Tag: #menteri esdm arifin tasrif

  • Tinjau Kesiapan Lebaran di Jatim, Menteri ESDM Jamin Pasokan BBM dan LPG Aman

    Tinjau Kesiapan Lebaran di Jatim, Menteri ESDM Jamin Pasokan BBM dan LPG Aman

    JATIMPEDIA, Surabaya – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tinjau kesiapan Pertamina dalam menghadapi libur panjang hari raya Idulfitri 2024, tinjauan tersebut dilakukan dengan mengunjungi fasilitas Pertamina di Surabaya pada Kamis, 4 April 2024.

    Dalam kunjungan tersebut Menteri ESDM Arifn Tasrif mengunjungi SPBU Ngagel 54.601.100 dan Integrated Terminal Surabaya.

    Turut hadir Kepala BPH Migas Erika Retnowati, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Alfian Nasution, dan Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra.

    Dari hasil kunjungannya Arifin menyampaikan bahwa Pertamina telah siap menjamin pasokan BBM dan LPG selama periode mudik dan libur Lebaran. Dipastikan bahwa stok dan penyaluran dalam kondisi aman dan berjalan lancar.

    “Secara umum, ketahanan stok BBM dalam kondisi bagus diatas 20 hari, pertalite 20 hari dan solar juga sama,” ujar Arifin.

    Untuk memastikan kebutuhan BBM dan LPG masyarakat terpenuhi, Arifin menuturkan Kementerian ESDM melalui BPH Migas bersama Pertamina telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) yang telah dimulai pada tanggal 25 Maret – 21 April 2024.

    Pada arus mudik Idulfitri tahun ini diperkirakan peningkatan konsumsi BBM sebesar 5% dari normal. Demi mengantisipasi hal tersebut, Arifin menghimbau Pertamina untuk menyiapkan stok bahan bakar lebih banyak.

    “Dengan belajar dari tahun-tahun sebelumnya, diharapkan mampu meredam (kebutuhan konsumsi BBM) pada kondisi puncak arus mudik pada tahun ini. Sehingga tim Satgas bisa memonitor stoknya, armada logistiknya, hingga Sumber Daya Manusia yang harus standby,” ujar Arif.

    Tidak hanya dari sisi kesiapan stok, Arifin juga turut memonitor kualitas produk Pertamina dengan melakukan pengujian Tera di SPBU Ngagel. Dari hasil pengujian diperoleh hasil kualitas yang baik.

    “Dari pengukuran tera tadi akurasinya bagus sesuai dengan perlindungan konsumen” jelas Arifin.

    Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Alfian Nasution menyampaikan bahwa layanan Pertamina telah disiapkan dalam kondisi prima. Tera pengecekan meter arus dari dispenser SPBU juga telah sesuai dengan ketentuan meteorologi.

    “Keakuratan dispenser yang ada di SPBU benar-benar baik jadi saya rasa baik dari sisi Terminal BBM-nya maupun SPBU-nya Pertamina sudah siap untuk melayani lebaran di tahun 2024 ini” jelas Aflian.

    Alfian menambahkan bahwa sejalan dengan di wilayah lainnya Pertamina Surabaya juga mempersiapkan layanan siaga 24 jam. Seluruh infrastruktur telah disiagakan, meliputi 115 Terminal BBM, 30 Terminal LPG, lebih dari 7.400 SPBU, 723 SPBE, 5.027 Agen LPG, dan 71 DPPU.

     

    “Kami telah mempersiapkan agen LPG siaga juga SPBU modular di rest area yang tidak memiliki SPBU. Sementara juga dipersiapkan kantong-kantong untuk mobil tangki dan layanan motoris delivery service jika ada pelanggan yang terjebak kemacetan” tutup Alfian.

     

    Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (ris)

  • Insentif Konversi Motor BBM ke Listrik Hanya Rp 5 Juta

    Insentif Konversi Motor BBM ke Listrik Hanya Rp 5 Juta

    Bandung, JP – Pemerintah saat ini tengah menggodok insentif untuk mempercepat konversi motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik. Dengan adanya campur tangan pemerintah diharapkan biaya konversi bisa jauh ditekan.

    Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kini sedang mematangkan konsep insentif yang diberikan kepada masyarakat.

    “Pemerintah matangkan insentif, konversi itu biaya sekitar Rp12 juta – Rp14 juta, motor bekas 7 tahun – 10 tahun
    Kalau kita ganti motor listrik kita kejar agar dibawah Rp10 juta,” ungkap Arifin seperti dikutip saat acara EV Funday di Bandung, Minggu (4/12).

