Tag: #SinergiGulaNusantara

  • SGN PG Glenmore Bertransformasi Menuju Industri Gula Modern

    SGN PG Glenmore Bertransformasi Menuju Industri Gula Modern

    JATIMPEDIA, Banyuwangi Di tengah upaya transformasi industri gula nasional, Pabrik Gula (PG) Glenmore, unit kerja PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), tampil sebagai pabrik modern yang tidak hanya unggul secara operasional, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam pemberdayaan tenaga kerja lokal serta pembangunan sosial di Kabupaten Banyuwangi.

     

    Hingga saat ini, PG Glenmore mempekerjakan sebanyak 634 karyawan, di mana 93% merupakan warga Kabupaten Banyuwangi dan sekitar 80% berdomisili di Kecamatan Glenmore dan sekitarnya. Komposisi ini bukan sekadar angka, melainkan wujud nyata keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat lokal dan komitmen SGN dalam membangun industri gula yang berbasis potensi daerah.

    Kami bukan hanya pusat produksi gula, tetapi juga tempat tumbuh dan berkembangnya tenaga profesional lokal. Kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berkembang dan berkontribusi,” ujar General Manager PG Glenmore, Sugondo.

     

    Ia menambahkan bahwa pihaknya  terus berinovasi dengan semangat sinergi, menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat dan mendukung kemandirian industri gula nasional. Kami percaya bahwa industri yang kuat harus dibangun di atas fondasi lokal yang kokoh, dengan mengedepankan profesionalisme, keberagaman, dan kolaborasi,” lanjutnya.

     

    Dalam aspek tanggung jawab sosial perusahaan, PG Glenmore aktif melaksanakan berbagai program kebermanfaatan, seperti penyelenggaraan Pasar Murah Gula Nusakita di tujuh desa sekitar pabrik selama Maret 2025, bantuan alat berat untuk pembangunan tempat ibadah dan infrastruktur desa, serta pemberian bantuan sosial kepada aparat keamanan dan masyarakat.

     

    Kontribusi PGGlenmore terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyuwangi juga signifikan. Sepanjang tahun 2024, total pajak yang dibayarkan mencapai Rp746.080.056, terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Kendaraan Bermotor, serta Pajak Air Permukaan. Kontribusi PG Glenmore terhadap PAD Kabupaten Banyuwangi mencapai hampir Rp750 juta di tahun 2024,” tutup Sugondo.

     

    Sebagai bagian dari PT SGN, subholding PTPN Group yang berfokus pada komoditas gula, PG Glenmore terus memperkuat kapabilitas sumber daya manusia melalui pelatihan berkelanjutan dan sistem tata kelola modern. Dengan memadukan profesionalisme dan kearifan lokal, SGN berkomitmen menjadi lokomotif kemandirian industri gula nasional. (cin)

  • Kejar Swasembada, SGN Dukung PG Glenmore Buka peluang PKWT

    Kejar Swasembada, SGN Dukung PG Glenmore Buka peluang PKWT

    JATIMPEDIA, Banyuwangi – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) mendukung Pabrik Gula (PG) Glenmore di Banyuwangi, Jawa Timur untuk membuka peluang rekrutmen tenaga kerja untuk Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Dalam Musim Giling (PKWT DMG) 2025 demi memenuhi target dan mencapai swasembada gula.

    “Persiapan musim giling terus kami matangkan salah satunya dengan menjaring tenaga kerja yang kompeten di bidangnya,” kata General Manager PG Glenmore Sugondo di Surabaya, Rabu.

    PG Glenmore yang merupakan salah satu unit usaha PT SGN saat ini tengah mempersiapkan giling pada 2025 yaitu akan mulai pada pekan ketiga Mei.

    Pihaknya menargetkan menggiling tebu sebanyak 1 juta ton tebu dengan jumlah produksi gula sebesar 84 ribu ton dengan kualitas gula kristal putih (GKP).

    Oleh sebab itu, PG Glenmore membutuhkan dukungan tenaga kerja tambahan sehingga Sugondo mengundang masyarakat untuk turut berkontribusi dalam pemenuhan target produksi ini.

