Tag: #pgn saka

  • PGN Amankan Pasok Gas dari PJBG Blok Cepu dan Blok Muriah

    PGN Amankan Pasok Gas dari PJBG Blok Cepu dan Blok Muriah

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan Pertamina EP Cepu untuk pasokan gas dari Blok Cepu dan Amandemen PJBG dengan Saka Energi Muriah Ltd untuk pasokan gas dari Blok Muriah.

    Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa potensial gas yang besar berhasil ditemukan di IDD, Sulawesi Selatan yang bisa tumbuh kurang lebih 20 TCF. Selain itu, potensi gas lainnya juga ditemukan di Masela dan Andaman.

    “Tinggal bagaimana kita mengelolanya bersama-sama, bagaimana kita bekerja sama dan kita juga harus mempunyai orang-orang cakap untuk mengelolanya,” ujarnya saat menyampaikan keynote speech dalam opening ceremony IOG SCM Summit pada Rabu, (14/08/2024).

    Luhut juga memaparkan bahwa ada tiga kunci strategis memastikan keseimbangan keamanan energi Indonesia, dan salah satu kuncinya adalah memanfaatkan pasokan dalam negeri.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM Arifin Tasrif juga menyampaikan bahwa pengembangan industri migas dalam negeri akan memperkuat rantai pasokan, mengurangi ketergantungan impor serta mempercepat penyediaan barang dan jasa. Lebih lanjut, pengembangan pasokan yang ada juga akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

    Penandatanganan ini dilaksanakan pada gelaran IOG Supply Chain & National Capacity Summit 2024 (IOG SCM Summit) di Jakarta Convention Center, Rabu, 14 Agustus 2024.

    PGN diwakili Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis Rosa Permata Sari dengan disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko.

    Industri minyak dan gas (migas) sangat penting bagi perekonomian, sehingga diperlukan eksplotasi sumber atau pasokan yang dimiliki untuk memaksimalkan pertumbuhan pembangunan. Dalam hal ini pemerintah, SKK Migas, badan usaha bersama pemangku kepentingan lainnya berperan untuk optimalisasi rantai pasokan.(raf)

  • PGN Saka Raih Perpanjangan Kontrak Wilayah Kerja Ketapang

    PGN Saka Raih Perpanjangan Kontrak Wilayah Kerja Ketapang

    JATIMPEDIA, Jakarta – Energi Indonesia (PGN Saka) melalui PT Saka Ketapang Perdana yang merupakan perusahaan hulu minyak dan gas bumi dan afiliasi PGN Subholding Gas Pertamina, resmi mendapatkan perpanjangan kontrak dengan skema Production Sharing Contract (PSC) untuk Wilayah Kerja (WK) Ketapang yang berlokasi di laut jawa bersama dengan Petronas Carigali Ketapang II Ltd. (PCK2L) selaku operator. Kontrak WK Ketapang akan habis masa berlakunya pada 2028 dan diperpanjang kembali selama 20 tahun.

    Penandatanganan perpanjangan Ketapang PSC langsung dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Presiden Direktur Petronas Indonesia Yuzaini MD Yusof, dan Direktur Utama PGN Saka Medy Kurniawan pada acara the 48th IPA Convention and Exhibition 2024 di ICE BSD, Selasa (14/5/2024).

    “WK Ketapang memiliki prospek yang bagus kedepannya. Dengan diberikan kepercayaan dalam perpanjangan PSC ini, tentu akan berpotensi meningkatkan produksi dan pendapatan Perusahaan dengan optimalisasi aset yang sudah dimiliki,” kata Medy.

    Terdapat dua sumur eksplorasi yang menjadi Komitmen Kerja Pasti (KKP) yang nantinya akan dilakukan pengeboran di WK Ketapang. Perpanjangan WK Ketapang ini resmi diberikan oleh Pemerintah pada 21 Desember 2023 dengan hak partisipasi yang sama dengan kontrak sebelumnya yaitu sebesar 19,4% untuk PGN Saka.

