Tag: #pertamina hulu energi

  • PHE ONWJ Terapkan EVE Ejector di Lapangan Bravo dan Lapangan Echo

    PHE ONWJ Terapkan EVE Ejector di Lapangan Bravo dan Lapangan Echo

    JATIMPEDIA, Jakarta – Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menerapkan inovasi extended vacuum entrainment ejector (EVE Ejector) di Lapangan Bravo dan Lapangan Echo, di lepas pantai Laut Jawa.

    Menurut General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama, inovasi itu berhasil meningkatkan kinerja operasi dan perlindungan lingkungan, khususnya stabilitas tekanan pipa bawah laut dan menekan emisi.

    “Permasalahan utama yang dihadapi ialah tingginya volume gas di flow station atau fasilitas pemrosesan migas yang tidak dapat dimanfaatkan karena tekanan rendah dan tidak stabil. Namun Akibatnya akumulasi gas suar bakar pun meningkat. Rendahnya tekanan gas suar bakar ini sebelumnya tidak bisa dimanfaatkan,” kata Muzwir Wiratama dalam keterangannya uang dikutip di Jakarta, Jumat (03/1/2025).

    Namun, kata dia, dengan EVE Ejector, tekanan gas suar bakar yang sebelumnya sangat rendah bisa dinaikkan hingga ke batas minimal pemrosesan.

    “Dampaknya, gas yang sebelumnya hanya dibakar, dapat dimanfaatkan kembali, baik untuk komersial ke industri seperti pupuk atau dialirkan ke sumur minyak sebagai pendorong hidrokarbon. Inovasi tersebut juga sejalan dengan komitmen Perusahaan untuk menjalankan operasi yang selamat, andal, efisien, dan ramah lingkungan, dengan memastikan gas suar yang dilepaskan sesuai batas baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah,” paparnya.

    Sementara pembakaran gas suar merupakan proses pelepasan gas alam yang tidak terpakai dari peralatan produksi minyak dan gas dengan cara dibakar.

    “Tujuan pembakaran tersebut untuk mengontrol tekanan berlebih dalam sistem produksi untuk memastikan keselamatan operasi migas,” ujarnya.

    Mengacu Peraturan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Gas Suar pada kegiatan migas, pembakaran gas suar rutin diperbolehkan. Namun, praktik itu menghasilkan emisi.

    Disebutkan juga bahwa pengembangan EVE Ejector dilatarbelakangi kendala kinerja operasi gas di Lapangan Bravo dan Lapangan Echo yang sudah berusia lebih dari 40 tahun.“Berbeda dengan alat ejektor lainnya yang berfungsi mengkonversi energi tekanan menjadi energi kinetik, EVE Ejector berfungsi menghisap gas dengan tekanan rendah yang kemudian dimanfaatkan,” jelasnya.

    Hasilnya, kata dia, inovasi tersebut tidak saja meningkatkan stabilitas tekanan pipa bawah laut, tetapi juga mampu menekan emisi, serta memberikan nilai tambah signifikan bagi kinerja operasi Perusahaan.

    “EVE Ejector pertama kali diimplementasikan pada 1 Juli 2023. Selama satu tahun penggunaan, terlihat dampak yang signifikan. Kamiq mampu mengoptimalkan 6,6 juta standar kubik gas (MMSCF) menggunakan EVE Ejector,” tukasnya.

    “Berkat EVE Ejector, tekanan jaringan pipa bawah laut juga menjadi lebih stabil. Hal itu berdampak pada meningkatnya produksi sumur dan memberikan nilai tambah bagi Perusahaan, dengan bertambahnya produksi Lapangan Bravo sebesar 153 barel minyak per hari (BOPD),” sambung Muzwir.

    Selain berdampak positif pada efisiensi produksi, invoasi itu juga mendukung komitmen environmental, social, and governance (ESG) Perusahaan. Dengan alat tersebut, PHE ONWJ berhasil menekan gas suar bakar dan mendukung target pemerintah.

    EVE Ejector berkontribusi menurunkan emisi karbon dioksida hingga 447 ton ekuivalen per tahun. Hal itu sejalan dengan misi Pertamina mendukung capaian net zero routine flaring, sesuai target World Bank pada 2030.

    EVE Ejector, yang telah memperoleh sertifikat hak panten oleh Kementerian Hukum dan HAM RI pada Desember 2023, memiliki potensi untuk direplikasi di lapangan-lapangan migas lainnya di Indonesia.

    Inovasi EVE Ejector tersebut telah dipresentasikan dalam forum internasional, Society Petroleum Engineers Workshop, awal 2024 lalu. Perusahaan migas seperti Petronas Malaysia dan PTTEP dari Thailand turut merespons positif dan mengapresiasi.

