Tag: #PenjualanMobil

  • Juni 2025 Penjualan Mobil Turun 4,71 Persen

    Juni 2025 Penjualan Mobil Turun 4,71 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – Penjualan mobil nasional kembali mengalami penurunan pada Juni 2025. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)  menunjukkan, penjualan mobil nasional bulan Juni 2025 hanya mencapai 57.761 unit.

    Terjadi penurunan sebanyak 2.851 unit atau 4,71% dibandingkan penjualan Mei 2025 yang mencapai 60.612 unit.

    Padahal, penjualan mobil sempat naik di bulan Mei 2025 jadi 60.612 unit dari bulan April 2025 yang tercatat 51.205 unit.

    Jika dibandingkan Juni 2024, penjualan mobil tahun ini ambrol 16.854 unit atau 22,59%. Secara total, penjualan mobil di paruh pertama tahun 2025 tercatat sebanyak 374.741 unit.

    Angka ini juga ambruk 35.279 unit atau 8,60% dibandingkan periode sama tahun 2024 yang mencatat penjualan sebanyak 410.020 unit.

    Terlihat pada data, penjualan mobil nasional secara bulanan sejak awal 2025 hanya 2 kali mampu menembus angka 70 ribu unit. Tepatnya 72.336 unit di bulan Februari 2025. Ini adalah penjualan tertinggi sejak awal 2025. Dan pada bulan Maret 2025 dengan angka penjualan 70.895 unit.

    Beda dengan penjualan bulanan di periode Januari-Juni 2024, yang berulang kali tembus angka 70.000 unit. Hanya bulan Januari dan April yang ada di bawah unit 70.000 unit. (raf)

  • Gaikindo Soroti Lemahnya Daya Beli Otomotif pada Mei 2025

    Gaikindo Soroti Lemahnya Daya Beli Otomotif pada Mei 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kinerja industri otomotif nasional masih menghadapi tekanan. Berdasarkan data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada Mei 2025 menunjukkan penurunan signifikan baik dari sisi wholesales maupun ritel.

    Penjualan secara wholesales—pengiriman dari pabrikan ke dealer—tercatat sebanyak 60.613 unit, turun 15,1% dibandingkan Mei 2024 yang mencapai 71.391 unit. Tren serupa terjadi pada penjualan ritel, yakni dari dealer ke konsumen, yang anjlok menjadi 61.339 unit atau juga turun 15,1% secara tahunan.

    Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menyebut penyebab utama tren negatif ini adalah lemahnya daya beli masyarakat yang belum pulih. “Kondisi ekonomi masih belum mendukung, pertumbuhan juga belum menguat,” ujarnya, Senin (9/6).

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 hanya mencapai 4,87% (yoy), lebih rendah dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya di angka 5,11%.

    Meski begitu, harapan tetap ada. Jongkie menyampaikan bahwa para agen pemegang merek (APM) telah menyiapkan strategi pemasaran masing-masing untuk menghadapi tantangan ini. Industri otomotif juga menaruh harapan besar pada ajang GIIAS 2025 yang akan digelar pada 24 Juli–3 Agustus di ICE BSD, sebagai momentum untuk mendongkrak penjualan.

    Secara bulanan, Mei 2025 mencatat perbaikan dibandingkan April. Penjualan wholesales naik 18,4% dari sebelumnya 51.205 unit, sedangkan ritel naik 7,6% dari 57.030 unit. Kenaikan ini wajar mengingat April bertepatan dengan momentum Lebaran yang cenderung menekan penjualan.

    Namun, secara kumulatif Januari–Mei 2025, penjualan masih dalam tren negatif. Total wholesales tercatat 316.981 unit, turun 5,5% dibanding tahun lalu. Sementara ritel menyusut 9,2% menjadi 328.852 unit dari sebelumnya 362.163 unit.

    Dari sisi merek, Grup Astra tetap mendominasi pasar. Toyota memimpin dengan 106.027 unit, disusul Daihatsu 55.049 unit. Posisi berikutnya diisi oleh Honda (28.502 unit), Mitsubishi Motors (26.028 unit), dan Suzuki (22.240 unit).(raf)

  • Penjualan Mobil Nasional Naik Tipis di Mei 2025

    Penjualan Mobil Nasional Naik Tipis di Mei 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – Penjualan mobil di Indonesia pada Mei 2025 mencatatkan peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angkanya justru menurun cukup drastis.

