Tag: #ptpn xi

  • Gandeng PT SGN, Bankjatim Salurkan KUR Petani Tebu

    Gandeng PT SGN, Bankjatim Salurkan KUR Petani Tebu

    Surabaya, JP – Untuk mendukung pengembangan usaha di sektor perkebunan tebu dan industri gula di Jawa Timur, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Acara dilakukan di Ruang Bromo Kantor Pusat Bankjatim di Surabaya, Senin (21/11).

    Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Direktur Kredit Ritel & Usaha Syariah R. Arief Wicaksono dengan Direktur PT SGN Suhendri. Kegiatan ini disaksikan Direktur Utama bankjatim Busrul Iman, Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur Iwan,  serta Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Heru Suseno.

    Penandatanganan PKS ini merupakan wujud kolaborasi bankjatim bersama PT SGN yang terimplementasi melalui pemberian kredit kepada petani tebu binaan PT SGN melalui skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau skim kredit bankjatim lainnya. Sementara itu PT SGN berperan dalam pemberian rekomendasi petani tebu yang layak menerima kredit sesuai dengan data yang ada.

    Pemberian kredit kepada petani tebu yang dimaksud dapat dimanfaatkan untuk budidaya tebu seperti biaya garap lahan atau biaya operasional serta pemberian kredit dengan agunan Delivery Order (DO) gula. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif untuk perekonomian di Indonesia pada umumnya dan khususnya perekonomian Jawa Timur.

    Dalam sambutannya, Busrul Iman menyampaikan bahwa kami mengakui penyaluran kredit di sektor produkti masih kurang optimal.  “Masyarakat memang lebih mengenal bankjatim dengan pembiayaan kredit pegawainya, Hal itu tetap kami optimalkan. Namun kedepan, agar bankjatim dapat terus tumbuh berkembang mau tidak mau harus diversifikasi ke sektor produktif salah satunya adalah pemanfaatan potensi pembiayaan yang ada di industri gula” jelas Busrul.

    Dikatakan, bankjatim juga berharap dengan adanya kerjasama ini dapat dilanjutkan dengan kerjasama yang lain. “Tidak hanya terbatas di sektor pembiayaan namun juga di sektor bisnis yang lain, misalnya terkait pembayaran atau jasa perbankan lainnya,”  imbuh Busrul.

    Ditambahkan, kerjasama juga merupakan salah satu bentuk dukungan bankjatim terhadap peningkatan perekonomian Jawa Timur. Ini sesuai dengan arahan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa khususnya di bidang perkebunan salah satunya pada komoditi tebu.

    Di tempat yag sama, Direktur PT SGN Suhendri menjelaskan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) atau PTPN Group membentuk entitas tunggal dari 36 pabrik gula (PG) milik tujuh anak usaha PTPN Group. Madsing-masing PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV.

    “Kemudian dari anak usaha itu dibentuk entitas tunggal ini diberi nama PT Sinergi Gula Nusantara. Pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara merupakan satu dari 88 program Kementerian BUMN 2020-2023, dengan cita-cita meningkatkan produksi gula untuk menekan ketergantungan impor dan mengembalikan kejayaan industri gula Indonesia”, jelas Suhendri.

    Suhedri berharap PKS ini dapat mempermudah petani dalam hal pembiayaan.  Selain itu diharapkan petani menerima suatu value yang dapat meningkatkan pendapatan petani.

    “Sehingga dapat mengoptimalkan produksi Gula di Jawa Timur dan puncaknya dapat mewujudkan Swasembada pangan nasional khususnya di sektor gula” tutup Suhendri

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur Iwan menyampaikan apresiasi kepada bankjatim dan PT SGN dalam melaksanakan kerjasama ini. Dengan demikian kolaborasi antar stakeholder yang menjadi arahan Gubernur terus digaungkan dalam upaya menigkatkan perekonomian di Jawa Timur.

    Iwan menambahkan, melihat kebutuhan gula secara nasional yang masih ditopang oleh Negara lain, hal tersebut seharusnya dapat menjadi keunggulan komparatif Provinsi Jawa Timur, mengingat Jawa Timur adalah provinsi penghasil gula pasir terbesar di Indonesia dan juga merupakan provinsi dengan jumlah pabrik gula kristal putih terbanyak di Indonesia.