    “Kami mengundang masyarakat yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi bagian dari tim kami. Harapan kami bisa bersinergi bersama untuk memberikan kontribusi terbaik,” ujarnya.

    Sugondo menjelaskan peran PG Glenmore dalam memenuhi kebutuhan gula konsumsi telah melibatkan sekitar 1.100 tenaga kerja vendor setempat dalam kegiatan operasional.

    Ia menyebutkan lebih dari 95 persen karyawan PG Glenmore berasal dari Banyuwangi yang sudah dibekali dengan kompetensi sehingga dampaknya terlihat pada keberhasilan pencapaian target.

    Bahkan upaya itu memiliki efek domino pada pengembangan perekonomian setempat, kesejahteraan petani, dan keterlibatan mitra vendor.

    Asisten Manajer Stasiun Listrik PG Glenmore David Febriawan berharap kesempatan tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh putra daerah untuk memberikan kontribusi untuk Banyuwangi.

    “Saya berharap ini dimanfaatkan dengan baik, mari kita memberikan kontribusi terbaik untuk negara khususnya Kabupaten Banyuwangi tercinta,” ujar David.(sat)

  • PT SGN MKSO Kebun Dhoho Target Produksi 311.151 Ton Tebu

    PT SGN MKSO Kebun Dhoho Target Produksi 311.151 Ton Tebu

    JATIMPEDIA, Kediri – PT Sinergi Gula Nasional Manajemen Kerja Sama Operasional (SGN MKSO) Tebu Kebun Dhoho di Kediri, menargetkan bisa memproduksi tebu pada musim tanam 2024 – 2025 sebanyak 311.151 ton.

    General Manager PT SGN MKSO Kebun Dhoho Sri Pratomo mengemukakan musim panen tebu segera tiba. Kebun Dhoho yang bergerak di bidang budi daya tebu punya lahan seluas 5.805,59 hektare, yang terdiri dari dua rayon.

    “Rayon Dhoho I seluas 2.055 hektare yang berada di Kecamatan Plosoklaten dan Rayon Dhoho II seluas 1.295 hektare yang yang mencakup beberapa kabupaten di Jawa Timur Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Blitar,” katanya di Kediri, Rabu.

    Pada musim tanam 2024-2025 ini, di Kebun Dhoho untuk luas areal tebu giling mencapai 3.357 hektare dengan produksi tebu hingga 311.151 ton. Nantinya, untuk produksi gula bisa mencapai 26.591 ton.

    Diketahui bahwa khusus luas tanam tebu giling adalah 3.357 hektare yang terdiri dari 1.295 hektare dan 2.055 hektare, sedangkan sisanya adalah areal konsesi karena ada tanaman bibit, sarana prasarana dan lainnya.

    Pihaknya memiliki komitmen untuk memberikan nilai tambah (value creation) bagi seluruh pemangku kebijakan, yaitu dengan menghasilkan produk bahan baku tebu berkualitas untuk mendukung kecukupan produksi pabrik gula.

    Ia menjelaskan, MKSO Tebu Kebun Dhoho merupakan unit usaha dalam bentuk kerjasama operasional antara PT Sinergi Gula Nusantara dan PTPN I yang Berada di Jl. Melati Plosokidul, Desa Jengkol, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.

    Di lokasi ini juga didukung dengan laburatorium Pusat Penelitian (Puslit) Tebu Jengkol yang melakukan penelitian khusus tentang tebu.

    Hasil penelitian ini bisa menghasilkan varietas tebu unggulan yang produktivitas gula per hektare bisa menghasilkan yang terbaik setiap tahun dari semua Kebun di wilayah kerja Kebun Dhoho.

    “Kami bersinergi dengan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar maupun pemangku kebijakan. Baik berupa manfaat ekonomi, sosial maupun budaya, dan kami berkomitmen mendukung terhadap pencapaian swasembada gula nasional,” kata Sri.

    Ia menambahkan, perusahaan mengelola lahan seluas 5.805,59 hektare, sehingga perusahaan bisa memberikan lapangan pekerjaan dan penyerapan tenaga kerja lokal mulai saat budi daya lahan sampai dengan masa panen tebu.

