Tag: #OtoritasJasaKeuangan

  • OJK : Hingga April 2025, Premi Asuransi Kredit Capai Rp6,31 Triliun

    OJK : Hingga April 2025, Premi Asuransi Kredit Capai Rp6,31 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono menyatakan bahwa jumlah pendapatan premi asuransi kredit mencapai Rp6,31 triliun pada April 2025.

    “Per April 2025, total premi asuransi kredit tercatat sebesar Rp6,31 triliun atau mengalami penurunan 5,63 persen yoy (year-on-year/secara tahunan),” ucap Ogi Prastomiyono di Jakarta, Senin.

    Meskipun mengalami penurunan, ia menyatakan asuransi kredit masih menjadi salah satu kontributor terbesar dalam industri asuransi umum dengan kontribusi sebesar 14,13 persen dari total premi asuransi umum.

    Asuransi kredit menempati posisi ketiga sebagai lini bisnis asuransi umum dengan pendapatan premi tertinggi, setelah lini usaha asuransi harta benda (property) dan asuransi kendaraan bermotor.

    Ogi menyatakan bahwa pihaknya kini tengah fokus mendorong perusahaan asuransi untuk memperkuat kualitas underwriting demi menekan tingkat risiko klaim asuransi kredit yang saat mencapai 86,59 persen.

    Ia mengatakan upaya penguatan underwriting tersebut sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20 Tahun 2023 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Kredit atau Pembiayaan Syariah dan Produk Suretyship atau Suretyship Syariah (POJK 20/2023).

    “Proyeksi asuransi kredit ke depan tetap erat kaitannya dengan tren penyaluran kredit oleh perbankan,” imbuh Ogi.

    Senada dengan OJK, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) juga menyampaikan bahwa asuransi kredit merupakan salah satu kontributor terbesar dalam industri asuransi umum.

    AAUI menyatakan sepanjang triwulan I 2025, asuransi harta benda, asuransi kendaraan, dan asuransi kredit adalah tiga lini bisnis industri asuransi umum dengan pangsa pasar (market share) terbesar.

    Lini bisnis asuransi harta benda memiliki pangsa pasar sebesar 25,9 persen dengan perolehan premi sebesar Rp7,8 triliun. Namun, lini bisnis tersebut mencatatkan pertumbuhan yang terkontraksi sebesar 14,1 persen yoy dibandingkan dengan triwulan I 2024.

    Lini bisnis dengan market share terbesar kedua adalah asuransi kendaraan bermotor, yakni sebesar 17,3 persen, dengan pendapatan premi Rp5,2 triliun. Akan tetapi, kinerja dari perolehan premi lini usaha asuransi kendaraan bermotor juga terkontraksi 5,3 persen yoy.

    Sedangkan asuransi kredit sebagai lini bisnis yang memiliki pangsa pasar terbesar ketiga, sebesar 13,3 persen, membukukan perolehan premi senilai Rp3,9 triliun. Pada triwulan I 2025, asuransi kredit mencatatkan tren positif dengan tumbuh sebesar 0,3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.(cin)

     

  • OJK : Kredit Industri Tekstil Rp160,41 Triliun di Kuartal I-2025

    OJK : Kredit Industri Tekstil Rp160,41 Triliun di Kuartal I-2025

    JATIMPEDIA, Jakarta –  Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menyampaikan bahwa penyaluran pembiayaan perbankan kepada para pelaku industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) mencapai Rp160,41 triliun per Maret 2025.

    Ia mengatakan bahwa angka tersebut hanya 2,03 persen dari total kredit perbankan nasional, sehingga diperlukan sinergi yang lebih kuat antara pelaku perbankan dan industri TPT untuk mendukung pertumbuhan industri tersebut.

     

     

    “Sinergi antara industri perbankan dengan pelaku industri TPT perlu diperkuat agar penyaluran pembiayaan dapat lebih tepat sasaran dan mendukung pertumbuhan sektor riil secara berkelanjutan,” kata Dian Ediana Rae, dikutip dari keterangan resminya di Jakarta.