    “Pada tahun 2020 produksi gula pasir Jawa Timur mencapai 47,24% dari total produksi nasional. Dengan demikian, Jawa Timur menjadi barometer dan kunci kebangkitan gula nasional”, tambah Iwan.

    “Kami berharap pemberian kredit kepada para petani tebu melalui kerjasama ini dapat mengekspansi usaha para petani tebu. Kami juga berharap PKS ini dapat memberikan maanfaat yang luas bagi petani tebu binaan PT SGN”, tutup Iwan. (eka)

     

  • Program Tumpang Sari BULE PTPN XI Menuju Kemandirian Kedelai

    Program Tumpang Sari BULE PTPN XI Menuju Kemandirian Kedelai

    Lumajang, JP – Manajemen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI melakukan panen perdana kedelai di demplot program Tumpangsari Kedelai dan Tebu (Bule) milik PTPN XI di HGU Djatiroto Lumajang Jumat (28/10).

    “Varietas kedelai yang diimplenentasi adakah Varietas Dena 1 yang ditanam bulan Juli, kini memasuki masa panen perdana. Estimasi akhir kami, produktivitas kedelai yang akan dipanen antara 1,2 hingga 1,5 ton per hektar. Jumlah ini tidak sesuai harapan dari taksasi awal yakni 2,0 ton per hektar. Lagi-lagi ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain, tingginya curah hujan yang menyebabkan polong kedelai sebagian busuk dan berjamur, bahkan berkecambah,” ungkap Direktur PTPN XI, R. Tulus Panduwidjaja dalam keterangan resmi nya Jumat (28/10/2022).

    Pihaknya akan mengevaluasi waktu tanam, termasuk pola terbaik untuk kedelai di masa datang sehingga produktivitas akan optimal. Diharapkan pola Bule ini dapat dikembangkan di lahan milik PTPN Group lainnya.

    “Menurut analisa yang telah dilakukan selama tiga bulan ini, bulan tanam optimal tumpangsari tebu kedelai antara bulan Mei hingga bulan Juli mengikuti pola ratoon larikan dengan catatan benih kedelai ditanam maksimal 30 hari setelah dilakukan kepras tebu,” jelasnya lebih lanjut.

    Tumpangsari BULE merupakan pola tanam terintegrasi antara tebu dengan kedelai yang bertujuan untuk meningkatkan daya guna lahan di perkebunan tebu serta mempunyai beberapa keuntungan mampu meningkatkan kesehatan lahan karena ada penambahan asupan biomasa kedelai ke dalam lahan pertanaman tebu. Selain itu, kedele sebagai salah satu leguminosa dapat meningkatkan ketersediaan Nitrogen (N) bagi tanaman tebu.

    Komisaris mendukung program BULE karena ini merupakan langkah strategis  yang membantu kelangkaan kedelai di masyarakat, selain mendukung tercapainya ketahanan pangan. Selain itu, kedelai dapat memperbaiki struktur tanah menjadi lebih sehat. Kedelai juga memiliki kemampuan kemampuan fiksasi Nitrogen secara biologis sehingga meningkatkan ketersediaan nitrogen (N) bagi tanaman tebu.

    “Adanya asupan Nitrogen akan mengurangi pemakaian pupuk urea di masa datang. Sistem Tumpangsari Bule jika bisa dikembangkan di setiap lahan tebu, baik milik PTPN Gula, perusahaan swasta gula dan utamanya Tebu Rakyat, maka harapan pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan kedelai di masyarakat akan tercapai. Bahkan Indonesia 10-15 tahun mendatang bisa swasembada kedelai,” kata Komisaris Utama PTPN XI, Osmar Tanjung.

    Senada, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara Aris Toharisman memberikan apresiasi atas program BULE yang dilaksanakan dan berharap pola tumpangsari tebu dan kedelai sebagai solusi mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional.

    “SGN memberikan apresiasi atas keberhasilan demplot BULE. Kedepan kami berharap dapat ditingkatkan produktivitas nya baik tebu maupun kedelainya untuk memenuhi kebutuhan pabrik gula dan permintaan kedelai oleh masyarakat dalan mewujudkan ketahanan pangan nasional,” harapnya.

    PTPN Holding memiliki program strategis dengan melakukan restrukturisasi bisnis dan program unggulan mencakup tumpangsari (mixed cropping) tebu dengan komoditas pangan strategis dan terus melakukan diversifikasi produk industri berbahan baku tebu.