    Sementara itu, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menargetkan produksi gula SGN 2025 sebesar 1,012 juta ton GKP (Gula kristal putih), lebih tinggi dari target 2024, 2023, dan 2022 berturut-turut sebesar 910 ribu ton, 751 ribu ton, dan 851 ribu ton.

    Sedangkan target tebu digiling 2025 sebesar 13,548 juta lebih tinggi dibanding realisasi pada 2024 yakni sebesar 11,956 juta ton.

    PT SGN juga akan melanjutkan program penguatan tebu petani untuk meningkatkan produktivitas gula petani yang akan berdampak positif kepada tingkat kesejahteraan petani tebu.

    Selain itu, terus melanjutkan program inkubator agripreneur tebu yang saat ini para peserta tengah menjalani pelatihan teknis sebelum mengelola mini estate tebu.

    PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang dikenal dengan Sugar Co merupakan perusahaan sub-Holding Gula PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang bergerak di bidang usaha agro industri komoditas gula.

    Perusahaan mengkonsolidasi 36 pabrik gula perkebunan nusantara yang tersebar dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

    Saat ini, perusahaan melakukan upaya-upaya restrukturisasi bisnis gula dan transformasi usaha di sektor pengolahan tanaman tebu (off farm), kemitraan budidaya perkebunan (on farm), peningkatan kesejahteraan petani tebu rakyat serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas perusahaan.(sat)

     

  • Tahun Ini PG Ngadirejo Target Giling 9,5 Juta Kuintal Tebu

    Tahun Ini PG Ngadirejo Target Giling 9,5 Juta Kuintal Tebu

    JATIMPEDIA, Kediri – Pabrik Gula (PG) Ngadirejo Kabupaten Kediri, menargetkan akan melakukan giling untuk 9,5 juta kuintal tebu pada musim giling 2025.

    General Manager PG Ngadirejo Kabupaten Kediri Wayan Mei Purwono mengemukakan perusahaan akan memulai giling 2025 pada pertengahan Mei.

    “Target menggiling tebu sebanyak 9,5 juta kuintal dan rendeman 8,16 persen dengan menghasilkan gula di atas 75 ribu ton. Kami mohon doa restunya kepada seluruh masyarakat dan pemangku kebijakan semoga giling berjalan lancar dan bisa melampaui target,” katanya di Kediri, Kamis.

    Pada musim giling 2024, PG Ngadirejo menjadi pabrik gula terbaik di lingkungan pabrik di bawah naungan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).

    Dengan target baru di 2025 ini, perusahaan juga berharap bisa terealisasi. Musim giling 2025 juga bisa berjalan dengan lancar.

    “Musim giling 2025 ini target kami adalah tetap menjadi the winner, yaitu terbaik dari sisi laba, jumlah tebu, dan terbaik di jumlah gula,” kata Wayan.

    Sementara itu, memulai musim giling 2025, di PG Ngadirejo Kabupaten Kediri, menggelar doa bersama dan slow firing boiler atau menyalakan api perdana di stasiun ketel yang biasa dikenal dengan ‘cetik geni’.

    Kegiatan tersebut berlangsung diawali dengan pembacaan doa dan tahlil bersama jajaran manajemen PG Ngadirejo Kabupaten Kediri, petani tebu, serta tokoh masyarakat sekitar.

    Kegiatan slow firing boiler merupakan langkah awal dalam proses memasuki musim giling untuk memanaskan stasiun ketel.

    Nantinya sebelum pelaksanaan giling, perusahaan juga akan melakukan individual test dan general test di semua stasiun mesin, sehingga semua mesin diharapkan bisa berfungsi dengan baik.

    Sementara itu, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) juga menargetkan produksi gula SGN 2025 sebesar 1,012 juta ton GKP (Gula kristal putih), lebih tinggi dari target 2024, 2023, dan 2022 berturut-turut sebesar 910 ribu ton, 751 ribu ton, dan 851 ribu ton.

    Sedangkan target tebu digiling 2025 sebesar 13,548 juta lebih tinggi dibanding realisasi pada 2024 yakni sebesar 11,956 juta ton.

    PT SGN juga akan melanjutkan program penguatan tebu petani untuk meningkatkan produktivitas gula petani yang akan berdampak positif kepada tingkat kesejahteraan petani tebu.