    Berdasarkan data dari Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), jumlah distribusi dari pabrikan ke dealer (wholesales) selama Mei 2025 tercatat sebanyak 60.613 unit. Angka ini mengalami penurunan 15,1 persen dibandingkan Mei 2024 yang mencapai 71.391 unit.

    Penjualan dari dealer ke konsumen (ritel) juga mengalami penurunan yang sama, dari 72.246 unit pada Mei 2024 menjadi hanya 61.339 unit pada Mei 2025—turun sebesar 15,1 persen.

    Meski demikian, Toyota masih memimpin pasar otomotif Tanah Air. Pabrikan asal Jepang tersebut mencatatkan penjualan retail sebesar 20.161 unit. Daihatsu menyusul di posisi kedua dengan angka 9.997 unit, diikuti oleh Mitsubishi yang membukukan 5.372 unit.

    Honda berada di posisi keempat dengan total 4.740 unit, sementara Suzuki melengkapi lima besar dengan 4.523 unit. Di segmen mobil listrik, BYD tampil sebagai pemimpin dengan torehan penjualan ritel sebanyak 2.639 unit selama bulan Mei.

    Top 10 Merek Terlaris di Indonesia Mei 2025

    Wholesales:

    1. Toyota – 20.995 unit

    2. Daihatsu – 11.166 unit

    3. Mitsubishi – 4.756 unit

    4. Suzuki – 3.921 unit

    5. Honda – 3.166 unit

    6. BYD – 2.799 unit

    7. Chery – 1.993 unit

    8. Fuso – 1.967 unit

    9. Isuzu – 1.904 unit

    10. Hyundai – 1.650 unit

    Retail Sales:

    1. Toyota – 20.161 unit

    2. Daihatsu – 9.997 unit

    3. Mitsubishi – 5.372 unit

    4. Honda – 4.740 unit

    5. Suzuki – 4.523 unit

    6. BYD – 2.639 unit

    7. Chery – 2.067 unit

    8. Isuzu – 2.030 unit

    9. Fuso – 2.024 unit

    10. Hyundai – 1.651 unit

    (raf)

  • Penjualan Mobil Hybrid Tertinggal, Insentif Jadi Alasan Konsumen Beralih ke Mobil Listrik Penuh

    Penjualan Mobil Hybrid Tertinggal, Insentif Jadi Alasan Konsumen Beralih ke Mobil Listrik Penuh

    JATIMPEDIA, Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mengungkap bahwa tren penjualan mobil hybrid di Indonesia mulai tertinggal dibanding mobil listrik murni berbasis baterai (BEV) di awal tahun 2025. Dikutipdari Bisnis.com Peneliti LPEM UI, Riyanto, menyebut bahwa pangsa pasar mobil listrik BEV kini lebih tinggi dibandingkan hybrid, mencerminkan perubahan preferensi konsumen dalam beberapa bulan terakhir.

    “Per April 2025, market share BEV telah mencapai 9,4%, sementara hybrid berada di angka 7,2%. Padahal di tahun sebelumnya, hybrid masih lebih unggul,” ujar Riyanto dalam Forum Wartawan Industri (Forwin), Selasa (20/5/2025).

    Data dari Gaikindo mendukung pernyataan tersebut. Sepanjang 2024, mobil hybrid mencatat penjualan sekitar 60.000 unit, sementara BEV hanya 43.000 unit. Namun, di kuartal pertama 2025, tren berbalik: BEV terjual sekitar 24.000 unit, sedangkan hybrid hanya 18.500 unit.

    Menurut Riyanto, salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergeseran ini adalah kebijakan insentif pemerintah yang lebih menguntungkan mobil BEV. Insentif untuk mobil listrik penuh dianggap lebih menarik dibandingkan hybrid, sehingga mendorong konsumen untuk beralih. “Penelitian kami menunjukkan bahwa insentif BEV sangat berdampak pada peningkatan penjualan. Ada kecenderungan substitusi langsung dari mesin pembakaran konvensional ke BEV,” ujarnya.

    Pemerintah memang memberikan berbagai stimulus untuk mendorong adopsi BEV, mulai dari PPN DTP 10% untuk mobil CKD, PPnBM DTP 15% untuk unit CBU dan CKD, hingga pembebasan bea masuk untuk mobil listrik impor. Sebaliknya, mobil hybrid hanya mendapatkan potongan PPnBM DTP sebesar 3%, sesuai PMK Nomor 12 Tahun 2025.

