja.

    Corporate Secretary TTL, Syaiful Anam, menegaskan pentingnya program ini, “Kami menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama. Menjaga operator tetap bugar adalah bentuk investasi perusahaan dalam keberlangsungan operasional yang aman dan efisien.”

    Selain program Fatigue Test, TTL juga telah menjalankan berbagai aktivitas pendukung seperti senam ringan di sela kerja dan gerakan peregangan untuk mengurangi keluhan otot akibat kerja berulang dan posisi tubuh yang statis. Perusahaan pun mendorong karyawan agar rutin mengonsumsi air putih demi menjaga fokus dan mencegah dehidrasi selama bertugas.

    Komitmen TTL terhadap penerapan budaya kerja yang aman dan sehat terus diperkuat sebagai bagian dari langkah berkelanjutan menciptakan lingkungan kerja yang profesional dan manusiawi.(cin)