    Selain itu, terus melanjutkan program inkubator agripreneur tebu yang saat ini para peserta tengah menjalani pelatihan teknis sebelum mengelola mini estate tebu.

    PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang dikenal dengan Sugar Co merupakan perusahaan sub-Holding Gula PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang bergerak di bidang usaha agro industri komoditas gula.

    Perusahaan mengkonsolidasi 36 pabrik gula perkebunan nusantara yang tersebar dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

    Saat ini, perusahaan melakukan upaya-upaya restrukturisasi bisnis gula dan transformasi usaha di sektor pengolahan tanaman tebu (off farm), kemitraan budidaya perkebunan (on farm), peningkatan kesejahteraan petani tebu rakyat serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas perusahaan.(eka)

     

  • Gubernur Khofifah Ajak PT SGN Wujudkan Ekosistem Gula Berkelanjutan

    Gubernur Khofifah Ajak PT SGN Wujudkan Ekosistem Gula Berkelanjutan

    JATIMPEDIA, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima audiensi jajaran manajemen PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang dipimpin Direktur Utama (Dirut), Mahmudi di Kantor Gubernur Jawa Timur, Kamis (24/4) sore.

    Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Khofifah menegaskan komitmen Jawa Timur sebagai pilar utama dalam mewujudkan swasembada gula nasional yang berkelanjutan dan berdaya saing.

    “Jawa Timur tidak hanya menjadi produsen utama gula, tetapi juga pionir dalam inovasi dan peningkatan produktivitas tebu,” ujar Khofifah.

    Menurutnya, sebagai lumbung tebu terbesar di Indonesia, Jawa Timur memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan dan menjaga ketahanan pasokan gula nasional. Saat ini, terdapat 32 pabrik gula di 16 kabupaten/kota seperti Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Malang, Kediri, Madiun, Tulungagung, dan Sidoarjo.

    Berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2024, pabrik-pabrik tersebut memproduksi lebih dari 51,87 persen dari total produksi gula nasional.

    “Prosentase tersebut menjadikan Jawa Timur sebagai sentra penghasil gula terbesar di Indonesia,” jelasnya.

    Pemprov Jatim terus mendorong penguatan kebijakan yang mendukung industri gula, seperti pemberian insentif kepada petani serta pengembangan infrastruktur pertanian berbasis teknologi. Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah pengesahan Pergub Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pengembangan Perkebunan Tebu Terpadu.

    “Pergub ini menjadi fondasi penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan petani tebu dalam menciptakan ekosistem gula yang berkelanjutan,” jelasnya.

    Sememtara, Data Dinas Perkebunan Jatim hingga 15 Oktober 2024 menunjukkan bahwa luas lahan tebu yang telah digiling mencapai 229.869 hektare, dengan produksi tebu sebanyak 16.157.596 ton dan gula sebesar 1.222.292 ton. Peningkatan rendemen menjadi 7,47 persen juga menunjukkan kerja keras kolektif dalam meningkatkan mutu dan kuantitas produksi.

    Selain itu, stok gula kristal putih di Jatim per 15 Oktober 2024 mencapai 669.224 ton, terdiri dari 59.821 ton di petani, 443.867 ton di pedagang, 133.095 ton di pabrik, dan 32.442 ton di PTPN. Angka ini menunjukkan kapasitas Jatim sebagai penyangga stok gula nasional.

    Maka dari itu, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya kolaborasi erat dengan pelaku industri gula, termasuk PT SGN, guna memperkuat sektor ini secara menyeluruh.

    “Sebagai provinsi dengan potensi besar, kami berkomitmen untuk mendorong peremajaan kebun tebu, pengembangan varietas unggul, serta penerapan teknologi pertanian yang modern,” katanya.

    “Produktivitas dan efisiensi harus terus ditingkatkan untuk mendukung kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pasokan gula nasional,” imbuh Khofifah.

    Sementara itu, Direktur Utama PT SGN Mahmudi menyampaikan target perusahaan untuk memproduksi 2 juta ton gula nasional pada tahun 2027, dengan 75 persen berasal dari pabrik di Jawa Timur. SGN juga berencana mempercepat modernisasi industri gula dan memperkuat kemitraan dengan petani.