    “Kami harapkan setelah ini, dapat melakukan pengeboran di sumur eksplorasi yang sudah disepakati. Jika berhasil, maka akan menambah resourse di area itu dan selanjutnya kami akan kembangkan sumur tersebut,” jelas Medy. (raf)

  • Kegiatan Hulu Migas di Area Gempa Aman dan Berjalan Normal

    Kegiatan Hulu Migas di Area Gempa Aman dan Berjalan Normal

    JATIMPEDIA, Gresik – Sejumlah industri hulu migas yang memiliki area pengeboran di wilayah terdampak gempa memastikan tifak mengalami gangguan kerusakan dan masih berjalan normal.

    Pihak  SKK Migas Jabanusa, menyebutkan memang ada beberapa perusahaan Kontraktor Kerja Sama (KKKS) hulu migas yang beroperasi di Utara Laut Jawa, khususnya dekat episenter gempa. Di antaranya pengeboran milik Pertamina PHE WMO, Pertamina EP dan Saka Indonesia.

    Senior Manager Relation Regional 4 Subholding Upstream Pertamina, Fitri Erika saat dikonfirmasi membenarkan,pihaknya memiliki kegiatan hulu migas, di sekitar Perairan Gresik yang dilakukan Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore.

    “Kami sudah cek semua tidak ada kendala maupun laporan kerusakan dari gempa Jumat kemarin. Sejauh ini kegiatan offshore di Laut Jawa masih berlangsung normal. Belum ada laporan kerusakan maupun adanya korban,” ujar Fitri Erika.

    Hal senada disampaikan Faisal, dari Pertamina EP dan Pertamina Tuban East Java (TEJ).  Untuk TEJ kami tidak memiliki kegiatan offshore atau berada di laut. Sedangkan kegiatan Pertamina EP juga aman-aman saja tidak ada gangguan pasca gempa.

    “Kami belum menerima laporan adabya gangguan atau kerusakan pasca gempa pad Jumat 22 Maret siang. Namun untuk memastikannya bisa ditanyakan ke masing-masing KKKS,” kata Faisal,  Minggu (24/3).

    Terpisah Erry P Afandi, Stakeholder Relations Manager PGN Saka Infonesia memastikan  kondisi operasional Saka Indonesia Pangkah Limeted (SIPL) berjalan normal.

    “Operasional baik di Offshore mau pun di Onshore, Tim Engineering sedang melakukan inspeksi untuk mengetahui lebih jauh Dampak dari gempa yang terjadi. Namun Sejauh ini semua berjalan normal,” papar Erry P Afandi saat dikonfirmasi Minggu siang. (ris)

  • Go Digital, PGN Saka Catatkan Efisiensi 2,18 Juta Dollar AS Pertahun

    Go Digital, PGN Saka Catatkan Efisiensi 2,18 Juta Dollar AS Pertahun

    Jakarta, JP – PGN Saka sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina  meningkatkan performa bisnis yang lebih efisien dan aman melalui implementasi perangkat lunak sumber terbuka (open source software). Penerapan perangkat lunak ini juga bagian dari implementasi program 6G Holding Migas Pertamina yaitu go digital.

    Terbaru, tim internal PGN Saka mengembangkan aplikasi Vessel Monitoring untuk memonitor pergerakan kapal di perairan sekitar Blok Pangkah dan Blok Muriah. Inisiatif ini diambil untuk mencegah terjadinya insiden maupun kecelakaan fatal di fasilitas lepas pantai yang dioperasikan PGN Saka.

    “Sistem Vessel Monitoring menyuguhkan data secara real-time selama 24 jam dalam seminggu dan mampu menghemat biaya hingga USD 2,18 juta per tahun, dibanding biaya yang dikeluarkan apabila kami melakukan monitoring secara konvensional dengan menggunakan kapal patroli,” ungkap Presiden Direktur PGN Saka, Avep Disasmita dalam keterangan resminya, Jumat (25/11).