     

     

    Ia menyatakan bahwa sektor jasa keuangan, khususnya perbankan, berperan penting sebagai enabler (pendukung) dalam memperkuat pembiayaan dan struktur bisnis industri TPT.

     

    Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa perluasan akses pembiayaan juga harus dibarengi dengan penguatan manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian.

     

     

    Dian menuturkan bahwa industri TPT nasional masih berpotensi besar untuk dikembangkan, baik dari sisi pasar domestik maupun ekspor, tapi mengalami banyak tantangan struktural, seperti tingginya biaya logistik dan ketergantungan terhadap pasar ekspor tertentu.

    Ia mengatakan bahwa berbagai tantangan tersebut perlu segera diatasi secara komprehensif melalui pendekatan Indonesia Incorporated, yaitu kolaborasi nyata antara pelaku industri, perbankan, BUMN, dan pemerintah.(cin)

  • OJK: Hingga Maret Pembiayaan Kendaraan Listrik Rp16,63 Triliun

    OJK: Hingga Maret Pembiayaan Kendaraan Listrik Rp16,63 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan kendaraan listrik melalui perusahaan multifinance mencapai Rp16,63 triliun per Maret 2025.

    Jumlah tersebut naik 5,65 persen secara bulanan (mtm) dari posisi Februari 2025 sebesar Rp15,74 triliun. Selain itu, pembiayaan kendaraan listrik pada Maret 2025 berkontribusi 3,08 persen dari total pembiayaan multifinance.

    “Secara umum, potensi pembiayaan atas kendaraan bermotor listrik di Indonesia masih cukup terbuka lebar seiring dengan rencana pembukaan investasi dalam bentuk pabrik dari manufaktur kendaraan bermotor listrik di Indonesia,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan serta sinergi kebijakan pemerintah dalam mendorong adopsi kendaraan listrik.

    Dukungan tersebut salah satunya datang dari Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), yang berkomitmen memberikan insentif lebih besar kepada produsen kendaraan listrik yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi.

    “Jadi konsepnya ini kita akan ubah. Dengan TKDN lebih tinggi, insentifnya kita akan berikan lebih besar lagi. Jadi itu, kita lebih positif approach ke depannya mengenai TKDN ini,” ujar Menteri Investasi dan Kepala BKPM Rosan Roeslani.

    Saat ini, terdapat tujuh produsen kendaraan listrik yang telah membangun fasilitas produksi di Indonesia, yaitu VinFast, Volkswagen (VW), BYD, Citroen, AION, Maxus, dan Geely. Total investasi ketujuh perusahaan itu mencapai Rp15,4 triliun, dengan target produksi mencapai 281 ribu unit per tahun.

    Pemerintah juga telah mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung, termasuk memperbolehkan pihak ketiga membangun stasiun pengisian daya kendaraan listrik guna memperluas jangkauan layanan di seluruh Indonesia.

    Dengan target produksi kendaraan listrik mencapai 2,5 juta unit per tahun pada 2030, Rosan menekankan pentingnya penguatan riset dan pengembangan.

    Pemerintah bahkan menjanjikan insentif hingga 300 persen bagi investor yang bersedia mengembangkan riset EV di Indonesia.(cin)

     

  • OJK Catat Premi Asuransi di Kuartal I-2025 Capai 87,1 Triliun

    OJK Catat Premi Asuransi di Kuartal I-2025 Capai 87,1 Triliun

    JATIMPEDIA, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa aset industri asuransi di Maret mencapai Rp 1.145,63 triliun.

    Nilai aset naik 1,49 persen year in year (yoy) dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu Rp 1.128,86 triliun.

    “Dari sisi asuransi komersial, total aset mencapai Rp 925,37 triliun atau naik 1,80 persen yoy,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono.