    “Kami memiliki program strategis dengan target peningkatan produksi gula dari 768 ribu ton gula menjadi 2,1 juta ton/tahun. PTPN Holding sejak berapa tahun terakhir sedang merestrukturisasi industri dan bisnisnya, salah satunya membentuk PT Sinergi Gula Nusantara sebagai sub holding gula, menyusul Palm co untuk Sub Holding Sawit serta Aset Manajemen Co. Diharapkan program unggulan tumpangsari (mixed cropping) tebu dengan komoditas pangan strategis lainnya dapat menjadi kebijakan PTPN Holding di masa datang. Melalui model tumpang sari, maka akan diperoleh pendapatan tambahan dari produk tanaman lain seperti kedelai selain dari tanaman utama tebu,” terang Direktur Utama Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani.

    Selain dihadiri Direktur Utama Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero), kegiatan panen perdana kedelai ini dihadiri juga oleh Direktur Produksi & Pengembangan PTPN III (Persero) Mahmudi, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Aris Toharisman, Jajaran Manajemen dan Komisaris Utama PTPN XI, Direktur PTPN X Tuhu Bangun, Direktur PTPN XII Siwi Peni beserta manajemen PG Djatiroto Lumajang Jawa Timur. (eka)

  • PTPN XI: Perkebunan Bagian Sejarah Indonesia

    PTPN XI: Perkebunan Bagian Sejarah Indonesia

    Surabaya, JP – Perkebunan memiliki kaitan yang cukup erat dengan sejarah Indonesia, bahkan kehadiran bangsa asing salah satunya karena hasil dari perkebunan.

    “Karena hasil bumi negeri ini yang melimpah dan beraneka ragam, menarik kehadiran bangsa lain di Indonesia ratusan tahun silam. Oleh karenanya pertanian dan perkebunan menjadi bagian dari sejarah bangsa ini bahkan hingga saat ini hasil bumi menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia”, terang Subagiyo Senior Executive Vice President Business Support PT Perkebunan Nusantara XI Senin (24/10) di Surabaya.

    Gedung yang saat ini dikelola PTPN XI awalnya digunakan oleh Handlees Vereniging Amsterdam (HVA) atau Asosiasi Pedagang Amsterdam di Surabaya sebagai pusat aktivitas di Jawa yang mengelola 4 komoditas yakni gula, tapioka, karet dan kopi.

    “Selain memiliki historis sebagai kantor HVA, di tempat ini juga menjadi saksi pelucutan senjata tentara Jepang oleh rakyat dan pejuang Surabaya. Gedung ini juga pernah dijadikan markas Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jawa Timur pimpinan drg. Moestopo. Banyak sejarah yang ada di tempat ini, masyarakat juga bisa mengenal dan belajar baik sejarah perkebunan hingga perjuangan mempertahankan kemerdekaan”, jelasnya lebih lanjut.

    Untuk itu pihaknya berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai bagian upaya fasilitas bagi masyarakat untuk mengenal dan belajar sejarah terkait gedung cagar budaya PTPN XI heritage, salah satunya Pemkot Surabaya melalui dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata dengan kegiatan Heroic Track serta TVRI Stasiun Jawa Timur yang memproduksi film dokumenter pertempuran Surabaya.

    “Saat ini kami melakukan produksi film yang digadang-gadang menjadi sebuah kebanggaan arek Suroboyo. Kami melihat gedung PTPN XI ini saksi sejarah penting kemerdekaan Republik Indonesia yang dulu merupakan gedung HVA dan markas tentara Jepang, kami menguak sejarah tersebut dalam sebuah film bekerja sama dengan beberapa pihak, komunitas Begandring Soerabaia, Pemkot Surabaya, FIP Unair termasuk PTPN XI yang sudah mengizinkan kami berproduksi film disini” kata Faizal Anwar Sutradara TVRI Jawa Timur. (eka)

  • PTPN XI Fokus Program BULE Usai Spin Off Pabrik Gula

    PTPN XI Fokus Program BULE Usai Spin Off Pabrik Gula

    Surabaya, JP – Setelah Spin Off 13 PG, PTPN XI fokus melaksanakan uji coba Program Tumpangsari Tebu dan Kedelai atau disebut juga BULE. Hal ini disampaikan Direktur PTPN XI, R Tulus Panduwidjaja seusai melakukan rapat koordinasi pasca spin off pabrik gula antara Sugar Co PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dengan Direktur PTPN Gula di Surabaya, Kamis (13/10).