    “Kami siap menjadikan Jawa Timur sebagai pusat riset dan pengembangan industri gula, yang fokus pada efisiensi produksi dan kualitas produk,” tegas Mahmudi.

    Di akhir pertemuan, Pemprov Jatim dan PT SGN sepakat membentuk tim kerja lintas sektor untuk menyusun strategi pengembangan lanjutan. Strategi ini mencakup percepatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus petani tebu, pengaturan tebu penampungan (pok-pokan), pengelolaan distribusi tebu antarwilayah, serta penentuan awal musim giling berdasarkan kemasakan tebu.

    Dengan semangat gotong royong dan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Gubernur Khofifah optimistis bahwa Jawa Timur akan terus menjadi motor penggerak dalam swasembada gula nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani serta masyarakat luas.(eka)

     

  • SGN dan SPBUN SGN Perkuat Sinergi Menuju Swasembada Gula Nasional

    SGN dan SPBUN SGN Perkuat Sinergi Menuju Swasembada Gula Nasional

    JATIMPEDIA, Karanganyar – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) bersama Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPBUN) SGN menegaskan komitmen bersama dalam mewujudkan hubungan industrial yang harmonis dan visi swasembada gula nasional melalui Rapat Bipartit edisi April 2025 bertempat di PG Tasikmadoe Karanganyar hari Kamis (17/4/2025).

    Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat transformasi internal perusahaan. Beberapa fokus utama meliputi penataan organisasi dan operasional pabrik gula, penyusunan sistem kerja dan formasi SDM yang lebih adaptif, harmonisasi sistem remunerasi berbasis person grade, serta pengembangan budaya kerja dan kapabilitas karyawan melalui pelatihan, asesmen kompetensi, dan integrasi sistem informasi SDM.

    Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Mahmudi, menekankan pentingnya kolaborasi antara manajemen dan serikat pekerja sebagai fondasi dalam mewujudkan kemandirian industri gula nasional. Ia menyampaikan bahwa sinergi yang solid menjadi kunci utama keberhasilan program swasembada yang tengah dijalankan perusahaan.

    “Manajemen PT Sinergi Gula Nusantara bersama seluruh jajaran Serikat Pekerja berkomitmen penuh untuk mewujudkan swasembada gula,” ujar Mahmudi dalam keterangan tertulis, Surabaya, Minggu (20/4/2025)

    Ia mengungkapkan bahwa salah satu langkah nyata yang telah dirancang adalah reaktivasi pabrik-pabrik gula yang selama ini belum produktif.

    “Insya Allah, pada 2025 kami akan mengaktifkan kembali PG Bone di Sulawesi, disusul PG Sei Semayang di Sumatera Utara pada 2026, dan selanjutnya menata PG Tasikmadu, PG Pangka, serta PG Olean. Ini adalah aset besar bangsa yang harus kita hidupkan bersama,” tambah Mahmudi.

    Senada dengan hal tersebut, Ketua SPBUN PT SGN, Muchammad Rofi, menyampaikan dukungan penuh terhadap arah kebijakan perusahaan.

    “Kami mewakili seluruh serikat pekerja SPBUN PT SGN mendukung penuh pengoperasian kembali pabrik-pabrik gula di bawah PT SGN. Ini merupakan langkah nyata menuju swasembada gula nasional,” ungkap Rofi.

    Ia juga menegaskan pentingnya pola hubungan kerja yang konstruktif antara Manajemen SGN dan SPBUN SGN. “Paradigma baru serikat pekerja bukan lagi berhadapan sebagai rival, tapi bersinergi. Kami menjadikan diskusi sebagai ruang utama untuk memperjuangkan kesejahteraan karyawan, sembari memastikan keberlangsungan perusahaan sebagai tempat mencari nafkah bagi seluruh insan SGN,” pungkas Rofi.