    “Melalui kehadiran EVE Ejector, PHE ONWJ memberikan bukti nyata bahwa inovasi teknologi dapat menjadi kunci untuk masa depan energi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” pungkasnya.(raf)

  • Jam Pasir Bawa PHE ONWJ Raih Penghargaan Internasional IGCSA 2024

    Jam Pasir Bawa PHE ONWJ Raih Penghargaan Internasional IGCSA 2024

    JATIMPEDIA, Jakarta – Upaya Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dalam memberdayakan masyarakat dan melindungi ekosistem pesisir melalui program JAM PASIR diganjar penghargaan internasional.

    PHE ONWJ menerima penghargaan Global Corporate Sustainability Award (GCSA) 2024 kategori Praktik Terbaik (Best Practise), peringkat Great Practise, yang digagas Taiwan Institute for Sustainable Energy (TAISE), di Taipei, Taiwan, Rabu (20/11/2024).

    Penghargaan diserahkan langsung oleh Shien Quey Kao, Deputy Minister National Development Council Republic of China (Taiwan).

    Di pesisir Karawang, Jawa Barat, tepatnya di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, program JAM PASIR (Jaga Alam melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir) tak hanya fokus pada rehabilitasi lingkungan melalui pencegahan abrasi dan restorasi mangrove. Inisiatif ini juga mendorong peningkatan pendapatan masyarakat melalui transformasi istri para nelayan menjadi pengusaha UMKM dan pengelolaan kawasan eduwisata.

    Keberhasilan PHE ONWJ meraih GCSA membuktikan komitmen Pertamina dalam mengelola bisnis hulu migas yang berkelanjutan, dengan mengimplementasikan praktik tanggung jawab sosial dan lingkungan. “Program JAM PASIR yang diinisiasi PHE ONWJ di Karawang dinilai memberikan dampak positif yang signifikan dalam memberdayakan masyarakat dan rehabilitasi Kawasan pesisir,” ungkap Agus Suprijanto, Senior Manager Relation Regional Jawa.

    “Apresiasi kepada seluruh pemenang atas dedikasi dan kontribusi yang diberikan demi terwujudnya net zero emission (NZE) dan pembangunan berkesinambungan untuk bumi,” ungkap Eugene Chien, PhD, Ambassador-at-large Eugene Republic of China (Taiwan). Panel juri GCSA menilai program JAM PASIR berhasil menggerakkan perekonomian masyarakat dan dapat menjadi model program untuk direplikasi dan diadaptasi di wilayah pesisir lainnya untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

    Awalnya, untuk menahan bencana abrasi, tim PHE ONWJ, nelayan dan warga setempat melakukan inovasi dengan membuat appostraps (alat pemecah, peredam ombak dan sedimen traps), yang dibuat dari ban bekas.

    “Inovasi ini mampu memulihkan lahan terdampak abrasi seluas 3,62 hektare, dan menambah garis pantai sepanjang 400 meter. Sebanyak 861 KK masyarakat pesisir terselamatkan dari abrasi,” Agus menambahkan.

    Tidak itu saja, perekonomian warga setempat pun meningkat. Para perempuan, yang semula berprofesi sebagai pengupas rajungan, dilatih untuk mengolah potensi laut tersebut menjadi makanan olahan bernilai ekonomi lebih tinggi. Pendapatan yang diperoleh Kelompok UMKM istri nelayan pun meningkat mencapai Rp52 juta/tahun.

    Program JAM PASIR telah membuka jalan bagi transformasi lingkungan, kesejahteraan, ekonomi dan sosial kemasyarakatan yang positif, serta memberikan harapan baru bagi keluarga nelayan di wilayah pesisir Karawang. Program ini juga mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya Tujuan 1 (Tanpa Kemiskinan), 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), 5 (Kesetaraan Gender), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab) dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

    Ajang GCSA pertama kali diselenggarakan pada tahun 2018 dan tahun ketujuh ini sebanyak 82 partisipan dari 18 negara di kawasan Amerika Utara, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur Laut, Asia Tenggara, Eropa Utara, dan Eropa Barat berpartisipasi. 17 program CSR terbaik berhasil meraih penghargaan kategori Best Practice Award GCSA 2024.

    Penghargaan ini diberikan kepada kepada pelaku usaha, organisasi, maupun individu yang telah mengimplementasikan berbagai inisiatif dan kegiatan yang berkontribusi mewujudkan keberlanjutan yang menjadi agenda global. (raf)

  • Pertamina Targetkan Produksi Minyak 748 Ribu Barel Perhari di 2025

    Pertamina Targetkan Produksi Minyak 748 Ribu Barel Perhari di 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pertamina menargetkan produksi minyak mencapai 748 ribu barel oil per day (BOPD) pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya meningkatkan ketahanan energi nasional melalui optimalisasi sektor hulu dan investasi strategis.