    Transformasi yang diterapkan  dapat menjadi solusi bagi industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Pihaknya telah menjalan transformasi digital sejak 2013. Dalam delapan tahun terakhir, lebih dari 100 aplikasi dan inisiatif digital telah diciptakan dan dikembangkan untuk mempermudah proses bisnis, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan eksplorasi dan produksi.

    Avep mengatakan, transformasi digital yang dilakukan PGN Saka juga dilakukan untuk mendukung Sistem Operasi Terpadu (SOT) yang diimplementasikan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ke seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). SOT mampu meliput kegiatan operasi mulai dari produksi harian (minyak, gas, dan LPG), financial report, daily drilling report, dan sebagainya.

    Dalam mendukung sistem tersebut, PGN Saka mengaplikasikan E-MBER (Electronic Maintenance Brief Report) di 2019, ATG (Automatic Tank Gauge) di 2020, dan PIMS (Production Integrated Monitoring System) di 2020.

    Digitalisasi juga sangat membantu PGN Saka dalam melakukan eksplorasi sumur baru, sehingga dikembangkan SWORDS 1.0. Sebelumnya, dibutuhkan waktu 4-5 minggu untuk meninjau sumur-sumur potensial dan melibatkan banyak SDM karena dilakukan secara manual. Pengumpulan data juga tidak mudah dan kurang terstruktur. Padahal dalam setahun proses peninjauan sumur bisa mencapai 150 – 200 review, sehingga sangat menandatang bagi tim lapangan.

    “SWORDS 1.0 diciptakan tahun 2018 untuk otomisasi baru menggunakan teknologi analitik data. Sistem ini membuat proses 190 review sumur dalam seminggu lebih cepat 90 persen, mengurangi proses review di hari kerja sebanyak 90 persen, dan struktur daya yang lebih baik untuk digunakan di masa-masa mendatang,” papar Avep.

    “Kami juga akan terus mengembangkan SWORDS (Saka Well Opportunity Register, Define & Selection) 2.0 untuk automasi pembaruan dan analitis data sumur yang semuanya dilakukan oleh internal perusahaan,” imbuhnya.

    Menurut Avep, penggunaan teknologi open source untuk pengembangan aplikasi berbasis proses bisnis membawa keuntungan bagi perusahaan tidak hanya dari segi efisiensi kegiatan operasi, tetapi juga efisiensi biaya. “Proses pengembangan aplikasi menjadi lebih singkat dan efisien karena kita tidak dihadapkan pada skema yang kompleks untuk mendapatkan lisensi,” katanya.

    Ke depan, pihaknya akan terus mengadopsi perangkat lunak sumber terbuka melalui pengembangan aplikasi secara bertahap demi meningkatkan efisiensi proses bisnis dan operasi. PGN Saka juga berencana membentuk Ruang Kolaborasi (Collaboration Room) di 2023 sebagai sentra aplikasi digital dari seluruh entitas di internal perusahaan.

    Tranformasi digital yang diterapkan oleh PGN SAKA juga diharapkan mampu menopang peningkatan kinerja, sehingga akan meningkatkan kinerja konsolidasi PGN Subholding Gas Group. Saat ini, PGN Saka mengelola produksi Blok Pangkah, Ketapang, Fasken, Bangkanai, Muriah, dan Muara Bakau. Dalam mendukung pertumbuhan kinerja, PGN Saka melanjutkan investasi pada eksplorasi baru dan pengembangan lapangan terutama asset di Pangkah dan Muriah. (raf)

  • PGN Grup dan HCML Tandatangani Kesepakatan Lapangan 3M

    PGN Grup dan HCML Tandatangani Kesepakatan Lapangan 3M

    Jakarta,JP – Subholding Gas Grup Pertamina dalam hal ini PT PGN Tbk dan PT Pertagas Niaga menandatangani Kesepakatan Bersama Jual Beli Gas (KB) dengan Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Kerja sama dilakukan untuk penggunaan pasokan gas dari pengembangan Lapangan MDA-MBH-MDK (3M) oleh HCML.