    Rapat Bipartit ini mempertegas bahwa harmonisasi antara manajemen dan pekerja adalah fondasi utama dalam membangun perusahaan agribisnis yang berkelanjutan, berdaya saing tinggi, dan menjadi pilar ketahanan pangan nasional.(eka)

  • Perkuat Budaya Korporasi, SGN Gelar  Roadshow One PTPN One Culture

    Perkuat Budaya Korporasi, SGN Gelar Roadshow One PTPN One Culture

    JATIMPEDIA, Surabaya — PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menggelar acara “Roadshow Culture One PTPN One Culture” yang diinisiasi oleh Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai bagian dari program strategis perusahaan dalam memperkuat budaya korporasi. Acara ini dilaksanakan pada Rabu (15/4) di Representative Office PT SGN, Surabaya, dan dihadiri oleh seluruh Kepala Divisi serta General Manager PT SGN.

     

    Hadir sebagai narasumber utama, Direktur SDM & Umum Holding PTPN III (Persero), Sucipto Prayitno, yang didampingi oleh Kepala Divisi Transformasi Budaya, Jonev Revanches beserta tim. Turut hadir secara langsung Direktur SDM & TI PT SGN, Affan Safiq selaku tuan rumah acara, serta Direktur Utama PT SGN, Mahmudi yang memberikan sambutan secara daring.

     

    Dalam sambutannya, Affan Safiq menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada PT SGN sebagai tuan rumah pertama dalam rangkaian sosialisasi budaya baru ini. Ia menekankan pentingnya peran pimpinan unit sebagai Change Agent dalam menginternalisasi nilai-nilai budaya One PTPN One Culture di lingkungan kerja.

    “Masa giling sudah ada di depan mata. Target produksi sebesar 1 juta ton gula pada 2025 bukan hanya sekadar angka, namun menjadi motivasi bersama. Budaya baru ini adalah energi positif yang akan mengakselerasi pencapaian tersebut,” ujar Affan Safiq.

     

    Sementara itu, Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, dalam sambutannya secara daring, menyatakan komitmen penuh untuk mendukung seluruh program strategis Holding. Ia menegaskan bahwa budaya perusahaan yang baru harus menjadi bagian dari identitas korporasi, bukan sekadar slogan.

    “Kita mengikuti program besar Holding. Harapan kami, nilai-nilai dalam One PTPN One Culture tidak hanya menjadi jargon, tapi benar-benar menjadi fondasi dalam membangun korporasi yang lebih baik,” ungkap Mahmudi.

     

    Sebagai puncak acara, Talkshow interaktif dipandu oleh Sucipto Prayitno yang mengulas secara mendalam pentingnya implementasi budaya secara menyeluruh. Ia mengajak seluruh insan PTPN untuk menjadikan budaya ini sebagai nilai yang hidup dan mengakar dalam keseharian kerja.

    “Budaya ini bukan hanya untuk dipahami, tetapi harus dihayati dan diterapkan. Kami akan mengawal implementasinya secara bertahap dan berjenjang agar budaya ini menjadi landasan bagi PTPN untuk tumbuh, berkembang, serta terus memberi kontribusi nyata bagi bangsa,” pungkas Sucipto.

    Acara ini menjadi langkah awal PT SGN dalam mewujudkan lingkungan kerja yang selaras dengan visi besar Holding PTPN III (Persero), serta menjadi momentum penting menuju transformasi budaya yang lebih kuat dan berdampak nyata. (eka)

  • SGN Terus Perkuat Ekosistem Tebu Rakyat Bersinergi dengan Mitra Petani

    SGN Terus Perkuat Ekosistem Tebu Rakyat Bersinergi dengan Mitra Petani

    JATIMPEDIA, Surabaya – PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN), Sub Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero), terus memperkuat komitmennya dalam membangun kemandirian dan keberlanjutan sektor bisnis gula nasional. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menjalin sinergi dengan para mitra petani tebu dalam rangka memperkuat ekosistem tebu rakyat di berbagai wilayah operasional perusahaan.

     

    Kerja sama ini mencakup peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan budidaya tebu berkelanjutan, penyediaan akses permodalan, pupuk dan benih unggul, serta pendampingan teknis secara berkala. PT SGN juga memperluas skema kemitraan berbasis saling menguntungkan, dengan menjamin penyerapan hasil panen petani melalui skema bagi hasil yang kompetitif dan transparan.