     

    Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa hal itu telah masuk dalam Rencana Jangka Panjang Pembangunan (RJPP) di 2025.

    “Kalau di RJPP kita tahun depan target produksi kita adalah 748 ribu barel oil per day, dimana domestik 417 ribu barel oil per day dan sisanya kita harapkan bisa dapat dari internasional,” kata Wiko.

     

    Sementara itu, di tahun 2029, Pertamina juga membidik bisa memproduksi hingga 914 ribu barel oil per day. Dari target itu, produksi domestik mencapai 480 ribu barel oil per day.

    Pertamina optimistis target tersebut dapat tercapai dengan penambahan sumber minyak dari lapangan baru maupun optimalisasi sumur eksisting.

    “Hari ini produksi domestik kita 407 ribu barel per day. Pada saat rapat dengan (Kementerian) ESDM kita menargetkan produksi minyak 416 ribu barel per day di tahun depan finishnya. Namun, di challenge untuk kita bisa sampai 430 ribu barel oil per day,” kata Wiko.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan upaya yang dilakukan untuk menekan biaya impor energi yang mencapai sebesar Rp500 triliun per tahun, di antaranya dengan mengoptimalkan sumur-sumur minyak yang ada.

    Bahlil mengatakan karena lifting atau produksi terangkut minyak mentah di Indonesia terus merosot, Indonesia harus menghabiskan devisa senilai Rp500 triliun per tahun hanya untuk mengimpor minyak mentah dari luar negeri.

     

    “Jadi, bagaimana caranya untuk kita menuju kepada kedaulatan energi? Menekan lifting dengan tiga pola,” kata Bahlil di Jakarta, Senin (14/10).

    Ia menerangkan, pola pertama yang dapat dilakukan untuk meningkatkan lifting minyak, pertama sumur-sumur minyak yang menganggur (idle) harus diaktifkan kembali.

    Kementerian ESDM mencatat, terdapat sekitar 44.900 sumur minyak di Indonesia, dengan 16.600 di antaranya dalam kondisi idle. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.000 sumur dapat dioptimalkan untuk meningkatkan produksi minyak nasional.

    Kemudian, langkah langkah kedua yakni, sumur yang berjalan atau aktif harus diintervensi dengan teknologi agar meningkatkan kapasitas.

     

    Selanjutnya, upaya ketiga yang berikut harus dilakukan adalah bagaimana mempercepat eksplorasi.

    Untuk mendukung hal itu, Bahlil mengaku bahwa pihaknya akan segera memangkas berbagai regulasi yang menghambat proses akselerasi dari pada eksplorasi. Hal itu dilakukan untuk menarik investor. (raf)

  • PHE WMO Beri Pelatihan Digital Marketing UMKM Binaan di Gresik

    PHE WMO Beri Pelatihan Digital Marketing UMKM Binaan di Gresik

    JATIMPEDIA, Gresik – Sebagai komitmen untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Lokal, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) menyelenggarakan pelatihan digital marketing dan packaging produk kepada dua kelompok UMKM Binaan di Kabupaten Gresik, mereka adalah UMKM Batik Marbling Desa Bedilan dan UMKM Sentra Kelurahan Lumpur.

    Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan pemasaran digital dan pengemasan produk yang menarik, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Berjalan secara terpisah, pelatihan bagi kelompok UMKM Batik Marbling dilaksanakan pada Rabu (6/11) di Balai Kelurahan Bedilan, sedangkan untuk kelompok UMKM Sentra Kelurahan Lumpur dilaksanakan pada Kamis (7/11) di Balai Kelurahan Lumpur.

    Pada masing – masing kegiatan pelatihan diikuti lebih dari 20 anggota UMKM yang mendapatkan berbagai materi yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini, diantaranya pembekalan dalam strategi digital marketing, seperti optimasi media sosial, pemanfaatan platform online, serta teknik pembuatan konten visual yang menarik.

    Khusus UMKM Batik Marbling Bedilan, kelompok mendapatkan materi untuk menambah nilai jual produk mereka. Para pengrajin mendapatkan bekal terkait diversifikasi produk dalam bentuk produk siap pakai seperti baju, tas, dompet dan mug yang dihias oleh teknik marbling. Lebih daripada itu untuk meningkatkan daya tarik Batik Marbling bagi konsumen. Mereka juga diajarkan cara merancang packaging produk yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga fungsional dan ramah lingkungan.