    “PTPN XI serta PTPN Gula telah melepas sejumlah pabrik gulanya untuk selanjutnya dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara atau SGN sebagai Subholding Gula PTPN Group. Keseluruhan ada 13 Pabrik Gula aktif milik PTPN yang di spin off. Selanjutnya kami fokus ke kegiatan on farm kebun tebu. Salah satunya Project Program Tumpangsari Tebu dan Kedelai atau disebut BULE,” lanjut Tulus Panduwidjaja.

    Setidaknya mulai awal Agustus lalu lahan PTPN XI di Jatiroto Lumajang seluas 10 hektar digunakan sebagai proyek penanaman tumpang sari tebu dengan kedelai menggunakan metode “ring pit”.

    “Estimasi panen perdana akhir bulan ini dengan prakiraan taksasi produktivitas sebesar dua ribu kilogram per hektarnya. Saat ini tanaman kedele sudah fase pengisian polong. Semoga program Bule berjalan optimal. Jika uji coba ini sukses, ke depan akan kami tingkatkan luasan sistem tumpangsarinya, sehingga produksinya akan bisa memenuhi kebutuhan kedelai masyarakat,” lanjutnya.

    Terpisah Komisaris Utama PTPN XI, Osmar Tanjung mendukung upaya manajemen melakukan Program Tumpang Sari Tebu Kedele mengingat Indonesia masih import kedele untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Program Bule merupakan salah satu upaya PTPN Group agar Indonesia mengurangi import kedele, dan upaya pencapaian swasembada kedelai.

    “Selain itu, Dewan Komisaris juga mendukung upaya manajemen untuk melakukan Optimalisasi Aset, baik untuk aset yg bisa dimanfaatkan untuk pertanian maupun sektor non pertanian. Hal ini dilakukan terlebih setelah aksi korporasi melepas pabrik gula. PTPN XI memiliki aset berupa tanah dan bangunan. Oleh sebab itu program BULE patut dikembangkan sebagai upaya memenuhi kebutuhan kedelai masyarakat,” tutup Osmar Tanjung.(eka)

  • Kementerian BUMN Dirikan SUGAR Co, Holding Industri Gula Tanah Air

    Kementerian BUMN Dirikan SUGAR Co, Holding Industri Gula Tanah Air

    Jakarta,  JP – Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berusaha menjaga ketahanan pangan dan energi di tengah ancaman ketidakpastian global.

    Salah satu langkah nyata adalah melakukan transformasi PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Untuk meningkatkan produksi dan hilirisasi gula, Kementerian BUMN membuat terobosan dengan membentuk Sugar Co.

    Menteri BUMN Erick Thohir menilai langkah ini sejalan dengan prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang selalu menekankan pembangunan ekosistem dan mengurangi ketergantungan atas rantai pasok dunia untuk sektor pangan dan energi.

    “Fokus Sugar Co tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, meningkatkan kesejahteraan petani tebu, menjaga stabilitas harga gula petani, tetapi juga menjadi produsen bioetanol yang merupakan produk turunan dari tebu sebagai campuran bahan bakar minyak,” kata Menteri Erick dalam keterangannya, Senin (10/10).

    Selain membentuk Sugar Co, PTPN juga melakukan langkah strategis dengan membentuk Palm Co untuk meningkatkan produksi dan hilirisasi kelapa sawit. Adapun untuk pengembangan produk komoditas lainnya, dikelompokkan ke dalam payung Supporting Co.

    Dengan terbentuknya Sugar Co, maka payung usaha ini menjadi raksasa produsen gula di Tanah Air yang berhasil mengintegrasikan 7 perusahaan PTPN dan 2 cucu perusahaan. Namun lebih dari itu, Sugar Co juga nantinya akan menjadi tulang punggung ketahanan pangan dan salah satu penggerak ketahanan energi nasional dengan produk bioetanol.

    “Hari ini coba kita kick off, kita berharap revitalisasi industri ini dapat memenuhi kebutuhan gula nasional untuk jangka menengah dan panjang,” lanjutnya.

    Presiden Jokowi, lanjut Erick, juga ingin memastikan kesejahteraan petani harus menjadi bagian dalam revitalisasi ini.

