Tag: #mendag zukilfli hasan

  • Trade Expo Indonesia Catat Transaksi Tembus USD 22,73 Miliar

    Trade Expo Indonesia Catat Transaksi Tembus USD 22,73 Miliar

    JATIMPEDIA, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan secara resmi telah menutup Trade Expo Indonesia 2024, pada Sabtu (12/10) kemarin. Adapun TEI 2024 mampu mencatatkan transaksi mencapai USD 22,73 miliar.

    Zulhas merinci, nilai transaksi tersebut terdiri atas transaksi barang dan jasa senilai USD 19,59 miliar serta transaksi investasi senilai USD 3,04 miliar. Nilai tersebut bahkan melampaui target transaksi yang ditetapkan, yaitu USD 15 miliar.

    “Alhamdulillah antusiasme eksportir, buyer, serta investor terhadap TEI tahun ini sungguh luar biasa. TEI menghadirkan manfaat bagi eksportir dan buyerdan selalu berinovasi pada setiap pelaksanaannya,” kata Mendag Zulkifli Hasan dalam keterangannya, dikutip Minggu (13/10).

    Lebih lanjut, Mendag Zulkifli Hasan memaparkan bahwa TEI ke-39 diikuti sebanyak 1.460 pelaku bisnis dengan jumlah pengunjung mencapai 41.488 orang dari 140 negara, dan jumlah buyer mancanegara sebanyak 8.042 buyer.

    Sementara negara dengan transaksi terbesar selama TEI-ke 39 adalah India dengan catatan transaksi sebesar USD 7,46 miliar dengan persentase 37,91 persen. Kemudian, disusul oleh Vietnam USD 3,67 miliar (18,64 persen); Belanda USD 2,76 miliar (14,03 persen); Filipina USD 2,25 miliar (11,46 persen); serta Mesir USD 623,40 juta (3,17 persen).

    Adapun produk paling diminati selama TEI tahun ini di antaranya batu bara dengan capaian transaksi senilai USD 7,34 miliar dengan persentase 37,29 persen; baja USD 2,72 miliar (13,85 persen).

    “Minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya USD 1,76 Miliar (8,94 persen); logistik sebesar USD 1,66 miliar (8,41 persen); serta kertas USD 1,05 miliar (5,34 persen),” paparnya.

    Tak lupa, Mendag Zulkifli Hasan mengapresiasi seluruh pihak yang berkontribusi dalam kesuksesan TEI 2024. Zulhas juga mengajak para pelaku usaha Indonesia untuk terus berkolaborasi hingga menghasilkan produk berkualitas, mengembangkan produk bernilai tambah, memanfaatkan teknologi, dan menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan.

    “Mari kita terus mendukung pertumbuhan perekonomian dengan tidak henti-hentinya berkolaborasi dan meningkatkan kerja sama yang sudah terjalin dengan baik untuk ekspor nonmigas Indonesia,” pungkas Zulhas. (raf)

  • APTINDO :  Permendag 36/2023 Ancam Industri Tepung Nasional

    APTINDO : Permendag 36/2023 Ancam Industri Tepung Nasional

    JATIMPEDIA, Jakarta – Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (APTINDO) meminta pemerintah meninjau ulang pemberlakuan Permendag 36/2023. Regulasi ini akan mengancam kelangsungan industri tepung nasional.

    Selama 23 tahun lebih, seluruh pelaku industri terigu nasional mematuhi  kecukupan gizi makanan untuk para konsumen. Selama itu pula pelaku industri tidak pernah kesulitan mendapatkan Premiks Fortifikan.

    Namun dengan aturan baru Permendag 36/2023, dimana pemasukan Premiks Fortifikan yang semula hanya dengan LS (Laporan Surveyor) menjadi harus dengan Persetujuan Impor (PI) dan LS, pasti sangat berdampak kepada ketersediaan Premiks Fortifikan untuk kebutuhan industri terigu nasional saat ini.

    “Perlu kami sampaikan dan tegaskan, kalau ketersediaan Premiks Fortifikan dari setiap anggota kami industri terigu nasional ketersediaanya cukup untuk bulan April 2024 sampai dengan bulan Juni 2024. Jika belum ada solusi pengadaan Premiks Fortifikan sampai dengan bulan April ini, hampir bisa dipastikan pasokan tepung terigu nasional akan berkurang lebih dari 50%. Dan pasti berpotensi berdampak kepada kelangkaan tepung terigu, bahkan kenaikan harga tepung terigu di pasar. Kasihan masyarakat kita,” tegas Franciscus Welirang, Ketua Umum Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (APTINDO) dalam Siaran Pers, Selasa (16/04/2024).