    Lurah Bedilan, Rofik Udin Efendi, menyampaikan apresiasinya atas dukungan PHE WMO kepada UMKM di wilayahnya. “Melalui pelatihan digital marketing dan packaging produk ini menjadi wadah bagi UMKM untuk belajar dan bisa menerapkan langsung di kegiatan sehari – hari untuk mendorong geliat UMKM Bedilan, utamanya bagi UMKM Batik Marbling, UMKM Bedilan Sejahtera dan Paguyuban Pedagang Tradisional Radensantri,” kata Rofik.

    Peserta pelatihan berkesempatan mencari tahu lebih dalam terkait tantangan spesifik yang dihadapi pelaku UMKM melalui sesi konsultasi dengan narasumber. Hal ini dimaksudkan agar pelaku UMKM dapat mendapatkan tips menyusun strategi pemasaran yang tepat dan efektif selanjutnya.

    Program ini sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan untuk mendukung kinerja keberlanjutan dalam kerangka ESG (Environmental,Social,Governance) dan mendukung agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan 8 yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk batik marbling Kelurahan Bedilan di kancah yang lebih luas, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar melalui peningkatan keterampilan dan kualitas produk lokal.

    Pada kesempatan ini pula PHE WMO juga menyerahan bantuan berbagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan UMKM yang diharapkan dapat menjadikan upaya mereka menjadi maksimal. “Kami berharap setelah pelatihan ini para pelaku UMKM dapat meningkatkan nilai jual produk mereka serta memperluas jangkauan pasar dengan memanfaatkan teknologi digital dan media sosial. Menjadikan sebuah kebahagiaan bagi kami turut berperan dalam pelestarian dan pengembangan batik nusantara, dan lebih dari itu masyarakat di sekitar kami menjadi makin berdaya dan berjaya,” ujar M. Basuki Rakhmad, Manajer WMO Field.(eka)

  • PHE OSES Pasok Gas ke PLTGU Cilegon

    PHE OSES Pasok Gas ke PLTGU Cilegon

    JATIMPEDIA, Jakarta –  PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi memasok gas bumi ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Cilegon, Banten, guna mendukung ketahanan energi nasional.

    General Manager PHE OSES Antonius Dwi Arinto dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu menyampaikan pentingnya kolaborasi antar sektor dalam menciptakan ketahanan energi nasional.

    “Kerja sama ini adalah wujud nyata dari komitmen kami untuk mendukung kebutuhan energi nasional, melalui kerja sama yang solid antara PHE OSES, SKK Migas, dan PLN,” kata Antonius.

    Bertempat di PLN Indonesia Power UBP Cilegon, pembukaan katup aliran gas pertama atau open valve first gas in menandai dimulainya sinergi guna mendukung ketersediaan pasokan gas yang andal demi pemenuhan kebutuhan energi nasional.

    Terhitung Jumat (1/11), PHE OSES menyediakan gas sebesar 5 Billion British Thermal Unit per Day (BBUTD), dengan total volume sebesar 9.977 BBTU sampai dengan 2029. Gas yang dipasok tersebut akan dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik wilayah Cilegon-Banten, Jawa Barat, dan sekitarnya.

    PLTGU Cilegon merupakan satu-satunya pembangkit bertenaga gas di wilayah Banten, yang berperan vital sebagai salah satu interkoneksi jaringan transmisi Jawa-Bali. Listrik dari PLTGU Cilegon diperuntukkan untuk menyuplai kebutuhan listrik industri di Banten.

    Lebih lanjut, Antonius mengatakan dengan sinergi lintas instansi pemerintah, potensi energi domestik dapat dioptimalkan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan industri.

    “Kami berharap sinergi ini dapat menjadi contoh bagaimana semangat kebersamaan dapat menghasilkan dampak yang besar untuk mendukung ketersediaan energi yang andal, efisien, dan berkelanjutan,” tuturnya.

    Pada acara pembukaan tersebut, turut hadir perwakilan SKK Migas, Vice President Primary Energy Planning & Control II PLN IP, dan perwakilan manajemen PHE OSES lainnya.

    PT Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang berperan sebagai subholding upstream di lingkungan Pertamina.

    Peran subholding upstream yang dijalankan oleh PHE, yakni sebagai pengelola lapangan hulu minyak dan gas bumi yang dioperasikan Pertamina baik di dalam maupun luar negeri.

    Regional Jawa diberikan kewenangan oleh PHE untuk mengoordinasikan lapangan hulu minyak dan gas bumi di wilayah Jawa bagian barat yang meliputi PHE ONWJ, PHE OSES, Pertamina EP wilayah Jawa Barat, dan Pertamina East Natuna. Area kerja Regional Jawa mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung, dan Jawa Barat.(raf)

  • SKK Migas Teken Kontrak Kerjasama Wilayah Kerja Amanah dan Melati

    SKK Migas Teken Kontrak Kerjasama Wilayah Kerja Amanah dan Melati

    JATIMPEDIA, Jakarta  – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan penandatanganan Kontrak Kerjasama Wilayah Kerja Migas atau Production Sharing Contract (PSC) pada dua wilayah kerja di Sumatera dan Sulawesi dengan skema Cost Recovery.