    Langkah tersebut dalam rangka meningkatkan kehandalan pasokan gas bumi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sekitarnya. Lapangan 3M direncanakan mulai berproduksi pada minggu ketiga Oktober 2022.

    PGN menyambut baik HCML dalam pengembangan Lapangan ini dengan rencana penyaluran 5 – 25 MMSCFD. Penyaluran gas dari HCML Lapangan 3 M ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gas pelanggan di Jawa Timur, sekaligus meningkatkan kehandalan pelayanan PGN kepada pengguna gas bumi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sekitarnya.

    “Kerjasama diharapkan dapat memberikan value creation bersama dan PGN Grup secepatnya dapat segera menjalankan operasinya. Market tidak hanya di Jawa Timur, tapi di seluruh dunia. Semoga kami dapat menjangkau peluang tersebut dan kami akan melakukan beberapa developing teknologi dan market agar sumber yang sudah ada bisa disuplai ke seluruh dunia,” ujar Direktur Utama PT PGN Tbk M. Haryo Yunianto dalam acara penandatanganan KB dengan HCML, Jumat (21/10).

    Pada acara yang sama, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan menyatakan bahwa dalam Kesepakatan Bersama ini, Subholding Gas Grup menjadi multibuyer dan siap mendukung HCML dalam pemanfaatan gas bumi Lapangan 3M dengan menyalurkan gas bumi bagi pelanggan di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Apa yang dilakukan hari ini adalah sebuah langkah penting dan signifikan dalam upaya menyalurkan gas bumi bagi Indonesia.

    PGN dan HCML juga telah memiliki kerjasama dalam menyalurkan gas bumi dari Lapangan BD di Jawa Timur untuk pemenuhan gas bumi pelanggan PGN di Jawa Timur sejak 2017.

    “Kerjasama ini tentunya dapat semakin meningkatkan kehandalan sumber gas bumi agar upaya akselerasi pemanfaatan gas bumi PGN tidak hanya di Jawa Tengah dan Jawa Timur semakin meluas tanpa khawatir kekurangan pasokan,” ujar Heru.

    “Kerjasama PTGN sebagai bagian dari Subholding Gas dengan HCML ini menambah optimisme kami untuk meningkatkan kontribusi pada pemenuhan kebutuhan gas, khususnya dalam era transisi energi. Ini sejalan dengan komitmen bersama untuk mewujudkan pemerataan dan ketahanan energi ramah lingkungan di Indonesia,” imbuh Bondan Christiandinata selaku Finance & General Affairs Director Pertagas Niaga.

    Executive Manager HCML Wahyudin Sunarya juga menyambut baik kesepakatan pemanfaatan Lapangan 3M dengan PGN. Menurutnya, saat ini sektor migas sedang dalam momentum yang baik untuk investasi dan keekonomian lapangan sangat baik untuk dilakukan pengembangan kembali.

    “Kami melihat PGN sebagai strategic partner dan di lapangan pertama kami, Lapangan BD, sudah dimanfaatkan PGN. Hari ini menjadi tonggak bersejarah, gas dari HCML – Lapangan 3M dapat disalurkan ke PGN. Semoga kerjasama ini langgeng dan bisa go international karena HCML berada di seluruh dunia, sehingga dapat menjadi opportunity bagi PGN untuk go international,” ujar Wahyudin.