    Perlu diketahui, produksi industri terigu nasional tahun 2023 sekitar 6,8 juta metrik ton tepung terigu atau setara dengan 8,7 juta metrik ton gandum. Ini sama dengan kebutuhan tepung terigu di kisaran 550 ribu – 600 ribu metrik ton per bulannya untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan. Sementara kebutuhan akan Premiks Fortifikan (HS 2106.90.73) sekitar 1.500–1.800 metrik ton per tahun.

    APTINDO berterima kasih atas dukungan Pemerintah RI selama ini kepada industri terigu nasional, sehingga investasi di bidang industri terigu nasional dan industri makanan berbahan baku terigu tetap tumbuh setiap tahunnya. Bahkan ada jutaan UKM yang bergerak di usaha makanan berbasis tepung terigu. Tapi dengan aturan yang baru terkait impor Premiks Fortifikan ini, sungguh akan mengganggu rantai pasok tepung terigu secara nasional bahkan sektor usaha para UKM.

    APTINDO sudah berkirim surat kepada Pemerintah melalui berbagai instansi terkait sejak bulan Maret lalu. Bahkan surat pertama APTINDO langsung ditujukan kepada Menko Bidang Perekonomian dan Menteri Perdagangan. Sebagai catatan, kapasitas produksi seluruh anggota APTINDO sama dengan sekitar 95 persen kebutuhan tepung terigu nasional.

    “Tapi sampai sekarang, sudah hampir 2 bulan, belum ada balasan. Kami para pelaku industri terigu nasional belum pernah mendapat arahan yang jelas dan pasti, kenapa harus berubah aturan impor pengadaan Premiks Fortifikan ini. Bahkan tidak ada jawaban yang pasti. Dan yang pasti akan semakin sulit karena prosedur administrasi makin panjang dan butuh waktu lama bisa sampai berbulan-bulan. Sementara produksi tepung terigu harus jalan terus. Kami tidak mungkin memasarkan tepung terigu ke masyarakat tanpa adanya Premiks Fortifikasi. Karena itu adalah aturan wajib pemenuhan hak-hak konsumen yang tidak boleh kami langgar. Kami industri tepung terigu nasional yang taat konstitusi,” tegas pria yang akrab disapa Franky Welirang ini.

    Terkait hal itu, Franky yang juga Kepala Divisi Bogasari, pelaku industri terigu yang sudah beroperasi ½ abad lebih di Indonesia untuk melayani kebutuhan konsumen khususnya di sektor makanan berbasis terigu, berharap Pemerintah segera meninjau ulang aturan Permendag 36/2023 tentang pengadaan Premiks Fortifikan.

    “Pemerintah harus dan perlu segera membuatkan aturan baru atau pengecualian khusus terkait impor Premiks Fortifikan untuk tepung terigu, karena stok sudah sangat menipis. Bahkan ada yang sudah habis bulan April ini. Jangan sampai Pemerintah melanggar sendiri aturan yang dibuatnya, yakni Aturan Wajib Fortifikasi SNI. Jangan juga menghambat penyelesaian masalah yang menjadi perhatian Pemerintah saat ini yakni masalah stunting dan atau pemenuhan kebutuhan gizi,” tegas Franky.

    Fortifikasi Hak Konsumen
    Ketua Umum APTINDO ini juga mengingatkan masyarakat agar tidak membeli tepung terigu yang tidak memenuhi syarat fortifikasi SNI. Penambahan fortifikasi punya dasar hukum, termasuk pemenuhan hak-hak konsumen yang dilindungi undang-undang dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 tahun 2024.

    Program fortifikasi tepung terigu sudah berjalan sejak tahun 2000. Sudah sejak tahun 1995, Pemerintah RI, Asian Development Bank (ADB) dan UNICEF merintis proyek penanggulangan kekurangan gizi mikro melalui fortifikasi tepung terigu dengan zat besi (Fe), seng (Zn), asam folat, vitamin B1 dan vitamin B2. Studi ini diperkuat dengan adanya rekomendasi WHO pada tahun 2009 tentang Rekomendasi Fortifikasi Tepung Terigu untuk penanggulangan kekurangan zat gizi.

    “Jadi jelas, bahwa pengadaan Premiks Fortifikasi wajib dijamin ketersediaannya oleh Pemerintah, untuk pemenuhan persyaratan fortifikasi produk tepung terigu yang sudah menjadi perhatian dunia, tidak lagi hanya Indonesia. Masyarakat sebagai konsumen juga berhak mendapatkan produk yang sudah fortifikasi sesuai SNI, terutama untuk pemenuhan kebutuhan gizi dan ada dasar hukumnya. Mereka berhak protes dan menolak mengosnumsi tepung terigu yang tidak memenusi fortifikasi,” tegas Franky Welirang.