    Riyanto menambahkan bahwa penjualan bulanan pun menunjukkan tren yang konsisten. Pada April 2025, BEV mencatat 7.402 unit, jauh di atas hybrid yang hanya mencapai 4.498 unit. Bulan sebelumnya, Maret 2025, BEV juga unggul dengan 8.850 unit dibanding hybrid 5.136 unit. Februari 2025 pun tak jauh berbeda: BEV terjual 5.183 unit, hybrid hanya 4.598 unit.

    “Secara rata-rata bulanan, penjualan BEV terus di atas hybrid. Ini menunjukkan preferensi konsumen yang semakin kuat pada mobil listrik penuh, terutama karena harganya lebih kompetitif berkat insentif yang besar,” tutup Riyanto.(raf)

  • BYD Kuasai Pasar Mobil Listrik Indonesia, Denza D9 Jadi Primadona

    BYD Kuasai Pasar Mobil Listrik Indonesia, Denza D9 Jadi Primadona

    JATIMPEDIA, Jakarta – Pasar mobil listrik Indonesia kian semarak, dan dominasi merek asal Tiongkok semakin terlihat jelas. Salah satu pemain yang mencuri perhatian adalah BYD, yang berhasil mengamankan posisi teratas dalam penjualan kendaraan listrik berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) untuk Maret 2025.

    Sub-brand mewah dari BYD, yaitu Denza, sukses mencetak angka penjualan tertinggi dengan 1.587 unit untuk model Denza D9, sebuah MPV premium yang mendapat sambutan hangat dari konsumen Indonesia sejak kehadirannya. Di posisi kedua, masih dari BYD, MPV 7-penumpang BYD M6 terjual sebanyak 1.293 unit, membuktikan bahwa segmen MPV tetap menjadi favorit masyarakat.

    Melengkapi posisi tiga besar, BYD kembali hadir lewat SUV Sealion 7 yang baru saja diluncurkan pada Februari 2025. Model ini langsung mencatatkan 1.182 unit terdistribusi ke dealer selama Maret.

    Sementara itu, merek Chery juga mulai unjuk gigi lewat SUV bergaya kotak iCar 03 (J6) dengan angka wholesales 987 unit, yang rencananya akan diproduksi dalam jumlah lebih besar karena tingginya permintaan.

    Tak ketinggalan, merek AION menunjukkan performa luar biasa dengan lonjakan distribusi hingga 503%, dari 159 unit di Februari menjadi 959 unit di Maret 2025. Sedangkan Wuling, pelopor EV di Indonesia, tetap berada di 10 besar lewat model Air EV (471 unit), BinguoEV (468 unit), dan Cloud EV (266 unit).

    Ironisnya, Hyundai, meskipun sudah memproduksi secara lokal, gagal menembus 10 besar. Hyundai Kona Electric hanya mencatat 37 unit, menjadikannya salah satu angka terendah di antara pesaing EV lainnya.

    Top 10 Mobil Listrik Terlaris per Maret 2025 (Wholesales):

    1. Denza D9 – 1.587 unit

    2. M6 – 1.293 unit

    3. Sealion 7 – 1.182 unit

    4. Chery iCar 03 (J6) – 987 unit

    5. Aion Hyptec – 886 unit

    6. Wuling Air EV – 471 unit

    7. Wuling BinguoEV – 468 unit

    8. BYD Atto 3 – 388 unit

    9. Wuling Cloud EV – 266 unit

    10. BYD Seal – 234 unit

    (raf)

  • Daihatsu Sigra Tempati Puncak Penjualan Mobil LCGC Maret 2025, Salip Brio Satya dan Calya

    Daihatsu Sigra Tempati Puncak Penjualan Mobil LCGC Maret 2025, Salip Brio Satya dan Calya

    JATIMPEDIA, Jakarta – Daihatsu Sigra kembali menunjukkan dominasinya di pasar mobil hemat energi. Pada Maret 2025, Sigra sukses menjadi model LCGC (Low Cost Green Car) paling laris dengan capaian penjualan sebesar 4.309 unit. Angka ini naik tajam 30,73% dibandingkan penjualan bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 3.296 unit.

    Honda Brio Satya, yang sebelumnya sering memimpin di segmen ini, harus puas di posisi kedua dengan raihan 3.679 unit. Dibanding Februari 2025 yang mencapai 4.776 unit, penjualan Brio turun cukup signifikan sebesar 22,96%.