    “Kedepannya, PGN dan HCML akan terus bekerjasama dalam utilisasi pengembangan Lapangan HCML di Jawa Timur. PGN mengharapkan kehandalan pasokan gas dapat terjaga dan potensi potensi gas bumi dapat berasal dari pasokan-pasokan lainnya di Indonesia,” pungkas Heru. (eka)

  • Subholding Gas Pertamina Salurkan Gas Bumi ke WK Rokan, Jaga Pencapaian Target Produksi

    Subholding Gas Pertamina Salurkan Gas Bumi ke WK Rokan, Jaga Pencapaian Target Produksi

    Jakarta Subholding Gas Pertamina pertama kalinya menyalurkan gas bumi ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) selaku operator Wilayah Kerja Rokan. Penyaluran Gas ini akan berlangsung selama periode Turn Around Pemasok Gas PHE Jambi Merang dengan volume total 890 BBTU pada 11-20 Oktober 2022.

    Penyaluran Gas dengan sumber LNG Domestik melalui optimasi FSRU Lampung ini akan membantu proses Lifting Minyak Bumi oleh PHR, selama periode pemasok gas PHE JM tidak dapat memasok gas selama pemeliharaan berkala atau Turn Around (TAR).

    “Penyaluran gas bumi ke WK Rokan menjadi sinergi antara Subholding Gas dan Subholding Upstream di Pertamina Group dan juga Sinergi dengan PLN dalam lingkup BUMN untuk menjaga ketahanan produksi energi dalam negeri pasca alih kelola WK Rokan. Keberhasilaan dalam mempertahankan kinerja produksi menjadikan Blok Rokan dapat berkontribusi 24% produksi minyak nasional,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan, (14/10/2022).

    Heru melanjutkan bahwa selain pemenuhan konsumsi Kilang domestik Pertamina, support PGN dalam rangka menjaga kemampuan produksi di WK Rokan diharapkan dapat membantu memenuhi target pemerintah 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030.

    Penyaluran Gas ke PHR ini tentunya tidak lepas dari dukungan dari Stakeholder terkait yang sudah mendukung yaitu SKK Migas, PHR, Pertamina, PLN, Medco Energy (MEPG), Transportasi Gas Indonesia (TGI) dan pihak-pihak lainnya.

    Subholding Gas sebagai agregator gas nasional siap mendukung ketahanan energi salah satunya untuk lifting minyak bumi melalui penyaluran gas yang handal. Sinergi antara PGN dan PHR ini juga bagian dari dampak positif dari transformasi Holding Migas yang menciptakan infrastruktur yang terintegrasi dan mempercepat pertumbuhan volume untuk mewujudkan kemandirian energi nasional. (raf)

  • Peringati Hari Lingkungan Hidup, PGN Saka Tanam Mangrove di Pesisir Ujung Pangkah Gresik

    Peringati Hari Lingkungan Hidup, PGN Saka Tanam Mangrove di Pesisir Ujung Pangkah Gresik

    Gresik, JP – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2022, PGN Saka melakukan penanaman 5.400 bibit mangrove. Kegiatan penanaman mangrove dilakukan  bersama Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Jawa Timur di Banyuurip Mangrove Centre (BMC) Ujungpangkah Gresik Jawa Timur pada Selasa (4/10).

    BMC Ujungpangkah merupakan salah satu wilayah operasi ekploitasi Migas Saka Indonesia Pangkah Limited (PGN Saka) sekaligus lokasi yang sudah ditetapkan oleh Gubernur Jawa Timur sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE).

    Selain penanaman bibit mangrove, Peringatan Hari Lingkungan Sedunia dilaksanakan dengan penandatanganan Ikrar Bersama Peduli Lingkungan dengan para perwakilan dari pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemkab Gresik, dan para pelaku usaha yang berkomitmen penuh dalam mendukung program pemerintah untuk melestarikan alam dan lingkungan hidup.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur, Dr. Ardo Sahak memberikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada PGN Saka atas upayanya telah melakukan pendampingan pada masyarakat di sekitar BMC.