    Penandatangan yang dilakukan saat kegiatan “Indonesia Exploration Forum (IEF)” di Surabaya, Senin (14/10/2024) tersebut memperkuat peranan industri hulu migas sebagai mitra utama Pemerintah dalam membangun ketahanan energi yang berkelanjutan.

    Penandatanganan dilakukan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dengan disaksikan Plt. Direktur Jenderal Migas Dadan Kusdiana. Untuk Wilayah kerja Amanah ditandatangani oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama yaitu Direktur PT Medco Energi Amanah Amri Siahaan, Direktur Utama PT Sele Raya Sejati, Ham Eddy Tampi serta Direktur Kufpec Indonesia (Amanah) B.V, Tareq Ebrahim.

    Sedangkan untuk Wilayah Kerja Melati ditandatangani oleh Direktur PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati Muhamad Arifin, Direktur SIEI Melati Limited Qin Shenggao dan Direktur Kufpec Indonesia (Melati) B.V Tareq Ebrahim.

    Plt Direktur Jendral Migas Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa Pemerintah terus mendorong masuknya investasi di sektor hulu migas. “Kita sama-sama telah menyaksikan penandatanganan kontrak kerjasama wilayah kerja Amanah dan Melati yang merupakan hasil lelang blok migas tahap pertama di tahun 2024,” ujar dia.

    “Pemerintah terus menyiapkan blok migas yang baru. Lebih dari 60 blok migas disiapkan untuk 5 tahun kedepan, tahun 2024 akan segera dilakukan penawaran tahap kedua setelah kabinet Pemerintahan yang baru terbentuk,” imbuh Dadan.

    Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soejipto mengatakan bahwa Indonesia terus mendorong eksplorasi secara masif untuk mendapatkan cadangan migas.

    “Potensi pengembangan Industri Migas dan peluang penemuan cadangan pada blok baru masih sangat besar seiring dengan penambahan minat para investor pada industri hulu migas. Untuk mendukung produksi migas yang berkelanjutan serta upaya mencapai target yang telah ditetapkan dalam long term plan (LTP) yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD), maka temuan cadangan baru harus terus didapatkan,” ujar Dwi.

    “Penandatanganan WK Amanah dan WK Melati menunjukkan bahwa prospek cadangan migas di Indonesia itu masih ada sekaligus menunjukkan keberhasilan Pemerintah untuk terus membangun daya saing industri migas ditengah persaingan yang semakin ketat dengan negara lain serta transisi energi yang tengah berlangsung. Ini menunjukkan bahwa industri migas siap dan akan terus menjadi pilar utama ketahanan energi,” imbuh Dwi.

    Wilayah Kerja Amanah terletak di Sumatera dengan luas wilayah kerja 1.753,15 Km2 akan dioperasikan oleh PT Medco Energi Amanah dengan Nilai Total Komitmen Pasti sebesar USD 3,150.000 setara dengan Rp.50.4 Miliar dengan melakukan komitmen 3 tahun berupa kegiatan Studi Geologi dan Geofisika, 50 Km2 Seismik 3D.

    Untuk Wilayah Kerja Melati yang berada di onshore dan offshore Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati akan menjadi operator untuk luas wilayah kerja 8.453,70 Km2. Nilai Total Komitmen Pasti sebesar USD 12.700.000 setara Rp.203 Miliar berupa pelaksanaan kegiatan Studi Geologi dan Geofisika, 200 Km2 Seismik 3D, 250 Km2 Seismik 2D dalam tiga tahun kedepan.

    Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, Muhamad Arifin mengatakan Wilayah Kerja Melati akan menambah optimisme kami dalam mencari Cadangan Migas, “Eksplorasi di Indonesia Timur menjadi harapan baru industri migas, kami siap menjalankan komitmen eksplorasi untuk Wilayah Kerja Melati untuk menemukan cadangan baru,” jelas Arifin.

    Sebelum melakukan penandatanganan PSC, Kontraktor telah menyelesaikan kewajiban finansial, yaitu pembayaran Bonus Tanda tangan dan menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku. (raf)

  • Pertamina Drilling Manfaatkan AI Dukung Penerapan HSSE

    Pertamina Drilling Manfaatkan AI Dukung Penerapan HSSE

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), afiliasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina menerapkan digitalisasi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam kegiatan operasionalnya.

    Hal itu dilakukan sebagai komitmen Pertamina Drilling untuk selalu memperhatikan aspek kesehatan keselamatan, keamanan dan lingkungan (health, safety, security, and environment/HSSE).