    Menurut Arifin insentif yang sedang dalam pembahasan lebih lanjut karena harus melibatkan Kementerian / Lemabaga lainnya, terutama dengan Kementerian Keuangan.

    “Sedang kita bahas bersama Kementerian Keuangan, mereka maunya kebijakan ini holistik bisa mengcover semuanya (tidak hanya motor listrik konversi),” ungkap Arifin.

    Sementara itu, Rida Mulyana, Sekretaris Jendral Kementerian ESDM, dalam kesempatan yang sama menjelaskan salah satu skema insentif yang disiapkan adalah pemerintah membantu penyediaan baterai motor listrik. Sehingga masyarakat sama saja hanya membayar biaya penggantian mesin serta instalasi. Dia menyatakan salah satu komponen biaya terbesar memang dari baterai.

    “Kita sih rencananya baterai biar kita (Pemerintah) yang siapkan. Itu udah turun jauh dari diatas Rp10 juta sekitar Rp14 juta lah misalkan, jadi cuma sekitar Rp 7,5 juta,” ungkap Rida.

    Namun demikian nilai itu pun ternyata masih dirasa terlalu tinggi jika mau meningkatkan gairah konversi motor masyarakat secara luas. Setelah dilakukan kajian melalui survei dan lainnya ternyata masyarakat cukup berminat jika biaya konversi bisa ditekan menjadi hanya sekitar Rp5 juta. “Itu yang coba kita usulkan ke Kementerian Keuangan. Ini masih dibahas,” ujar Rida.

    Sementara itu, Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, menyambut baik kebijakan konversi motor BBM menjadi motor listrik yang diinisiasi oleh Kementerian ESDM. Dia menilai kebijakan ini bisa menjadi peluang bagi peningkatan kompetensi UKM tanah air.

    “Jadi UKM tidak hanya bicara tentang kerupuk. Ini bisa jadi peluang bisnis, peralihan ini peluang bagi UKM pembuat komponen pemasok kebutuhan industri,” ujar Teten.

    Dia menjelaskan bakal meningkatkan koordinasi dengan Kementerian ESDM untuk menyiapkan UKM atau bengkel-bengkel yang akan melaksanakan konversi. “Kita duduk bersama model bisnisnya nanti seperti apa. Jadi nanti UKM harus memenuhi standarisasi dulu untuk bisa melakukan konversi ada pelatihan dari Kementerian ESDM,” jelas Teten Masduki. (raf)

  • MyPertamina Akan Dihubungkan dengan Data Polri

    MyPertamina Akan Dihubungkan dengan Data Polri

    Jakarta, JP – Pemerintah bakal menghubungkan aplikasi MyPertamina dengan data Polri. Alasannya adalah untuk sinkronisasi agar subsidi BBM tepat sasaran.

    “Segera saya rapatkan bagaimana data Telkom dengan pertamina ini bisa menjadi sesuatu yang baik, apalagi kalau bisa nanti saya akan mengajak Pak Kapolri untuk mendapat dukungan data nomor mobil dan jenisnya,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir di sela kunjungan kerjanya di Amsterdam, Belanda, seperti dikutip, Minggu (4/9).

    Erick mengakui, implementasi MyPertamina hingga kini belum maksimal. Namun, ia yakin aplikasi tersebut bakal membantu penyaluran subsidi tepat sasaran setelah sinkronisasi sempurna.

    Dia mencontohkan aplikasi PeduliLindungi yang pada saat itu perlu proses panjang hingga akhirnya berfungsi seperti sekarang.

    “Kita sudah pernah melakukan dengan cara misalnya PeduliLindungi, kan bisa,” jelasnya.

    Tak hanya itu, Erick juga mengingatkan penyaluran subsidi BBM harus tepat sasaran karena alokasi subsidi BBM tahun ini membengkak lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp502 triliun.

    “Seperti yang disampaikan Bapak Presiden, 70 persen yang menikmati subsidi yang mampu. Artinya apa? Ya tidak mungkin yang mampu disubsidi. Kalau yang kurang mampu, wajib disubsidi,” jelasnya.

    PT Pertamina (Persero) menggunakan aplikasi MyPertamina untuk mendata pembeli yang berhak untuk mendapatkan BBM subsidi, terutama kendaraan roda empat.

    Sejak 1 Juli, seluruh pengguna pertalite dan solar yang merasa berhak untuk menggunakan BBM subsidi tersebut bisa mendaftarkan kendaraannya. Dokumen yang perlu disiapkan sebelum mendaftar adalah KTP, STNK dan foto kendaraan (jika melalui online).

    Terbaru, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi, pertalite dan solar subsidi, serta pertamax, pada Sabtu (3/9).

    Rinciannya, harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.  (raf)