    “Peran serta aktif dari dunia usaha seperti PGN Saka ini yang pemerintah daerah butuhkan untuk memberikan kontribusinya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar wilayah operasinya…”

    Lebih lanjut Ardo menyampaikan, Banyuurip Mangrove Centre (BMC) menjadi salah satu tempat pembibitan mangrove di Jawa Timur dan ditetapkan pula sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) serta diusulkan menjadi situs Ramsar dunia. Usulan ini disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE).

    Kadis LHK Jatim Ardo Sahak menerima buku tentang mangrove dari Subali -Senior External Relation PGN SAKA di lokasi penanaman mangrove Ujung Pangkah Gresik

    menyampaikan bahwa sudah menjadi komitmen perusahaan untuk selalu menjaga lingkungan karena setiap perusahaan juga dituntut untuk memenuhi dokumen PROPER tiap tahunnya. PGN SAKA selama bertahun-tahun melakukan pendampingan di area BMC bersama dengan Kelompok Pelestari Mangrove dan Lingkungan Banyuurip (KPMLB) untuk menghijaukan kembali area ini dengan banyak jenis mangrove.

    Ketua KPMLB, Abdul Mughni, memetakan sudah ada lebih dari 20 jenis mangrove yang ada di area ini dan berhasil membudidayakan ke semua jenis mangrove tersebut. Dan dengan bantuan PGNSAKA.  Dirinya sudah membukukan Teknik Budidaya Mangrove.

    Dalam kesempatan tersebut tak lupa juga PGN SAKA memberikan buku Teknik Budidaya Mangrove kepada kepada DLH Jawa Timur. Harapannya buku tersebut bisa menjadi acuan agar bisa digunakan di wilayah lain di Jawa Timur yang memiliki karakter mirip Banyuurip Mangrove Centre (BMC). (eka)

     

  • Cadangan Gas Bumi Nasional Melimpah, Minyak Masih Impor

    Cadangan Gas Bumi Nasional Melimpah, Minyak Masih Impor

    Jakarta,JP – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan Indonesia bakal mempunyai prospek yang cukup cerah untuk gas bumi. Pasalnya, RI memiliki cadangan gas bumi yang melimpah. Sementara minyak bumi Indonesia masih kekurangan dan harus impor.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, berbeda dengan minyak yang saat ini terus mengalami penurunan produksi, gas justru diperkirakan akan menjadi energi andalan masa depan RI.

    “Kita sadari produksi minyak menurun dan kita mencoba untuk tidak menurunkan drastis tapi diupayakan flat dulu saat ini sekitar 610 ribu barel per hari (bph). Tapi untuk gas kita beruntung,” ungkap Tutuka dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (10/10).

    Menurut dia, Indonesia juga memiliki empat proyek gas yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional, di antaranya Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh Pertamina EP Cepu dan diperkirakan akan beroperasi komersial pada bulan ini, lalu proyek Train-3 Kilang LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat oleh BP dan diperkirakan akan beroperasi pada kuartal pertama 2023.

    Berikutnya, proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikelola Chevron Indonesia Company dan saat ini masih terus diskusi untuk pencarian operator baru untuk menggantikan Chevron. Kemudian, proyek Kilang LNG Abadi Masela yang dikelola oleh Inpex Corporation dan saat ini juga masih dalam proses divestasi oleh Shell.

    “Juga nanti dari lapangan lain seperti Husky. Jadi gas kita masa depannya cukup bagus, belum yang lain yang belum eksplorasi. Kurang lebih begitu,” ujarnya.

    Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan bahwa terdapat selisih antara produksi dan tingkat konsumsi minyak di dalam negeri. Ia menyadari Indonesia saat ini memang merupakan negara net importir untuk minyak.

    Adapun produksi minyak Indonesia saat ini di sekitar 650 ribu barel per hari (bph). Sementara kapasitas kilang yang ada hanya 1 juta bph, artinya sebesar 350 ribu bph masih dipenuhi dari impor.

