Tag: #SPAM

  • Akses Air Minum Layak Warga Madiun Capai 86,57 Persen

    Akses Air Minum Layak Warga Madiun Capai 86,57 Persen

    JATIMPEDIA, Madiun – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Madiun menyebut akses air minum layak warga kabupaten setempat telah mencapai 86,57 persen dan terus berupaya ditingkatkan.

    “Sampai akhir tahun 2024, capaian akses air minum layak di Kabupaten Madiun telah mencapai 86,57 persen atau sekitar 159.703 rumah tangga dari total 184.469 rumah tangga,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Madiun Gunawi.

    Dari jumlah tersebut, pihaknya merinci sebanyak 45,22 persen atau 83.415 rumah tangga telah mengakses air minum layak melalui sumber non-perpipaan secara mandiri, 9,13 persen atau 16.827 rumah tangga melalui program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pemerintah daerah, dan 32,23 persen atau 59.461 rumah tangga dilayani oleh PDAM.

    Untuk itu, Pemkab Madiun melalui Dinas PUPR setempat terus berupaya untuk meningkatkan kemudahan akses warga Kabupaten Madiun terhadap air minum layak.

    Salah satunya dengan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) utamanya di daerah terpencil yang sulit akses air bersih.

    Adapun, tahun 2025 ini Pemkab Madiun berupaya membangun SPAM di Desa Batok, Kecamatan Gemarang dan Desa Segulung, Kecamatan Dagangan yang merupakan daerah terpencil lereng gunung.

    Pihaknya menekankan pentingnya pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang sulit akses air bersih, utamanya saat memasuki musim kemarau.

    Ia berharap pembangunan SPAM di Desa Batok juga Segulung yang telah dianggarkan tahun ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga mendukung kualitas hidup generasi mendatang.

    “Dengan SPAM ini, masyarakat diharapkan bisa mendapatkan air bersih yang berkualitas secara berkelanjutan,” katanya.

    Data dari Kementerian Pekerjaan Umum mencatat bahwa saat ini hanya 22 persen penduduk Indonesia yang mendapat pelayanan dari air minum perpipaan. Sementara lainnya mendapatkan sumber air langsung dari sungai, sumur bor, hingga air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Menurut Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti, air minum perpipaan lebih aman ketimbang air sungai yang memiliki risiko tercemar dari limbah industri dan rumah tangga.(sat)

  • Gubernur Khofifah Resmikan SPAM, Ribuan Warga Singosari Malang Terbebas Krisis Air Bersih Saat Kemarau

    Gubernur Khofifah Resmikan SPAM, Ribuan Warga Singosari Malang Terbebas Krisis Air Bersih Saat Kemarau

    JATIMPEDIA, Malang – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Singosari di Desa Klampok, Kec. Singosari, Kab. Malang, Selasa (13/5).

    Peresmian SPAM Singosari ini menjadi kabar baik yang sangat ditunggu bagi ribuan warga Desa Klampok karena menjadi solusi masalah krisis air bersih yang selama ini mereka alami setiap musim kemarau.

    Gubernur Khofifah mengatakan, masalah krisis air bersih warga Desa Klampok telah menjadi atensi Pemprov Jatim. Menjawab keluhan warga masyarakat, Pemprov Jatim telah memulai proses pembangunan SPAM Singosari ini sejak tahun 2022. Tepatnya, ground breaking telah dilaksanakan pada 27 Januari 2023 dan pembangunan fisik dimulai pada tahun 2024 lalu.

    Hingga akhirnya, mulai Februari 2025 lalu, masyarakat mulai bisa memanfaatkan sumber air yang dibangun koneksitasnya melalui pipanisasi. Tak kurang, Pemprov Jatim telah mengeluarkan dana sebesar Rp 11,2 Miliyar untuk pembangunan SPAM Singosari ini melalui sistem hibah Pemprov Jatim kepada Pemerintah Kab. Malang.

    “SPAM Singosari ini adalah langkah strategis kami dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, khususnya dalam penyediaan air bersih yang layak, aman, dan berkelanjutan. Harapannya bisa memfasilitasi daerah-daerah yang sebenarnya dekat dengan sumber air namun karena topografi wilayah sehingga di musim kemarau mengalami kesulitan air bersih,” ungkap Gubernur Khofifah.

    Tercatat kurang lebih 405 KK atau 1.620 jiwa di 10 RT pada 2 RW di Dusun Sumbul, Desa Klampok, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang berhasil dialiri air bersih dengan adanya SPAM Singosari ini.

    “Sebelumnya warga harus membeli dengan harga yang tinggi. 1 kubik air seharga Rp 50 ribu, kalau sebulan 20 kubik maka mereka harus membayar Rp 1 juta per bulannya,” tutur Khofifah.

    “Insya Allah setelah ini, melalui pengelola HIPAM terkonfirmasi menjadi Rp 1.000 per kubik. Yang semula Rp 1 juta menjadi Rp 20 ribu per bulan,” imbuhnya.

    Selain mengaliri rumah masyarakat, kehadiran SPAM Singosari juga dimanfaatkan untuk berbagai fasilitas umum di wilayah Desa Klampok. Diantaranya Sekolah, Masjid, Mushola hingga Pondok Pesantren.