    “Kita ingin memastikan pendapatan petani yang Rp 13,1 juta per hektare didorong menjadi Rp 32,1 juta per hektare. Tapi ojo kesusu, bertahap karena perlu juga yang namanya pupuk, bibit, dan off-taker-nya,” ucap dia.

    Seperti diketahui, Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif berasal dari tumbuhan yang sudah melewati proses fermentasi, salah satu tumbuhan yang bisa dimanfaatkan adalah tebu. Berdasarkan hasil studi di Brazil, 1 ton tebu dapat menghasilkan setara 1,2 barel minyak mentah.

    “Seiring dengan meningkatnya produksi tebu nasional, Sugar Co sendiri berpotensi memproduksi bioetanol sebanyak 1,2 juta kilo liter pada tahun 2030,” ujar Erick.

    Melihat potensi yang begitu besar, Pertamina pun akan memulai pilot project di Pabrik Gula (PG) Gempolkrep untuk memproduksi bioetanol dari Sugar Co.

    “Dengan mencampur bioetanol ke BBM Pertamina yang sudah ada, maka BBM Pertamina akan lebih ramah lingkungan,” ungkap Erick Thohir.

    Lebih lanjut, Erick mengatakan, revitalisasi industri gula yang dilakukan oleh BUMN dapat memperluas hilirisasi produk yang bisa menyerap lebih banyak lapangan kerja. Erick mengatakan sektor ini memiliki turunan dalam bentuk  ampas tebu yang dapat mendukung industri farmasi. (raf)

  • Hingga Oktober 2022, PTPN XI Giling Tebu 4,5 Juta Ton

    Hingga Oktober 2022, PTPN XI Giling Tebu 4,5 Juta Ton

    Surabaya, JP –  Hingga awal bulan Oktober pabrik gula di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara XI telah melakukan giling tebu total sejumlah 4,5 juta ton atau 109 persen diatas capaian tahun sebelumnya dan gula produksi sebesar 303 ribu ton GKP.

    “PTPN XI telah menggiling lebih dari 4,5 juta ton tebu atau 94% dari target dan 109%, di atas realisasi tahun lalu yang hanya sebesar 4,1 juta ton. Kami masih optimis untuk pencapaian target tahun ini. Kendala utama yang paling berpengaruh yakni climate change. Efek kemarau basah mengakibatkan pada penurunan produktivitas. Selain adanya penurunan jumlah luasan kebun tebu dengan berbagai penyebab, seperti alih fungsi hingga alih komoditas,” jelas Hal ini disampaikan Direktur PTPN XI R Tulus Panduwidjaja dalam siaran persnya, Kamis (6/10).

    Hujan yang turun pada saat musim panen tebu akan mempengaruhi tingkat kematangan buah, juga berpengaruh terhadap pertumbungan tebu. Intensitas hujan yang tinggi memacu tumbuhnya tunas dan anakan baru pada batang tebu yang siap panen, sehingga berpengaruh terhadap potensi kandungan rendemen tebu.

    “Situasi anomali cuaca ini, tidak mengurangi semangat kami mencapai target RKAP. Beberapa Pabrik Gula mampu mempertahankan potensi produktivitas. Sebagai contoh PG Djatiroto Lumajang dapat meraih rendemen 7,57 persen, yang adalah rendemen tertinggi se Pabrik Gula PTPN Group,” lanjutnya.

    Sebanyak 7 dari 13 pabrik gula telah menyelesaikan giling diantaranya PG Soedhono, PG Poerwodadie, PG Kedawoeng, PG Gending, PG Assembagoes, Pradjekan dan PG Redjosarie. Sedangkan PG yang masih melanjutkan proses giling adalah PG Pagotan, PG Wonolangan, PG Djatiroto, PG Semboro, PG Wringinanom dan PG Pandjie. PTPN XI memasang target menggiling sebanyak 4,8 juta ton tebu dan gula produksi sebesar 423 ribu ton.

    “Harapan kami target dapat tercapai ditahun ini, walau agak berat mengingat anomali cuaca yang menghancurkan potensi rendemen tebu. Komisaris tetap memberikan apresiasi atas capaian saat ini di saat kondisi berat manajemen mampu memberikan hasil terbaik, apalagi dalam bulan Oktober ini dilaksanakan spin off Pabrik Gula. PTPN XI melepas pabrik gula ke PT SGN sebagai Sub Holding Gula PTPN Group. Secara paralel PTPN XI juga mempersiapkan diri menuju Sub Holding Supporting Co yang merupakan bagian dari restrukturisasi bisnis PTPN Group,” jelas Komisaris Utama PTPN XI, Osmar Tanjung.