    Penerapan AI tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama proyek pekerjaan pengembangan sistem teknologi informasi bersama PT FPT Software Indonesia di Jakarta, Jumat (11/10).

    “Digitalisasi berbasis AI dimulai untuk mengembangkan sistem monitoring aspek HSSE dalam operasional Pertamina khususnya pada rigworkshop, kantor dan yard, baik untuk keperluan pencegahan terjadinya insiden maupun sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan implementasi program salam lima jari di Pertamina Drilling,” kata Direktur Utama Pertamina Drilling Avep Disasmita dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

    Sistem monitoring aspek HSSE berbasis AI tersebut selain diimplementasikan untuk operasional Pertamina sendiri, juga diharapkan dapat diimplementasikan kepada beberapa industri yang membutuhkan sebagai salah satu bentuk revenue stream baru di Pertamina  ke depannya dan mendapatkan kontrak pekerjaan berbasis AI.

    “Diharapkan manfaat AI ini, yaitu untuk pengawasan terhadap pengunjung yang datang, menghitung jumlah personel dan pengunjung, memantau pekerjaan karyawan, menjaga aset perusahaan, dokumen perusahaan, dan meningkatkan keamanan,” kata Avep.

    Untuk itu, Pertamina Drilling mendukung percepatan pencapaian budaya HSSE Generative yang diharapkan sudah dapat diimplementasikan di 2025 dengan menerapkan digitalisasi aspek HSSE berbasis AI.

    Digitalisasi berbasis AI juga sebagai salah satu peluang untuk pencapaian target revenue sehingga perlu dilakukan strategic alliance dengan mitra strategis yang berkompeten dan memiliki kredibilitas yang baik untuk pengembangan bisnis dengan memaksimalkan potensi untuk meningkatkan revenue dan profit perusahaan.

    Hasil yang diharapkan, yaitu produk berbasis AI yang dapat menyuguhkan early warning system, olah data dan analisis serta menuangkan dalam bentuk sistem pelaporan yang handal.

    Produk tersebut juga diharapkan dapat memenuhi kriteria atractive, user friendly, custom ability, dan competitive. (raf)

  • SKK Migas Dorong PHE Jalankan Program Untuk Capai target

    SKK Migas Dorong PHE Jalankan Program Untuk Capai target

    JATIMPEDIA, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong Subholding Pertamina Hulu Energi (PHE) berkomitmen terus memperkuat kolaborasi guna meningkatkan produksi minyak dan gas pada tahun 2024.

    SKK Migas mengadakan pertemuan dengan PHE untuk mendorong program-program Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang berada di bawah Subholding Upstream (SHU) PHE agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

    Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, memberikan arahan kepada PHE untuk segera mencari solusi atas kendala yang ada serta melakukan inovasi dan metode kerja “out of the box” sehingga dalam waktu tiga bulan ke depan, kinerja operasional KKKS yang berada di bawah SHU PHE dapat meningkat dan mencapai target.

    Dwi juga meminta agar PHE mulai mempersiapkan pelaksanaan program 2025, sehingga pada Januari 2025 nanti, program tersebut sudah dapat berjalan.

    “Kami menyampaikan apresiasi kepada manajemen PHE Group atas fasilitasi pertemuan ini. Oleh karena itu, kami mengajak untuk saling terbuka dengan kejernihan pikiran dan keteguhan hati agar diskusi dapat berjalan dengan semangat kolaborasi dan berorientasi pada hasil, sehingga dapat memberikan kontribusi paling optimal bagi produksi migas nasional. Saat ini, fokus utama kita adalah produksi, produksi, dan produksi. Gas sudah mulai meningkat, namun minyak kita masih menghadapi tantangan,” kata Dwi.

    Dwi juga mengungkapkan bahwa Pertamina telah menguasai mayoritas blok migas di Indonesia, sehingga peran Pertamina di sektor hulu sangat dominan. Negara dan SKK Migas sangat bergantung pada agresivitas Pertamina. “Mungkin diperlukan perubahan regulasi agar harapan pemerintah dapat terpenuhi, karena capaian lifting migas akan sangat ditentukan oleh kinerja KKKS yang berada di bawah Pertamina,” jelas Dwi.

    Dwi menambahkan bahwa pertemuan ini harus ditindaklanjuti dengan kegiatan focus group discussion (FGD) untuk mendiskusikan mekanisme kemitraan Pertamina dengan pihak lain.

    Terkait komersialisasi, Dwi meminta agar dibentuk organisasi yang menangani hal tersebut untuk memperkuat aspek legal. “Kuncinya, tidak boleh ada produksi yang terganggu karena masalah administrasi komersialisasi,” tegas Dwi.