    “Harapannya ini lebih mudah diakses, sehat, aman, murah dan tidak terkontaminasi, untuk warga Desa Klampok. Bahkan sekolah, tempat ibadah juga bisa mendapatkan akses air. Mudah-mudahan besar manfaatnya,” ujar Gubernur perempuan pertama Jatim itu.

    Melalui penyediaan fasilitas air bersih semacam ini diharapkan juga akan berdampak pada meningkatnya kesadaran pola hidup bersih di masyarakat.

    “Kalau airnya cukup, mandinya tambah sehat, air minumnya sehat, maka sekolahnya tambah semangat,” pungkasnya.

    Sementara itu, Bupati Malang H. M. Sanusi mengucapkan terima kasih atas dibangunnya SPAM di Singosari, Kab. Malang oleh Pemprov Jatim.

    “Atas nama masyarakat Kab. Malang kami ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya bagi Ibu Gubernur atas pengadaan SPAM Singosari. Kami sangat terbantu mengingat ketika musim kemarau, masyarakat harus sangat bersusah payah mendapatkan air,” ucap Sanusi.

    Ia mengatakan, bantuan SPAM Singosari merupakan potret kecil dari kebutuhan bantuan pembangunan di Kab. Malang. Oleh sebab itu, ia berharap ke depannya akan lebih banyak bantuan semacam ini demi upaya percepatan pembangunan di daerah.

    Dalam laporannya Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Cipta Karya Prov. Jatim I Nyoman Gunadi juga menyampaikan bahwa pembangunan SPAM telah dimulai pada 2022 dan pembangunan fisik 2024.

    Ia juga bercerita bahwa manfaat dari SPAM Singosari ini sangat dirasakan oleh masyarakat.

    “Kami mendapat ucapan terima kasih dari salah seorang Guru TK disini. Jika sebelumnya para siswa harus membawa air sendiri dari rumah, sekarang mereka bahkan bisa bermain air,” tuturnya.

    Ucapan terima kasih juga disampaikan langsung oleh Ratemun (57) warga Dusun Sumbul, desa Klampok kecamatan Singosari.

    Ia mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Khofifah yang telah mampu menyediakan kebutuhan dasar berupa air bersih bagi warga desa Klampok.

    Sebab, kata Ratemun, sebelumnya warga sekitar mengambil air dari sumber banteng. Kemudian musim kemarau dalam sebulan dikirim air bersih sebanyak 4-5 kali.

    “Terima kasih ibu gubernur, akhirnya warga mendapat fasilitas aliran air bersih. Memberi kehidupan baru bagi masyarakat maupun sarana dan prasarana untuk keberlangsungan hidup warga desa Klampok,” ungkapnya.

    Selain itu Eka (20) warga Desa juga mengaku sangat terbantu karena biasanya mereka harus berjalan jauh untuk bisa mendapatkan air bersih bagi keluarganya.

    “Alhamdulillah, saya sangat terbantu. Biasanya kami harus jalan satu kilometer untuk ambil air,” ucapnya. (raf)

  • Pemkab Sampang Bangun SPAM di 25 Desa

    Pemkab Sampang Bangun SPAM di 25 Desa

    JATIMPEDIA, Sampang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Jawa Timur membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) di 25 desa sebagai upaya memenuhi kebutuhan air bersih warga di wilayah itu.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Sampang Moh Zis menjelaskan 25 desa yang menjadi sasaran program ini, tersebar di beberapa kecamatan dengan total anggaran Rp8,2 miliar.

    “Program ini bersumber dari dana alokasi khusus Pemkab Sampang 2024,” katanya di Sampang, Senin.

    Ia menjelaskan program SPAM sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam upaya membantu mengatasi kebutuhan dasar dasar masyarakat, utamanya penyediaan air bersih.

    “Dengan demikian program SPAM ini untuk meningkatkan akses air minum untuk masyarakat,” katanya.

    Ia mengharapkan program tersebut memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, termasuk dalam berupaya mengurangi prevalensi stunting yang disebabkan perilaku buang air besar sembarangan.

    Melalui program ini, pihaknya berharap, masyarakat dapat mengakses air bersih dengan mudah, termasuk mengurangi jumlah desa yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih saat musim kemarau.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, jumlah desa rawan kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau 2024 tercatat 102 desa.

    Ia menyebutkan 102 desa yang mengalami kekeringan itu, terdiri atas 81 desa mengalami kering kritis, enam desa mengalami kering langka, dan 15 desa mengalami kering langka terbatas.

    Kering kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.

    Kering langka terjadi apabila kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter per orang per hari, dan jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

    Kering langka terbatas apabila jarak antara permukiman dan sumber air mencapai kurang dari tiga kilometer.

    “Kami yakin dengan adanya program SPAM tahun ini, jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih bisa berkurang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sampang Chandra Ramadhani Amin.

    Ia menjelaskan jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini bertambah dibandingkan dengan pada 2023.

    Pada 2023, jumlah desa yang mengalami kekeringan tercatat 92 desa. Jumlah desa yang masuk kategori kering kritis pada musim kemarau kali ini tersebar di 10 kecamatan.

    Ia menyebutkan 102 desa itu tersebar di Kecamatan Kedungdung 15 desa, Sreseh (12), Tambelangan (10), Sokobanah (9), Robatal (9), Sampang (7), Karang Penang (7), Pangarengan (6), Torjun (4), dan Banyautes (2). (sat)