    “Ada beberapa hal yang perlu kita pahami tadi, tetapi memang kondisinya demikian. Kita punya potensi di bidang migas. Tapi minyak kita sudah impor. Kira kira kalau produksi kita 650 ribu barel per hari dan kapasitas kilang 1 juta berarti kita impor 300′ an ribu bph,” ujar Dwi di Bandung.

    Namun demikian, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan cadangan gas yang dimiliki Indonesia. Untuk sumber gas, lanjutnya, RI malah justru mempunyai pasokan gas yang melimpah.

    Dwi pun menilai melimpahnya pasokan gas yang ada bisa menjadi andalan bagi pemerintah untuk melakukan transisi energi menuju netral karbon atau net zero emission.

    “Saat ini kita menghadapi transisi energi menuju net zero emission. Energi yang bisa diterima sampai EBT bisa suplai adalah gas. Indonesia beruntung karena potensi ke depan lebih banyak gas. Kita punya berlebih gas, kenapa kita gak gunakan,” ucapnya. (raf)

  • PGN – NGL Badak Implementasikan LNG Bunkering

    PGN – NGL Badak Implementasikan LNG Bunkering

    Jakarta, JP – PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina siap merealisasikan pengembangan Liquefied Natural Gas Bunkering (LNG Bunkering) pertama di Indonesia. Pencapaian ini menunjukkan upaya terobosan infrastruktur gas bumi non pipa PGN semakin nyata dan menjadi langkah awal bagi PGN sebagai LNG Player dengan portofolio penjualan LNG.

    Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar menjelaskan bahwa lokasi proyek berada di Terminal LNG Bontang, Kalimantan Timur. PGN menyediakan LNG sebagai bahan bakar kapal domestik maupun internasional dengan demand sampai dengan 0,7 MTPA selama 10 tahun.

    Proyek ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama pengembangan LNG di Pertamina Group dan mitra lainnya. PGN telah menyelesaikan kajian FEED dan telah menyerahkan kepada PT. Badak NGL untuk proses selanjutnya termasuk diantaranya finalisasi aspek komersial, persiapan pengadaan, dan pengurusan perijinan terkait.

    “Inisiatif ini dapat memperkuat posisi Indonesia di rute maritim internasional dan menjadi peluang baru industri maritim. LNG Bunkering di Bontang memiliki keunggulan yang kompetitif karena berada di rute kapal Australia – Asia Timur. LNG Bunkering juga dapat berkontribusi pada modernisasi pengelolaan LNG dan peningkatan nilai keekonomian gas bumi di Indonesia,” ujar Achmad, dalam siaran resmi Senin (5/9).

    “Kami sangat menyambut baik kerjasama yang dilakukan dengan PGN. Insya Allah antara PT Badak NGL dan PGN sama-sama akan saling mendapatkan manfaat dari kerjasama ini. Hal ini juga sejalan dengan arahan dari SPPU Pertamina untuk saling melakukan sinergi diantara Pertamina Group,” imbuh President Director & CEO PT Badak NGL, Gema Iriandus Pahalawan.

    LNG Bunkering merupakan inisiatif untuk penyimpanan dan penyaluran LNG sebagai bahan bakar kapal dengan menggunakan skema tranfer Direct Berthing dan Ship to Ship Transfer. Penggunaan LNG sebagai bahan bakar kapal ini menjadi bagian dari program konversi BBG untuk sektor maritim yang tertuang dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN).

    Untuk kebutuhan domestik, LNG Bunkering Terminal Bontang dapat menunjang gasifikasi LNG untuk sektor kelistrikan yang tersebar di Indonesia Tengah dan Timur, serta menyediakan infrastruktur yang memadai untuk menyalurkan LNG di Pulau Kalimantan dan sekitarnya.

    Permintaan energi bersih yang semakin tinggi juga mendorong PGN untuk meningkatkan ekspansi bisnis LNG dalam skala besar maupun kecil di dalam negeri maupun mancanegara. LNG dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar kapal lainnya. (raf)