    Dwi juga menyampaikan kepada Pertamina mengenai pentingnya manajemen aset, karena aset tersebut adalah milik negara sehingga harus ditangani dengan baik. Di KKKS harus ada organisasi khusus yang ditugaskan untuk menangani hal ini, termasuk KKKS di bawah SHU PHE. Aset harus tercatat dengan baik dan memiliki pengamanan yang memadai.

    “Keberhasilan target pemboran sumur pengembangan, yang saat ini ditargetkan sebanyak 932 sumur pengembangan di tahun 2024, sangat bergantung pada kontribusi KKKS di bawah Pertamina. Ini juga harus menjadi perhatian utama agar target bisa dicapai hingga akhir tahun. Terkait kebutuhan fiskal term, kami siap untuk memperjuangkannya,” ujar Dwi.

    Di tempat yang sama Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Salim, menyampaikan perkembangan dan capaian KKKS dalam SHU PGE dihadapan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dan jajarannya, saat berdiskusi bersama.

    Untuk aspek drilling,Chalid meyampaikan bahwa saat ini terus melakukan upaya agar bisa mengejar dari aspek kuantitas maupun kualitas.

    Chalid juga menyampaikan perkembangan terkait isu komersialisasi dan permohonan persetujuan terkait PJBG kepada SKK Migas.

    Chalid menyampaikan bagaimana Pertamina telah memberikan perhatian terhadap manajemen aset termasuk pengamanannya. Dia menginformasikan pula potensi LPG yang ada di PHE ONWJ, Senoro dan Jambi Merang beserta progress yang ada, antara lain di Jambi Merang sudah dilakukan kajian. Adapun untuk Senoro saat ini sedang dalam beauty contest.

    Pada kesempatan tersebut, Chalid juga menjabarkan perkembangan terkait pengelolaan CO2 yang saat ini sudah menjalin kemitraan dengan perusahaan Jepang Japex, yaitu untuk di Jambi Merang dan Sukowati. Adapun untuk EOR, dia menyampaikan sedang menjajaki kemitraan dengan Sinopec dan sudah ada short list 5 lapangan kandidat, 4 di Pertamina EP dan 1 di ONWJ.

    Chalid pada pertemuan tersebut menyampaikan terima kasih atas kerja sama dengan SKK Migas yang sangat baik, terutama dalam perbaikan fiskal dan insentif. “Sekali lagi mohon dukungan,” kata dia. (raf)

  • PHE ONWJ Memulai Proyek Pengembangan Lapangan OO-OX

    PHE ONWJ Memulai Proyek Pengembangan Lapangan OO-OX

    JATIMPEDIA, JakartaPertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) secara resmi memulai proyek pengembangan Lapangan OO-OX di lepas pantai utara Jawa Barat (Jabar).

    Kegiatan itu ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) dan sosialisasi yang berlangsung di Kabupaten Indramayu, Jabar, oleh General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama.

    “PHE ONWJ berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi ketahanan energi negeri dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Kami berharap proyek pengembangan OO-OX ini dapat memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi kami,” kata Wiratama dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Pengembangan Lapangan OO-OX merupakan proyek optimalisasi lapangan minyak dan gas bumi (migas) yang berlokasi di lepas pantai utara Jabar.

    Sejumlah aktivitas operasi akan dimulai di 2024 ini, mencakup pemasangan satu anjungan tak berpenghuni baru, yakni OOA Platform dan dilanjutkan dengan instalasi pipa dari OOA Platform ke fasilitas pemrosesan darat di Balongan, Indramayu.

    Proyek itu diproyeksikan dapat meningkatkan produksi sebesar 2.996 barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 21,26 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

    Lebih lanjut, Wira juga menyampaikan pentingnya kolaborasi baik yang terjalin antara perusahaan dengan pemerintah daerah serta masyarakat sekitar guna memastikan kelancaran dan keberlanjutan proyek pengembangan tersebut.

    “Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan sehingga PHE ONWJ dapat merealisasikan aktivitas pengembangan Lapangan OO-OX ini,” ucapnya.

    PHE ONWJ, kata dia, percaya bahwa proyek itu akan memberikan kontribusi signifikan, tidak hanya bagi perusahaan yang berdampak pada kontribusi migas, tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi lokal.

    “Kami berkomitmen untuk menjalankan operasi ini dengan standar keselamatan dan lingkungan yang tinggi, sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan,” ujar Wira.

    Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Bupati Indramayu Nina Agustina beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Indramayu dan perwakilan masyarakat. Dengan kehadiran dan dukungan dari pemangku kepentingan daerah, diharapkan proyek pengembangan tersebut dapat berjalan lancar sesuai perencanaan yang telah ditetapkan.

    “Mudah-mudahan proyek pengembangan ini dapat meningkatkan produksi minyak dan gas bumi nasional. Saya berharap PHE ONWJ tetap memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian lingkungan, serta berkontribusi dalam terwujudnya kemandirian masyarakat,” kata Nina.