    Pendapatan premi asuransi komersil pada periode Januari-Maret (kuartal I) 2025 sebesar Rp 87,71 triliun, atau turun 0,06 persen yoy.

    Premi asuransi jiwa yang tumbuh sebesar 3,08 persen yoy dengan nilai sebesar Rp 47,19 triliun.

    Sedang premi asuransi umum dan reasuransi terkontraksi 3,50 persen yoy dengan nilai sebesar Rp 40,52 triliun.

    “Secara umum, permodalan industri asuransi komersial masih menunjukkan kondisi yang solid. Industri asuransi jiwa serta asuransi umum dan reasuransi secara agregat mencatatkan Risk Based Capital (RBC) masing-masing sebesar 467,73 persen dan 316,96 persen, di atas threshold sebesar 120 persen,” jelas Ogi.

    Sementara itu, untuk asuransi nonkomersial yang terdiri dari BPJS Kesehatan (badan dan program jaminan kesehatan nasional) dan BPJS Ketenagakerjaan (badan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, atau jaminan kehilangan pekerjaan) serta program asuransi ASN, TNI, dan Polri terkait program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, total aset tercatat sebesar Rp 220,26 triliun atau tumbuh sebesar 0,20 persen yoy.

    Di sisi industri dana pensiun, total aset per Maret 2025 tumbuh sebesar 6,15 persen yoy dengan nilai mencapai Rp 1.524,92 triliun.

    Untuk program pensiun sukarela, total aset mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,43 persen yoy dengan nilai mencapai Rp 383,13 triliun. (cin)

  • Kolaborasi Pemprov Jatim dan OJK Sukseskan Program Pemerintah Pusat

    Kolaborasi Pemprov Jatim dan OJK Sukseskan Program Pemerintah Pusat

    JATIMPEDIA, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar daerah menjadi kunci kemajuan ekonomi bangsa.

    Hal ini disampaikannya dalam sharing session pengembangan ekonomi Jatim pada Rakor Kantor OJK Daerah bersama Dewan Komisioner OJK di Kantor OJK Jatim, Jalan Pemuda Surabaya, Senin (5/5).

    Gubernur Khofifah menyebut kolaborasi dan sinergitas ini seperti para Avengers melawan Thanos. Mereka berhasil melawan Thanos ketika mereka berkolaborasi seperti dalam film Avengers . Semua itu penuh perjuangan, kolaborasi dan sinergitas. Maka menurutnya, untuk memajukan ekonomi bangsa perlu dilakukan kolaborasi yang kuat.

    “Apa yang saat ini memiliki keserupaan, tantangan ekonomi global ibarat Thanos, kita bisa kalahkan itu kalau berkolaborasi dan bersinergi bersama,” kata Khofifah menambahkan.

    Kolaborasi itu, lanjut Khofifah, sudah dilakukannya sejak periode pertama memimpin Jatim bersama Wakil Gubernur (Wagub) Emil Elestianto Dardak. Semangat kolaborasi yang diejawantahkan antara lain dalam program Misi Dagang. Program ini mempertemukan pelaku ekonomi antar daerah atau provinsi.

    “Saat mengawali kepemimpinan di Jatim, saya menyisir titik-titik yang menjadi sumber penyumbang ekonomi di Jatim. Perdagangan antar pulau besar sekali perannya. Saya usul kepada kawan-kawan untuk menyelenggarakan misi dagang, pertemukan _trader dan buyer,” katanya.

    Dengan adanya program tersebut, kata Khofifah, menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi di Jatim sekaligus provinsi mitra. Upaya-upaya ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi Jatim. Berdasarkan Berita Resmi Statistik BPS rilis 5 Mei 2025, Jatim pada kuartal 1 atau Q1-2025 tumbuh 5 persen (y-o-y), angka ini melebihi nasional yakni 4,87 persen atau naik 0,19% dibanding Q1- 2024 (4,81 persen). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan
    usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar 10,40 persen.