    Menurut Osmar, pemisahan pabrik gula tersebut merupakan bagian komitmen PTPN XI bersama PTPN Group dalam mendukung pencapaian swasembada gula nasional. sebagai informasi PTPN Group mempercepat implementasi program transformasi PTPN Group dengan melakukan streamlining 13 anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara menjadi 3 sub-holding, yakni  PalmCo, SugarCo dan SupportingCo. (eka)

  • September, PTPN XI Tembus 4 Juta Ton Tebu Tergiling

    September, PTPN XI Tembus 4 Juta Ton Tebu Tergiling

    Surabaya, JP – PT Perkebunan Nusantara XI telah menggiling tebu empat juta ton pada pertengahan September ini, hal ini disampaikan Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja di Surabaya Jumat (16/09).

    “Di tengah keterbatasan, PTPN XI telah menggiling tebu lebih dari 4 juta ton. PTPN XI masih bisa memberikan yang terbaik untuk stakeholder terutama suport ketersediaan gula konsumsi untuk masyarakat, kami optimis target giling 2022 tercapai”, Jelas Tulus.

    Pihaknya akan terus mengoptimalkan pencapaian target hingga musim giling berakhir. Saat ini 13 pabrik gula masih beroperasi giling hingga bulan Oktober atau sesuai dengan ketersediaan bahan baku tebu.

    “Ini tercapai karena sinergi yang baik antara PTPN XI dengan semua mitra. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih atas kepercayaan dan kerjasama yang baik dari para petani tebu yang turut mendukung pemenuhan gula dengan menggilingkan tebu ke pabrik gula giling kita lanjutkan hingga memberikan hasil optimal”, lanjutnya.

    Tahun 2022 PTPN XI memasang target tebu tergiling 4,8 juta ton dengan jumlah gula produksi sebesar 423 ribu ton GKP. Selama tahun 2021 lalu realisasi sebesar 4,1 juta ton tebu dan 297ribu ton GKP.

    Pencapaian ini mendapat apresiasi Dewan Komisaris yang selama ini fokus dalam pengawasan pencapaian target korporasi.

    “Pencapaian ini tentu saja akan meneguhkan posisi Jawa Timur sebagai barometer Gula Nasional, dimana capaian lahan tebu di Jatim lebih dari 50% lahan tebu nasional. Kami sangat apresiasi atas pencapaian ini di tengah anomali iklim. Cuaca anomali berperan dalam penurunan produktivitas, hingga menurunnya lahan tebu sebagai pemasok bahan baku pabrik gula. Harapan kami sinergi dengan petani tebu terus dioptimalkan sehingga target giling tercapai sehingga produksi memenuhi kebutuhan konsumsi gula nasional”, ungkap Osmar Tanjung Komisaris Utama PTPN XI. (eka)

  • PTPN XI Mulai Audit Sebelum Pemisahan Pabrik Gula

    PTPN XI Mulai Audit Sebelum Pemisahan Pabrik Gula

    Surabaya, JP – Manajemen PTPN XI berkomitmen mensukseskan proses restrukturisasi bisnis gula PTPN Group, diantaranya dengan memulai audit sebelum proses pemisahan (spin off) pabrik gula.

    “Salah satu tahapan pemisahan atau spin off pabrik gula, dilakukan audit oleh auditor independen, sehingga lebih objektif dalam penilaian aset dan liabilitas PTPN XI” jelas R. Tulus Panduwidjaja Direktur PTPN XI dalam kick off meeting Audit per tanggal Cut Off SGN Senin (12/09) di Surabaya.

    Pelaksanaan Spin off merupakan rangkaian tahapan proses restrukturisasi bisnis gula PTPN Group yang merupakan 1 dari 88 proyek strategis Kementrian BUMN sebagaimana tertuang dalam Roadmap Kementrian BUMN. Aksi korporasi ini bertujuan untuk turut berkontribusi terhadap mewujudkan aspirasi Pemerintah dalam mencapai swasembada gula.