    Toyota Calya menempati posisi ketiga dengan penjualan 2.639 unit, diikuti oleh Daihatsu Ayla sebanyak 1.166 unit, dan Toyota Agya yang mencatat 933 unit. Persaingan di segmen LCGC bulan ini memperlihatkan adanya pergeseran preferensi konsumen, di mana model Sigra berhasil mengambil alih dominasi pasar.

    Meski ada peningkatan di beberapa model, secara umum pasar LCGC justru mengalami penurunan. Berdasarkan data dari GAIKINDO, total penjualan mobil LCGC nasional pada Maret 2025 tercatat sebanyak 12.726 unit. Angka ini anjlok hingga 38% jika dibandingkan dengan Maret tahun lalu yang mencapai 20.691 unit. Penurunan juga terjadi secara bulanan (month-to-month), yakni turun 7% dibandingkan Februari 2025 yang mencatatkan 13.618 unit.

    Sebagai kendaraan ramah lingkungan, LCGC dirancang untuk efisien bahan bakar dengan rasio 1 liter per 20 kilometer dan mesin berkapasitas kecil (1.000–1.200 cc). Program ini diinisiasi untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif lokal dan menyediakan solusi transportasi terjangkau bagi masyarakat. Harga mobil LCGC umumnya berada di kisaran Rp150 juta hingga Rp180 jutaan.

    Secara total, GAIKINDO melaporkan bahwa sepanjang kuartal pertama 2025 (Januari–Maret), penjualan mobil wholesales mencapai 205.160 unit, turun 4,7% dibandingkan periode yang sama di 2024. Penjualan ritel dari dealer ke konsumen pun ikut menurun 8,9% menjadi 210.483 unit, dari sebelumnya 231.027 unit.

    Top 5 Mobil LCGC Terlaris Maret 2025:

    1. Daihatsu Sigra – 4.309 unit

    2. Honda Brio Satya – 3.679 unit

    3. Toyota Calya – 2.639 unit

    4. Daihatsu Ayla – 1.166 unit

    5. Toyota Agya – 933 unit

    (raf)

  • Prospek Penjualan Mobil di 2025: Pemulihan Bertahap di Tengah Tantangan Ekonomi

    Prospek Penjualan Mobil di 2025: Pemulihan Bertahap di Tengah Tantangan Ekonomi

    JATIMPEDIA, Jakarta – Industri otomotif nasional diperkirakan akan mengalami pemulihan secara bertahap sepanjang 2025, meskipun masih menghadapi berbagai tantangan. Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Jongkie Sugiarto, mengungkapkan bahwa penjualan kendaraan roda empat di tahun ini diprediksi berada di kisaran 800 ribu hingga 900 ribu unit. Hal ini didasarkan pada realisasi penjualan ritel sepanjang 2024 yang tercatat sebanyak 889.680 unit, mengalami penurunan 10,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie Sugiarto kepada Kompas, Sabtu 8 Maret 2025, menyatakan lonjakan signifikan dalam penjualan mobil tidak akan langsung terjadi dalam waktu dekat, termasuk pada momentum Hari Raya Idul Fitri, mengingat tren penjualan kendaraan selama Ramadhan dan Idul Fitri cenderung stabil dari tahun ke tahun.

    Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang, menambahkan bahwa bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2025 masih menjadi periode yang menantang bagi industri otomotif. Hal ini disebabkan oleh jumlah hari kerja yang lebih sedikit serta pergeseran pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan Lebaran. Secara historis, penjualan kendaraan cenderung mengalami perlambatan selama bulan puasa, meskipun terdapat potensi pemulihan pasca-Lebaran. Namun, dalam jangka menengah, berbagai kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan penjualan kendaraan, terutama di segmen mobil penumpang dan kendaraan komersial ringan yang banyak digunakan untuk perjalanan jauh maupun keperluan bisnis.

    Beberapa kebijakan strategis yang dapat mendukung pemulihan sektor otomotif antara lain pencairan tunjangan hari raya (THR) aparatur sipil negara (ASN) lebih awal serta pemberian diskon tarif tol sebesar 20 persen di sejumlah ruas utama guna meningkatkan mobilitas selama musim mudik. Selain itu, pemerintah juga telah menerapkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 10 persen bagi kendaraan listrik berbasis baterai (EV) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen, serta 5 persen untuk kendaraan listrik dengan TKDN 20-40 persen. Mobil hibrida yang memenuhi kriteria kendaraan rendah emisi juga mendapat keringanan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3 persen. Bus listrik dengan TKDN minimal 20 persen turut memperoleh insentif PPN DTP sebesar 5 persen.