    “Sementara untuk PDRB Jatim didominasi oleh Industri Pengolahan (31,42 persen), Perdagangan (18,70 persen), Pertanian (10,22 persen), konstruksi (8,49 persen) dan Akomodasi Mamin (6,24 persen),” jelasnya.

    Selanjutnya, Gubernur Khofifah juga menjelaskan capaian realisasi investasi Jatim dalam 6 tahun terakhir selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2024, capaiannya mencapai Rp147,3 triliun meningkat 1,5 persen dari tahun 2023. Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai Rp147,3 triliun.

    “Saya kira investasi kita dari data sangat positif. Secara nasional capaian investasi kita berkontribusi sebesar 8,6 . Ini semua bisa terjadi karena itu tadi, kolaborasi dan sinergi bersama,” ucapnya.

    Pada kesempatan tersebut, Khofifah juga mengajak seluruh kepala daerah untuk bersinergi dan berkolaborasi bersama membangun perekonomian bangsa. Sebab menurutnya, semangat Presiden RI Prabowo Subianto mewujudkan Indonesia Swasembada Pangan hanya akan terjadi bila ada kolaborasi antar daerah.

    “Potensi dari alam itu peluangnya sangat besar sekali. Di Jatim saat ini sudah dihasilkan 13 ton gula per hektar. Sementara nasional baru 5 ton per hektar. Kalau daerah lain bisa berkolaborasi, mereplikasi apa yang sudah dilakukan oleh Jatim. Insyaallah tahun ini, hitungan saya kita bisa swasembada gula,” tegas Khofifah optimis.

    “Untuk daging sapi juga sama. Jatim sudah menghasilkan 5 juta ekor sapi potong, tertinggi di Indonesia. Kenapa tinggi karena di Jatim ada Balai Besar Inseminasi Buatan ( BBIB). Milik Kementan tetapi lokasinya di Jawa Timur sehingga peternak Jatim memiliki peluang besar belajar teknologi peternakan terutama sapi. . Kalau daerah lain belajar di sini, Insya Allah dalam 3 tahun Indonesia bisa swasembada daging,” tambahnya lagi. (ind)

     

  • DPK Perbankan Mulai Melambat Sejak Maret 2025

    DPK Perbankan Mulai Melambat Sejak Maret 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – Setelah mengalami penguatan pertumbuhan dalam dua bulan berturut-turut (Januari-Februari 2025), pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan kembali bergerak melambat pada Maret 2025 menjadi 4,75% year on year (yoy)

    “Dana pihak ketiga perbankan atau DPK perbankan tercatat tumbuh 4,75% menjadi Rp 9.010 triliun,” ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam konferensi pers Hasil Rapat berkala KSSK II Tahun 2025 yang digelar secara daring pada Kamis (24/4/2025).

    Dia pun merinci setiap pertumbuhan instrumen DPK, baik itu giro, tabungan, dan deposito yang mana masing-masing bertumbuh sebesar 4,01% yoy, 7,74% yoy, dan 2,89% yoy.

    Jika ditilik lebih lanjut, pertumbuhan total DPK sebesar 4,75% yoy pada Maret 2025 menandai telah terjadi pelambatan, setelah dua bulan sebelumnya penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan tumbuh menguat.

    Sebagai gambaran, DPK perbankan pada Desember 2024 tumbuh sebesar 4,48% yoy. Kemudian pertumbuhan tercatat lebih tinggi pada Januari 2025 menjadi 5,51% yoy dan sebesar 5,75% yoy pada Februari 2025.

    Kekhawatiran mengenai pelambatan pertumbuhan DPK sejatinya sudah dibeberkan oleh Bank Indonesia (BI) pada Rabu (23/4/2025). BI menyebut bahwa sejumlah bank tengah menghadapi kesulitan untuk meningkatkan DPK, meskipun minat menyalurkan kredit masih kuat dan kondisi likuiditas relatif memadai.