    ” Kick off Meeting Audit yang dilakukan saat ini dimaksudkan menilai asset dan liabilitas perusahaan yang akan dialihkan atau Spin Off ke Sugar Co. Komite Audit berharap
    target waktu audit dipatuhi dan manajemen konsisten serta mensupport penyampaian seluruh data yang diperlukan, utamanya data asset-asset dan kewajiban Perusahaan”, harap Tumik Kristianingsih Komisaris sekaligus Ketua Komite Audit PTPN XI yang turut dalam pertemuan.

    Sedangkan terhadap isu yang krusial dan berpengaruh signifikan, Komite Audit meminta manajemen dan auditor untuk fokus dan mencermati bersama sehingga audit berjalan tepat waktu dan pelaksanaan Spin Off tidak mengalami hambatan.

    ” Kami dan manajemen PTPN XI sepakat dan berkomitmen untuk mensukseskan proses restrukturisasi bisnis gula PTPN Group berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik untuk wujudkan korporasi Perkebunan Nusantara yang lebih baik” tutup Osmar Tanjung Komisaris Utama PTPN XI.

    Holding Perkebunan Nusantara PTPN III atau PTPN Grup membentuk Sugar Company (SugarCo)dengan nama PT Sinergi Gula Nusantara, entitas tunggal (single entity) dengan cara spin off dan menggabungkan 35 pabrik gula (PG) milik PTPN Grup sebagai bagian dari program restrukturisasi bisnis gula. (eka)

  • Dirut PG Dwi Satriyo Annurogo Dinobatkan Sebagai Industry Marketing Champion East Java 2022

    Dirut PG Dwi Satriyo Annurogo Dinobatkan Sebagai Industry Marketing Champion East Java 2022

    Surabaya, JP – Direktur Utama (Dirut) Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dinobatkan sebagai Industry Marketing Champion East Java 2022 untuk sektor Resources & Mining. Penghargaan itu diberikan  dalam ajang Indonesia MarkPlus Festival (IMF) 2022 di Surabaya, Selasa (30/8).

    Secara simbolis, penerimaan penghargaan diwakili oleh Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih. Digna yang sekaligus menjadi pembicara talkhsow dalam event tersebut mengatakan bahwa, penghargaan ini diraih Direktur Utama Petrokimia Gresik karena dinilai mampu menunjukkan “marketing spirit” yang menginspirasi dan membawa dampak positif signifikan bagi kinerja perusahaan maupun masyarakat. Dimana hal ini sejalan dengan tema IMF 2022, yakni “Entrepreneurial Marketing: Jurus Jitu Jatim Bangkit”.

     

    Lebih lanjut Digna menjelaskan bahwa sebagai bagian dari BUMN, Petrokimia Gresik selalu berkomitmen untuk memberikan kontribusi lebih bagi dunia pertanian dan masyarakat, khususnya di era kebangkitan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

     

    “Oleh karena itu, program-program yang kami jalankan tidak semata-mata berorientasi pada pencapaian profit perusahaan, tetapi juga harus menyentuh dan memberikan manfaat untuk masyarakat dan pertanian Indonesia, baik secara langsung maupun dalam jangka panjang,” tandas Digna.

     

    Adapun program yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat (dalam hal ini petani) antara lain, berperan aktif dalam menjalankan program Makmur Kementerian BUMN yang merupakan ekosistem pertanian terintegrasi dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus kesejahteraan petani.

     

    “Program Makmur yang telah dijalankan Petrokimia Gresik sejak tahun 2021 ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani di berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.

     

    Selanjutnya, Petrokimia Gresik juga menyediakan layanan Mobil Uji Tanah (MUT) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Melalui layanan gratis ini, Petrokimia Gresik memfasilitasi para petani di tanah air untuk memeriksa kandungan unsur hara tanahnya, sekaligus mendapat rekomendasi pemupukan yang tepat untuk memperoleh hasil panen yang optimal.

     

    Sedangkan, program yang manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang adalah peran Petrokimia Gresik dalam mengatasi isu regenerasi petani. Diantaranya melalui program Jambore Petani Muda, program magang untuk menciptakan SDM pertanian yang unggul, serta pemanfaatan teknologi untuk menarik minat generasi muda terjun ke sektor pertanian sekaligus sebagai solusi efektif dan efisien dalam berbudidaya.

     

     

     

     

    Tak sampai disitu, melalui program Community Development, Petrokimia Gresik juga telah melahirkan kampung-kampung pertanian untuk mengoptimalkan potensi daerah, seperti Kampung Buah Naga di Banyuwangi, Kampung Kentang (Dieng), dan lain sebagainya.