    Diketahui, PHE ONWJ pada 2023 menduduki posisi keempat produsen minyak bumi terbesar nasional. Tercatat kinerja perusahaan per semester I 2024, yakni 37,42 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD).

    PT Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang berperan sebagai subholding upstream di lingkungan Pertamina. Peran subholding upstream yang dijalankan oleh PHE ialah sebagai pengelola lapangan hulu migas yang dioperasikan Pertamina baik di dalam maupun luar negeri.

    Regional Jawa diberikan kewenangan oleh PHE untuk mengoordinasikan lapangan hulu minyak dan gas bumi di wilayah Jawa bagian barat yang meliputi PHE ONWJ, PHE OSES, dan Pertamina EP wilayah Jawa Barat. Area kerja regional Jawa mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bangka Belitung, dan Jawa Barat. (raf)

  • Semester I-2024, PHE Produksi Migas 1,05 Juta BOEPD

    Semester I-2024, PHE Produksi Migas 1,05 Juta BOEPD

    JATIMPEDIA, Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sepanjang semester I-2024 mencatatkan produksi minyak dan gas (migas) sebesar 1,05 juta BOEPD (barel setara minyak per hari) dengan rincian produksi minyak sebesar 556 ribu BOPD (barel minyak per hari) dan produksi gas 2, 86 miliar SCFD (standar kaki kubik per hari).

    Peningkatan produksi Subholding Upstream Pertamina ini berasal dari berbagai aktivitas eksplorasi yang agresif antara lain pengeboran, workover, perawatan sumur dan S/EOR.

    “Kami bersyukur dengan seluruh pencapaian tersebut, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan yang senantiasa mendukung kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar,” ujar Direktur Utama PHE  Chalid Said Salim dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

    Chalid mengatakan hingga bulan Juni 2024, PHE mampu menyelesaikan kerja pengeboran 6 sumur eksplorasi dan 334 sumur pengembangan.

    Selain itu, signifikan pelaksanaan workover sebanyak 476 sumur dan 17.436 well services dibanding periode yang sama pada tahun 2023.

    Adapun awal tahun ini, pengeboran eksplorasi berhasil menemukan sumberdaya migas baru pada pengeboran Sumur Anggrek Violet (AVO)-001 di Sumatera Selatan, Sumur Pinang East (PNE)-1 di Riau dan Sumur Julang Emas (JLE)-001 di Sulawesi Tengah.

    PHE juga mencatatkan akuisisi survei Seismik 2D sepanjang 198 km pada seismik 2D Amalia di Sumatera Selatan.

    Adapun seismik 3D mengalami peningkatan pesat 413 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, di mana hingga Juni 2024 tercatat realisasi akuisisi seismik 3D seluas 1.978 km2.

    Survei seismik 3D didominasi oleh kegiatan di wilayah timur Indonesia antara lain survei 3D Seram di Maluku dan survei 3D Bone di perairan Sulawesi yang merupakan akuisisi seismik di area terbuka sebagai salah satu komitmen kerja PHE dengan pemerintah sekaligus sebagai salah satu upaya PHE dalam menjaga bauran dan ketahanan energi nasional.

    Menurut Chalid, PHE terus berupaya menggali potensi dari berbagai aspek untuk pencapaian target yang telah ditentukan.

    Hingga bulan Juni 2024, PHE telah menemukan cadangan migas terbukti (P1) sebesar 93 juta BOE (barel setara minyak).

    Temuan cadangan P1 ini terdiri dari cadangan minyak mentah sebesar 41 juta BO (barel minyak) dan cadangan gas sebesar 305 juta SCF (standar kaki kubik).

    Dalam memperkuat komitmen menuju net zero emission, PHE melakukan penandatanganan kerja sama Carbon Capture dengan ExxonMobil untuk pengembangan CCS Hub Asri Basin yang merupakan potensi penyimpanan CO2 dan merupakan peluang bisnis baru dalam program dekarbonisasi di Asia tenggara.

    Kerja sama ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan emisi karbon sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi, pembukaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi negara.

    PHE juga telah melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Penjajakan Potensi dan Implementasi ISO dalam Penyelenggaraan Proyek Carbon Capture Storage (CCS)/ Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan PT Sucofindo.

    Dengan teknologi CCUS dan CCS, Subholding Upstream Pertamina memiliki peluang untuk memanfaatkan CO2 untuk diinjeksikan ke depleted reservoir untuk EOR/ EGR atau untuk disimpan sebagai hub pengurangan emisi dan injeksi.

    “Hal ini terus dilakukan dalam upaya untuk terus meningkatkan produksi migas dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional,” kata Chalid.(raf)