    “Minat penyaluran kredit dan kondisi likuiditas masih cukup memadai, meskipun sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan, baik dana pihak ketiga (DPK) maupun sumber lainnya untuk penyaluran kreditnya,” beber Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo pada Rabu (23/4/2025).

    Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Umum I Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Alexandra Askandar menyatakan bahwa program-program pemerintah akan mendorong permintaan kredit (credit demand) di dalam negeri. Ini jadi kompensasi atas melemahnya permintaan kredit di sektor-sektor ekonomi di Indonesia yang terdampak tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

    “Ada sektor yang memang secara langsung terdampak dengan adanya policy tariff ini. Tapi banyak sektor lain yang juga masih terbuka, ada ruang untuk pertumbuhannya (pertumbuhan kredit),” kata Alexandra di Jakarta, pada Kamis (24/4/2025), seperti dikutip.

    Namun demikian, wanita yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI itu menuturkan bahwa dari sisi penawaran kredit (supply credit), perbankan dihadapkan pada kendala likuiditas. Kecepatan penyaluran kredit ke depan salah satunya akan ditentukan oleh keseimbangan likuiditas tersebut.

    Di samping itu, Alexandra juga menyatakan bahwa perbankan mesti menjaga kualitas asetnya di tengah potensi pelambatan ekonomi global saat ini dan ke depan. Risiko yang demikian itu membuat bank-bank tidak seagresif dibandingkan dengan periode sebelum perang dagang.(cin)

  • OJK : Pembiayaan Modal Ventura Bakal Naik 3,72 Persen Tahun Ini

    OJK : Pembiayaan Modal Ventura Bakal Naik 3,72 Persen Tahun Ini

    JATIMPEDIA, Jakarta –  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pembiayaan/penyertaan modal ventura pada tahun ini akan mengalami peningkatan sebesar 3,72 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau dalam rentang 3 – 4 persen yoy.

    Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan, proyeksi itu merujuk pada data Rencana Bisnis Tahunan (RBT) Perusahaan Modal Ventura periode 2025.

    “Pengembangan kegiatan usaha akan terkonsentrasi pada sektor riil,” kata Agusman di Jakarta.

    Pada Februari 2025, pertumbuhan pembiayaan modal ventura terkontraksi (turun) sebesar 0,93 persen yoy dengan nilai pembiayaan tercatat Rp16,34 triliun dari sebelumnya Rp16,49 triliun pada Februari 2024.

    Pembiayaan modal ventura tercatat menurun dalam beberapa bulan terakhir. Pada Oktober 2024, nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp16,32 triliun. Kemudian, November 2024 turun menjadi Rp16,09 triliun, Desember 2024 sebesar Rp15,84 triliun, dan Januari 2025 sebesar Rp15,81 triliun.

    Adapun nilai aset perusahaan modal ventura per Februari 2025 tercatat sebesar Rp27,07 triliun, tumbuh 3,83 persen yoy dibandingkan Rp26,07 triliun pada Februari 2024 dan 1,8 persen month to month (mtm) dibandingkan Rp26,59 triliun pada Januari 2025.

    Dalam rangka mengembangkan dan menguatkan posisi industri modal ventura, OJK telah mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 25 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Modal Ventura Syariah (PMV/S)

    Agusman mengatakan, POJK tersebut mengatur antara lain klasterisasi PMV/S berdasarkan kegiatan usaha yaitu venture capital corporation (VCC) atau venture debt corporation (VDC).

    “Dengan adanya klasterisasi tersebut diharapkan PMV/S dapat lebih fokus dan optimal dalam menjalankan kegiatan usaha sesuai lini usaha yang dipilih,” kata Agusman.

    Selain itu, OJK juga telah meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Modal Ventura 2024-2028, yang menjadi panduan arah pengembangan dan penguatan industri termasuk untuk meningkatkan nilai penyertaan/pembiayaan PMV/S.(cin)

     

  • OJK : Penyaluran Pembiayaan Gadai Rp94,20 Triliun Februari 2025

    OJK : Penyaluran Pembiayaan Gadai Rp94,20 Triliun Februari 2025

    JATIMPEDIA, Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman menyatakan bahwa penyaluran pembiayaan gadai mencapai Rp94,20 triliun per Februari 2025.