     

    “Petani adalah mitra utama kami dalam ekosistem industri gula nasional. Melalui sinergi ini, kami berharap dapat mendorong produktivitas tebu rakyat serta meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Mahmudi, Direktur Utama PT SGN.

     

    Program penguatan ekosistem petani tebu ini juga menjadi bagian dari transformasi agribisnis gula yang dijalankan PTPN Group, di mana PT SGN ditugaskan sebagai motor penggerak utama dalam menciptakan rantai pasok tebu-gula yang terintegrasi dan berdaya saing.

     

    Dengan memperkuat kolaborasi bersama petani, PT SGN optimistis dapat mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya dalam memenuhi kebutuhan gula konsumsi dalam negeri secara berkelanjutan.

     

    “Upaya pencapaian swasembada gula tidak akan meninggalkan petani tebu, justru mereka menjadi mitra strategis tulang punggung swasembada gula, untuk itu kami memiliki program penguatan petani tebu”, tutup Mahmudi. (eka)

  • Komitmen PT SGN dalam Mewujudkan Budaya Digitalisasi

    Komitmen PT SGN dalam Mewujudkan Budaya Digitalisasi

    JATIMPEDIA, SurabayaPT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) menunjukkan langkah nyata dalam transformasi digital melalui kunjungan kerja Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, ke RO PT SGN di Surabaya.

    Dalam kunjungan yang juga dihadiri oleh jajaran direksi dari PT SGN, PTPN IV, serta sejumlah perwakilan anak perusahaan PTPN lainnya, dilakukan peninjauan langsung terhadap fasilitas SugarCo Business Cockpit—sebuah pusat kendali digital berbasis teknologi informasi modern.

    Peninjauan ini bertujuan untuk mengamati secara langsung penerapan sistem digital dalam proses operasional PT SGN. Fasilitas SugarCo Business Cockpit dilengkapi dengan teknologi terkini yang memungkinkan pemantauan data secara real-time, akurat, dan komprehensif, sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan strategis yang cepat dan berbasis data di era industri 4.0.

     

    Dalam kesempatan tersebut, Mohammad Abdul Ghani menyaksikan secara langsung tayangan live report dari area kebun serta visualisasi kondisi lapangan melalui drone aerial. Ia mengapresiasi inisiatif digitalisasi ini sebagai bentuk akselerasi menuju efisiensi dan transparansi yang lebih baik.

    “Keberadaan SugarCo Business Cockpit ini mencerminkan komitmen kuat PT SGN dalam mengadopsi teknologi sebagai fondasi budaya kerja baru. Transformasi digital bukan sekadar inovasi, tetapi kebutuhan strategis dalam meningkatkan daya saing dan membangun tata kelola yang tangguh,” ujar Ghani.

     

    Sementara itu, Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, menjelaskan bahwa digitalisasi yang diimplementasikan tidak berhenti pada infrastruktur fisik semata. Sejumlah platform digital seperti E-Farming, E-Tera, dan ProDIS (Production Information System) telah diintegrasikan dalam proses bisnis untuk mempercepat distribusi informasi, meningkatkan produktivitas, serta memastikan tata kelola perusahaan yang lebih adaptif dan transparan.

    “Transformasi digital yang kami lakukan merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan industri dan kebutuhan modernisasi sektor gula nasional. Kami yakin sinergi antara teknologi dan sumber daya manusia akan menjadi kunci dalam mewujudkan kinerja unggul dan keberlanjutan perusahaan,” jelas Mahmudi.

     

    Pendirian SugarCo Business Cockpit ini menjadi bukti nyata dari keseriusan PT SGN dalam mendukung kebijakan Holding Perkebunan Nusantara yang menempatkan digitalisasi sebagai salah satu pilar utama transformasi bisnis. Ke depan, PT SGN menargetkan agar fasilitas ini menjadi pusat kendali utama untuk seluruh aktivitas operasional perusahaan secara nasional.