     

    “Semoga program ini dapat memberikan manfaat lebih luas lagi untuk kemajuan pertanian Indonesia serta menjadi solusi di tengah ancaman krisis pangan nasional,” ujar Digna.

     

    Sementara itu, selama menjabat sebagai Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo telah beberapa kali mendapat apresiasi dari berbagai stakeholder. Diantaranya pernah dinobatkan sebagai “The Best CEO” dalam ajang “GRC & Performance Excellence Award 2021” karena implementasi Good Corporate Governance (GCG), Manajemen Risiko, dan Manajemen Kepatuhan di Petrokimia Gresik dinilai berjalan optimal dan selaras dengan tata nilai AKHLAK.

     

    Selanjutnya, terpilih sebagai “The CEO/Leader of TJSL Initiative Manufacturing” dalam ajang “TJSL & CSR Award 2021” karena dinilai mampu membawa Petrokimia Gresik menjalankan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dan Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai Peraturan Menteri (Permen) BUMN PER-05/MBU/04/2021 tentang TJSL BUMN.

     

    Serta dinobatkan sebagai “CEO Driving Execution Terbaik” untuk kategori Anak Usaha BUMN dalam ajang “Anugerah BUMN 2022 Tahun Ke-11”. Kompetensi dalam eksekusi program inilah yang menjadikan Petrokimia Gresik di bawah kepemimpinan Dwi Satriyo mampu menjadi pioneer dalam beberapa teknologi di Indonesia.  (eka)

  • Tahun 2021, Aset PTPN XI Bertambah Menjadi Rp 9,19 Triliun

    Tahun 2021, Aset PTPN XI Bertambah Menjadi Rp 9,19 Triliun

    Surabaya, JP – Aset PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI pada 2021 meningkat sebesar 105,82 persen bila dibanding realisasi tahun 2020 yakni sebesar Rp9,19 triliun. Kenaikan aset tersebut salah satunya disebabkan oleh investasi yang digelontorkan oleh PTPN XI sepanjang 2021 yang mencapai sekitar Rp 188 miliar.

    “tahun buku 2021 PTPN XI mampu meningkatkan total aset menjadi Rp 9,19 triliun bila dibanding tahun sebelumnya,atau meningkat 105,82 persen,” kata Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja dalam Rapat Umum Pemegang Saham Laporan Keuangan PTPN Group Tahun Buku 2021 di Jakarta Selasa (28/6).

    . Dikatakan, pencapaian yang cukup menggembirakan ini secara umum PTPN XI mendapat opini wajar dalam semua hal yang material. “Kami siap menjalankan arahan pemegang saham selanjutnya,” terang Tulus dalam keterangan resmi di Surabaya.

    Dalam kesempatan tersebut Pemegang saham menyetujui Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan selama Tahun Buku 2021 termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2021 dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan Tahun Buku 2021 sekaligus pemberian pelunasan dan pembebasan tanggungjawab (volledig acquite et the charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2021 serta agenda yang diajukan oleh manajemen PTPN XI.

    Sebagaimana diketahui, realisasi kinerja operasional PTPN XI tahun 2021 jumlah tebu digiling mencapai 4,1 juta ton atau melebihi target sebesar 111,6 persen, jumlah total gula produksi sebesar 297,32 ribu ton atau melebihi target 102,3 persen, dan kinerja keuangan meraih revenue sebesar Rp 3,2 miliar lebih besar 35 persen dari target yakni sebesar Rp 2,433 miliar.

    Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada manajemen dan seluruh karyawan yang telah menunjukkan kinerja terbaik selama tahun 2021, diantaranya menurunkan potensi rugi dan  peningkatan produktivitas on farm melebihi target perusahaan.

    “Meskipun kita tahu tantangan 2021 cukup berat, diantaranya dampak pendemi yang sedikit banyak mempengaruhi operasional, persaingan bahan baku tebu, serta belum optimalnya program revitalisasi pabrik gula, tetapi PTPN XI masih mampu menjaga performa kinerjanya,” ungkap Komisaris Utama PTPN XI, Osmar Tanjung.

    Selanjutnya Osmar berharap agar manajemen mampu menjaga ritme kinerja sehingga meraih performa terbaik di tahun 2022 meski tengah menjalani proses restrukturisasi bisnis gula. (puji)