    “Total penyaluran pembiayaan oleh pergadaian per Februari 2025 mencapai Rp94,20 triliun, dengan proporsi 46,05 persen di Pulau Jawa dan 53,95 persen di luar Pulau Jawa,” kata Agusman di Jakarta, Jumat.

    Ia mengatakan bahwa layanan gadai kini semakin merata hingga ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa, termasuk di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

    Per Februari 2025, ia menuturkan bahwa terdapat 197 perusahaan gadai swasta yang beroperasi di 19 provinsi di luar Jawa, sehingga membantu meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat dengan menawarkan pembiayaan alternatif yang mudah dan cepat.

    Agusman menyampaikan bahwa penyaluran pembiayaan oleh gadai diperkirakan meningkat sepanjang Ramadan 1446 Hijriah yang jatuh pada Maret lalu, seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat.

     

    Namun, pihaknya belum dapat mengungkapkan angka pertumbuhan pergadaian periode Maret 2025 karena masih menunggu penyampaian laporan oleh para pelaku industri.

    “Penyaluran pembiayaan oleh pergadaian periode Maret 2025 masih menunggu penyampaian laporan oleh industri sehubungan dengan penyesuaian batas waktu penyampaian laporan kepada OJK terkait hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2025 menjadi paling lambat tanggal 17 April 2025,” ujarnya.

    Saat ini OJK tengah menyusun Rancangan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (RSEOJK) tentang Laporan Keuangan Perusahaan Pergadaian dan Perusahaan Pergadaian Syariah.

    Aturan tersebut merupakan ketentuan pelaksana dari POJK Nomor 39 Tahun 2024 tentang Pergadaian, yang antara lain mengatur mengenai bentuk, susunan, dan pedoman penyusunan, serta periode dan tata cara penyampaian laporan berkala perusahaan pergadaian dan perusahaan pergadaian syariah.

    Dalam rangka menegakkan kepatuhan dan integritas industri sektor PVML, selama bulan Maret 2025 OJK telah mengenakan sanksi administratif kepada 11 perusahaan pergadaian swasta.(cin)

  • Tahun Ini Premi Asuransi Umum dan Reasuransi Diprediksi Naik 7,17 Persen

    Tahun Ini Premi Asuransi Umum dan Reasuransi Diprediksi Naik 7,17 Persen

    JATIMPEDIA, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa premi asuransi umum dan reasuransi pada 2025 diproyeksikan tumbuh mencapai 7,17 persen year on year (yoy), merujuk pada laporan rencana bisnis perusahaan.

    Adapun pada 2024, OJK mencatat bahwa premi ditopang oleh asuransi harta benda (27 persen dari total premi), kredit (18 persen dari total premi), dan kendaraan bermotor (15 persen dari total premi).

    “OJK meyakini ketiga lini bisnis tersebut masih akan menjadi penopang pertumbuhan premi asuransi umum dan reasuransi di 2025,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (KE PPDP) OJK Ogi Prastomiyono di Jakarta, Senin.

    Per Januari 2025, OJK mencatat, premi asuransi umum dan reasuransi terkontraksi 17,40 persen yoy dengan nilai sebesar Rp15,62 triliun.

    Khusus untuk reasuransi saja, premi reasuransi Januari 2025 mencapai Rp2,84 triliun atau turun 36,50 persen yoy. Di sisi klaim, nilai klaim reasuransi Januari 2025 sebesar Rp0,84 triliun atau turun 7,23 persen yoy.