    Selain insentif fiskal, perbaikan infrastruktur serta kebijakan moneter yang lebih longgar juga berpotensi mendukung pertumbuhan industri otomotif. Jika tren suku bunga global dan domestik terus menurun, maka biaya pembiayaan kendaraan melalui kredit bisa semakin terjangkau, sehingga daya beli masyarakat dapat meningkat. Namun, di sisi lain, harga kendaraan yang masih relatif tinggi serta kebijakan kredit yang lebih ketat bisa menjadi kendala dalam percepatan pemulihan industri otomotif.

    Sementara itu, pasar mobil bekas diperkirakan akan tetap bertumbuh di tahun ini. PT Autopedia Sukses Lestari Tbk, melalui platform ritel omnichannel Caroline.id, optimistis terhadap peningkatan permintaan mobil bekas menjelang Lebaran 2025. Hingga September 2024, volume lelang mobil bekas meningkat 33,1 persen secara tahunan menjadi 92.172 unit, sementara pendapatan dari bisnis lelang naik 37,6 persen menjadi Rp199,04 miliar. Caroline.id juga mencatat peningkatan penjualan mobil bekas sebesar 18,3 persen secara tahunan, dengan total penjualan lebih dari 2.400 unit dalam sembilan bulan pertama 2024. Hal ini berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan perusahaan sebesar 35 persen secara tahunan menjadi Rp416,76 miliar.

    Untuk mendukung ekspansi bisnis, Caroline.id mengalokasikan belanja modal sebesar Rp20 miliar hingga Rp30 miliar di tahun ini, termasuk pembukaan cabang showroom ke-17 yang ditargetkan beroperasi pada triwulan kedua 2025. Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan PT Mandiri Utama Finance (MUF) dalam penyelenggaraan Mobil Bekas Expo (MOBEX) MUF X CAROLINE.ID pada 7-16 Maret 2025 di Caroline.id Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten.

    Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari, Jany Candra, menyatakan komitmennya dalam memperkuat ekosistem bisnis mobil bekas di Indonesia, dengan menghadirkan pilihan kendaraan berkualitas serta layanan yang transparan dan terpercaya. Hingga akhir 2024, perusahaan menargetkan pangsa pasar bisnis lelang mobil bekas di atas 40 persen. Dengan terus meningkatnya volume lelang mobil bekas dan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, Caroline.id optimistis dapat meraih kinerja yang lebih baik pada tahun ini.(raf)

  • Momentum Ramadan dan Lebaran: Penjualan Mobil Maret 2025 Diprediksi Meningkat

    Momentum Ramadan dan Lebaran: Penjualan Mobil Maret 2025 Diprediksi Meningkat

    JATIMPEDIA, Jakarta – Bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri menjadi kesempatan bagi sejumlah produsen dan dealer mobil untuk meningkatkan penjualan. Momentum ini diprediksi menjadi pendorong utama kenaikan penjualan mobil pada Maret 2025.

    Dikutip dari Kontan, Sales & Marketing and After Sales Director Honda Prospect Motor, Yusak Billy, menyatakan bahwa secara historis, penjualan Honda menjelang Ramadan hingga Lebaran meningkat 10 hingga 20 persen. Model yang paling laris biasanya berasal dari segmen entry level seperti Brio serta sport utility vehicle (SUV). Ia berharap tren positif ini berlanjut pada Ramadan dan Lebaran tahun ini, meski pasar otomotif masih dalam kondisi yang belum stabil akibat daya beli masyarakat. “Penjualan bulan Maret masih kami pantau, namun kami memproyeksikan adanya peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya karena didorong oleh momentum Lebaran,” kata Yusak, Rabu (12 Maret 2025).

    Marketing and Customer Relation Division Head Astra International Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono, mengungkapkan kepada Kontan bahwa berdasarkan data historis, penjualan retail Daihatsu mengalami kenaikan pada momentum Ramadan dan Lebaran, dengan rata-rata peningkatan sekitar 10 sampai 15 persen dibanding bulan sebelumnya. Beberapa model Daihatsu yang paling banyak dicari adalah Sigra, Ayla, Terios, Xenia, dan Rocky. “Kenaikan ini terkait dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan berpenumpang untuk mengakomodasi kegiatan mudik,” ujar Tri.