    Dengan dukungan penuh dari holding dan penguatan infrastruktur digital, PT SGN optimistis dapat terus memperkuat posisi sebagai pemain utama dalam industri gula nasional serta memberikan kontribusi konkret terhadap ketahanan pangan dan pengembangan agroindustri Indonesia. (eka)

  • Di Hadapan Komisi VI DPR, SGN Tegaskan Komitmen Menuju Swasembada Gula Nasional

    Di Hadapan Komisi VI DPR, SGN Tegaskan Komitmen Menuju Swasembada Gula Nasional

    JATIMPEDIA, SurabayaKomisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan kerja reses ke Kantor PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) di Surabaya. Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda strategis dalam memperkuat sektor perkebunan dan kehutanan melalui optimalisasi peran ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hadir dalam kesempatan ini jajaran manajemen PTPN Group yang terdiri dari PTPN III Holding, PT SGN, PTPN IV PalmCo, dan PTPN I SupportingCo.

     

    Kunjungan kerja ini menyoroti pentingnya pengawasan atas pelaksanaan anggaran dan investasi negara, khususnya di sektor-sektor strategis yang berperan besar dalam perekonomian nasional. Rapat dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo, yang menegaskan bahwa keberadaan BUMN di sektor perkebunan, kehutanan, dan infrastruktur transportasi darat harus mampu memberi kontribusi nyata, tidak hanya terhadap negara tetapi juga terhadap kesejahteraan masyarakat.

     

    “Kami ingin memastikan bahwa kebijakan dan pengelolaan anggaran dilakukan secara efektif, efisien, dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat luas. Ekosistem BUMN adalah mitra strategis negara dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Eko.

     

    Dalam sesi pemaparan, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa transformasi besar yang dilakukan PTPN Group telah menunjukkan hasil signifikan. Transformasi ini dilakukan melalui integrasi struktur menjadi entitas holding dan tiga subholding sebagaimana tertuang dalam Permenko No. 21 Tahun 2022 dan Perpres No. 40 Tahun 2023.

     

    “Tahun 2024, PTPN Group berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 3,26 triliun, dengan komoditas utama seperti sawit dan tebu menjadi penyumbang keuntungan terbesar,” jelas Ghani.

     

    Komitmen PTPN dalam mendukung program Swasembada Gula Konsumsi 2027 juga menjadi sorotan. Saat ini, PT SGN mengelola empat dari sepuluh pabrik gula dengan rendemen tertinggi di Indonesia, yaitu PG Modjopanggoong, PG Pradjekan, PG Ngadiredjo, dan PG Wonolangan.

     

    Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan produksi gula tahun 2025 mencapai 1,01 juta ton, dengan produktivitas tebu rata-rata sebesar 73,24 ton per hektar. Untuk mewujudkan target tersebut, SGN menjalankan berbagai program strategis mulai dari percepatan bongkar ratoon, penataan organisasi petani tebu, digitalisasi ekosistem tebu rakyat, hingga pelepasan varietas unggul baru. SGN juga meluncurkan program inkubasi “Agripreneur Tebu” sebagai bagian dari penguatan kapasitas petani dan regenerasi pelaku usaha sektor tebu. “SGN juga melakukan kolaborasi salah satunya dengan pihak Perhutani melalui program Agroforestry untuk penambahan luas areal tanam tebu”, tambah Mahmudi.

     

    Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini, mengapresiasi capaian dan transformasi yang telah dilakukan oleh PTPN Group. Ia menekankan pentingnya kesinambungan inovasi dalam pengembangan industri berbasis komoditas perkebunan, terutama untuk menunjang energi baru terbarukan.

     

    “Kami mendukung penuh langkah PTPN dalam mengembangkan bioetanol dari tebu serta diversifikasi produk sawit menjadi biogas, bioenergy, biodiesel, hingga sustainable aviation fuel (SAF). Ini adalah masa depan industri hijau yang harus kita bangun bersama,” ungkap Anggia.

     

    Seluruh arah kebijakan tersebut telah dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) 2025–2029, yang berfokus pada digital sustainability and growth. Komisi VI DPR RI berharap agar upaya ini mampu mempercepat terwujudnya kemandirian pangan nasional, khususnya swasembada gula, dan secara bertahap menghentikan ketergantungan terhadap impor.

     

    Di akhir kegiatan, Komisi VI menegaskan pentingnya konsistensi dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG), baik di lingkungan internal perusahaan maupun eksternal, guna menciptakan tata kelola yang akuntabel dan berdaya saing global. (eka)