    Sedangkan secara keseluruhan, kinerja asuransi komersil berupa pendapatan premi pada periode Januari 2025 tercatat sebesar Rp34,76 triliun atau turun 4,10 persen yoy. Dari sisi aset, asuransi komersil mencatatkan aset dengan total Rp925,91 triliun atau naik sebesar 2,53 persen yoy.

    Dari sisi hasil investasi, asuransi umum dan reasuransi mencatatkan hasil investasi sebesar Rp0,83 triliun pada Januari 2025 dengan investment yield sebesar 0,55 persen.

    Sedangkan secara keseluruhan, total investasi asuransi pada Januari 2025 mencapai Rp696,78 triliun, naik Rp6,19 triliun atau tumbuh 0,90 persen yoy.

    Sementara itu dari sisi syariah, aset asuransi dan reasuransi syariah diproyeksikan tumbuh sebesar 13,2 persen pada tahun 2025. Hal ini, catat OJK, merujuk pada laporan rencana bisnis perusahaan.

    Pada Januari 2025, premi asuransi dan reasuransi syariah mencapai Rp3,77 triliun, meningkat Rp1,26 triliun atau 50,39 persen yoy. Menurut OJK, nilai tersebut berkontribusi 10,85 persen dari total premi asuransi komersial.(cin)

     

  • Mengenal Saham Syariah: Investasi Halal di Tengah Tantangan Literasi

    Mengenal Saham Syariah: Investasi Halal di Tengah Tantangan Literasi

    JATIMPEDIA, Jakarta – Di tengah pesatnya perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia, tingkat literasi ekonomi syariah ternyata masih menghadapi tantangan besar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa tingkat literasi ekonomi saham syariah di Indonesia baru mencapai 65 persen.

    Padahal, total aset keuangan syariah di Indonesia telah mencapai Rp2.800 triliun, namun pangsa pasarnya masih berada di kisaran 10,35 persen hingga 11 persen, jauh di bawah Malaysia yang telah mencapai hampir 30 persen.

    Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi, menilai bahwa meski sektor keuangan syariah terus bertumbuh, masih banyak masyarakat yang belum memahami secara menyeluruh konsep serta manfaat dari produk-produk keuangan berbasis syariah.

    Menurutnya, tren digitalisasi membawa perubahan besar dalam pola konsumsi dan investasi masyarakat, terutama di kalangan anak muda. Namun, ia juga melihat adanya fenomena seperti YOLO (You Only Live Once), FOMO (Fear of Missing Out), dan FOPO (Fear of Other People’s Opinion) yang membuat banyak generasi muda cenderung mengambil keputusan finansial tanpa pertimbangan yang matang.

    “Anak muda saat ini sangat melek teknologi, kreatif, dan cepat beradaptasi. Namun, ada fenomena seperti YOLO, FOMO, dan FOPO yang membuat mereka cenderung mengambil keputusan finansial tanpa pertimbangan matang,” ujar Ismail dalam acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa, Sabtu 15 Maret 2025 di Aula VIP Al Malik Masjid Istiqlal Jakarta.

    Saham Syariah, Investasi Halal yang Menguntungkan

    Dalam kesempatan yang sama, pengusaha dan investor saham, Sandiaga Salahuddin Uno, menegaskan bahwa investasi di saham syariah merupakan langkah terbaik untuk membangun masa depan finansial yang sehat. Ia menekankan bahwa dengan memilih saham berbasis syariah, investor tidak hanya bisa meraih keuntungan dari dividen maupun kenaikan harga saham, tetapi juga tetap memegang teguh prinsip keuangan Islam.

    Sandiaga juga menyoroti bahwa saham-saham syariah yang masuk dalam indeks LQ45 bisa menjadi pilihan menarik bagi investor jangka panjang. Menurutnya, sektor konsumsi dan energi berbasis syariah masih memiliki potensi besar untuk berkembang.

    “Saham di sektor konsumsi dan energi yang berbasis syariah masih punya potensi besar. Ini bisa menjadi pilihan utama bagi yang ingin berinvestasi dengan prinsip halal dan berkelanjutan,” terangnya.