    Sementara itu, Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, menegaskan dalam laporan Kontan bahwa Ramadan dan Lebaran selalu menjadi faktor pendorong yang konsisten bagi pasar otomotif. Model yang banyak diminati antara lain Kijang Innova, Avanza, Veloz, Rush, Calya, dan Agya. Namun, Anton belum memberikan estimasi pasti terkait potensi kenaikan penjualan Toyota pada Ramadan kali ini, yang bertepatan dengan bulan Maret. “Kemungkinan, banyak konsumen yang telah membeli kendaraan lebih awal pada Februari lalu. Namun, tidak menutup kemungkinan penjualan bulan Maret masih akan positif menjelang Lebaran,” katanya.

    Operation General Manager Hyundai Gowa, Chitra Ortho Prayundityo, juga menyoroti Ramadan dan Lebaran sebagai momen strategis untuk meningkatkan penjualan. “Kami memprediksi akan ada kenaikan pada Maret. Ini bisa menjadi salah satu momen tertinggi selain Desember, tetapi kami masih menunggu data final sebelum menilai peningkatannya,” ujar Chitra kepada Kontan.

    Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Kukuh Kumara, mengungkapkan kepada Kontan bahwa ia berharap tingkat penjualan mobil dapat terus meningkat pada bulan Maret ini. Faktor pendorong utama adalah Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) yang sebelumnya didapat dari pameran mobil, serta tambahan dari penjualan menjelang Lebaran. Meski demikian, Kukuh mengingatkan adanya tantangan dari daya beli masyarakat, terutama di kelas menengah. “Mudah-mudahan penjualan di bulan Maret lebih baik dibanding Februari. Namun setelah itu, kita perlu waspada karena daya beli kelas menengah yang cukup besar jumlahnya cenderung menurun,” ungkapnya.

    Hingga Februari 2025, penjualan mobil secara wholesales maupun retail sales masih tertahan dibanding periode yang sama pada 2024. Namun, secara bulanan, penjualan menunjukkan peningkatan. Wholesales naik 16,73 persen dari 61.932 unit di Januari menjadi 72.295 unit pada Februari. Sementara itu, retail sales secara bulanan naik 9,12 persen dari 64.029 unit menjadi 69.872 unit di Februari 2025.(raf)

     

     

  • Daihatsu Raih Market Share 17,8% di Februari 2025, Sigra Masih Jadi Andalan

    Daihatsu Raih Market Share 17,8% di Februari 2025, Sigra Masih Jadi Andalan

    JATIMPEDIA, Jakarta – Hingga Februari 2025, penjualan ritel Daihatsu mencapai 23.806 unit. Dalam periode yang sama, pasar otomotif nasional mencatat sekitar 133 ribu unit terjual, sehingga Daihatsu menguasai market share sebesar 17,8%.

    Penjualan Daihatsu didominasi oleh tiga model utama. Daihatsu Sigra menjadi penyumbang terbesar dengan 7.368 unit atau 31% dari total penjualan. Disusul oleh Daihatsu Gran Max Pick Up dengan 6.547 unit (28%) dan Daihatsu Terios sebanyak 2.681 unit (11%).

    “Kami bersyukur Daihatsu tetap mencatatkan kinerja positif hingga Februari. Kami berkomitmen untuk memberikan penawaran dan layanan terbaik kepada pelanggan, khususnya dalam menyambut momentum Lebaran,” ujar Tri Mulyono, Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation.

    Menjelang Lebaran, Daihatsu menghadirkan berbagai promo menarik. Melalui program DAIFIT (Daihatsu Idul Fitri) yang berlangsung 1 Februari–30 April 2025, pelanggan berkesempatan memenangkan hadiah umroh untuk 9 pemenang beruntung.

    Selain itu, tersedia juga Promo Service THR (Tebar Hemat Ramadhan) pada 1–20 Maret 2025, yang memungkinkan pelanggan melakukan servis lebih awal agar perjalanan mudik lebih aman dan nyaman. Tak hanya untuk pemilik mobil baru, Daihatsu juga menawarkan program SEHATI (Second Hand Activation) bagi pemilik mobil bekas yang ingin memastikan kendaraannya tetap prima.(raf)