    Target 200 Ribu Investor Saham Syariah

    Sejalan dengan itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga tengah mencanangkan target peningkatan jumlah investor saham syariah di Indonesia pada 2025. Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh, menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan jumlah investor saham syariah mencapai 200 ribu pada tahun ini.

    “Kami selalu ada target jumlah investor baru dari OJK. Tapi kami pasang lebih tinggi lagi, berharap di 2025 ini bisa mendekati 200 ribu,” ujarnya.

    Untuk diketahui, hingga akhir 2024, jumlah investor saham syariah di Indonesia telah mencapai 196 ribu, dengan 90 persen di antaranya berasal dari kalangan anak muda berusia 17 hingga 35 tahun. Meski begitu, Irwan mencatat bahwa dari jumlah tersebut, hanya sekitar 19 persen yang benar-benar aktif berinvestasi di pasar modal syariah.

    Tentang Nyantri Saham

    Acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 15 Maret 2025, menjadi wadah bagi para ekonom, investor, dan pelaku pasar modal untuk membahas lanskap investasi di Indonesia. Selain membahas kepastian hukum sebagai faktor krusial bagi investor asing, diskusi juga menyoroti bagaimana anak muda dapat memanfaatkan peluang investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Diselenggarakan oleh Kabar Bursa bekerja sama dengan Nasaruddin Umar Office (NUO) dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI), acara ini menghadirkan para ahli dan praktisi investasi untuk berbagi wawasan mengenai strategi investasi yang cerdas dan beretika.

    Rangkaian acara dibuka dengan sambutan dari Founder & CEO Kabar Bursa, Upi Asmaradhana, yang menekankan pentingnya literasi keuangan dan investasi bagi generasi muda, khususnya dalam konteks saham syariah. Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan keynote speech oleh Ketua Dewan Pers Ninik Rahayunyang menyoroti peran media dalam mengedukasi publik tentang investasi dan pasar modal.

    Sesi panel pertama acara Nyantri Saham mengangkat tema Investasi Syariah: Jalan Cerdas Menuju Kemakmuran Umat, yang dipandu oleh Direktur Digital KabarBursa.com Slamet Wiryawan dengan narasumber Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI), Irwan Abdalloh. Diskusi ini membahas perkembangan saham syariah di Indonesia serta bagaimana sistem investasi berbasis syariah dapat menjadi solusi keuangan yang lebih inklusif.

    Pada sesi panel diskusi kedua, Ekonom Senior INDEF Aviliani dan Konsultan dan Investor Pasar Modal Global Muhammad Asmi berbagi wawasan seputar kiat sukses menjadi investor sejak muda dan Menjadi Investor Sukses di Pasar Modal Global. Diskusi ini mengupas berbagai aspek investasi, khususnya bagaimana anak muda dapat membangun kestabilan keuangan di tengah tantangan ekonomi saat ini. Sesi ini juga membahas strategi sukses berinvestasi di pasar modal global. Melalui diskusi ini, peserta diajak memahami bagaimana membangun portofolio investasi yang lebih luas dengan mengakses instrumen keuangan di luar negeri.

    Selain membahas strategi investasi, acara ini juga menjadi momentum peluncuran Serambimuslim.com, platform yang menghubungkan edukasi keuangan syariah dengan komunitas muslim di Indonesia dan merupakan bagian dari Kabar Grup Indonesia. Peluncuran ini dilakukan bersamaan dengan sesi diskusi bersama Sandiaga Uno, yang berbicara mengenai pentingnya membangun ekosistem investasi yang sehat dan inklusif bagi masyarakat luas.

    Acara Nyantri Saham ini disponsori oleh berbagai pihak, antara lain Telkom Indonesia, PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (ADRO), dan Pupuk Indonesia, yang berkomitmen untuk meningkatkan literasi investasi di kalangan anak muda dan mendukung pertumbuhan investor ritel di Indonesia.(cin)