    Ia mengatakan, sangat wajar kemudian kalau masalah ketersediaan Premiks Fortifikan akibat aturan Permendag 36/2023 ini juga mendapat sorotan dari Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI) dan Institut Gizi Indonesia (IGI). Kedua lembaga nasional bahkan sudah berikirim surat kepada Pemerintah per tanggal 3 April 2024, melalui Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian.

    Dari penilaian KFI dan IGI, dampak yang bisa ditimbulkan oleh peraturan tersebut sangatlah besar, terutama terancamnya program fortifikasi pangan wajib yang akan berimbas besar pada turunnya asupan zat gizi besi, zink, asam folat dan sejumlah vitamin B, khususnya pada rumah tangga miskin yang memperoleh manfaat dari program fortifikasi wajib ini. Pada gilirannya jika berkepanjangan dikhawatirkan hal ini akan meningkatkan prevalensi Anemia Gizi Besi (AGB) pada semua kelompok umur.

    Dampak lainnya adalah berpotensi menghambat upaya Indonesia untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang aktif, sehat, produktif dan kompetitif karena terhambatnya program penanggulangan Anemia Gizi Besi (AGB) melalui fortifikasi tepung terigu. Sehubungan dengan hal itu, Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia dan Institut Gizi Indonesia meminta agar Pemerintah yang terkait dalam hal ini segera mencari solusi. (raf)

  • Kepala Daerah Pendukung Ekspor Berprestasi, Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Primaniyarta

    Kepala Daerah Pendukung Ekspor Berprestasi, Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Primaniyarta

    Tangerang, JP – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan Primaniyarta kategori Kepala Daerah pendukung ekspor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.

    Penghargaan Primaniyarta secara langsung diserahkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kepada Gubernur Khofifah bertepatan dengan acara pembukaan Trade Expo Indonesia ke – 37 yang dibuka secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Hall Nusantara Indonesia Exhibition (ISE) BSD City, Tangerang, Rabu, (19/10).

    Sebagaimana diketahui Penghargaan Primaniyarta merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan RI, yaitu penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada eksportir dan Kepala Daerah pendukung ekspor yang dinilai paling berprestasi di bidang ekspor.

    Usai menerima penghargaan Primaniyarta, Gubernur Khofifah mengucapkan terima kasih kepada seluruh eksportir Jawa Timur. Sebab, melalui produk-produk yang sudah dihasilkan dan dipasarkan ke luar negeri, turut berkontribusi menggerakkan sekaligus menumbuhkan perekonomian di Jawa Timur.

    “Terima kasih seluruh eksportir Jawa Timur yang terus bergerak. Kami dari Pemprov Jawa Timur terus mendorong dan memfasilitasi agar ekspor dari Jatim terus bergeliat. Semoga mempercepat kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Gubernur Khofifah.

    Tercatat, ada tujuh kategori penghargaan yang diserahkan, antara lain kategori eksportir pengembang pasar baru, kategori eksportir digital, kategori eksportir produk berkelanjutan, kategori eksportir produk inovatif, kategori eksportir produk industri manufaktur, kategori eksportir produk halal dan fesyen muslim, kategori eksportir pemula serta kategori kepala daerah pendukung ekspor.

    Melalui penganugerahan ini menurut Gubernur Khofifah akan mampu menjadi lokomotif pendorong dan motivator bagi para eksportir Indonesia serta pelaku usaha lainnya untuk terus meningkatkan kuantitas dan kualitas produk ekspornya.

    “Tentu dengan penghargaan ini, akan semakin melecut semangat eksportir Indonesia khususnya di Jawa Timur untuk ikut membangun perekonomian bangsa,” ujarnya.

    Lebih lanjut Khofifah menegaskan bahwa dalam upayanya mendorong kualitas dan kuantitas ekspor Jatim, ada sejumlah langkah yang telah dilakukan. Salah satunya melalui pendirian Rumah Kurasi yang dilakukan bersama dengan Bank Indonesia. Dalam Rumah Kurasi tersebut dilakukan banyak upaya dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas ekspor.

    “Dari segi kuantitas produk ekspor kita dorong dengan membantu produk UMKM juga bisa melakukan ekspor. Namun kualitasnya juga kita standarisasi dengan sistem kurasi agar berdaya saing dan sesuai dengan pasar negara tujuan,” tegasnya.

    Demikian pula, untuk eksportir dalam skala besar. Pemprov Jatim terus berupaya membantu dan memfasilitas pembukaan pasar yang semakin luas dengan negara-negara yang potensial dijadikan pasar tujuan sesuai dengan bidang yang dibutuhkan.

    Penghargaan Primaniyarta yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta beberapa eksportir asal Jatim, dikatakan Khofifah, perlu dipertahankan sekaligus ditingkatkan. Salah satunya, lewat kolaborasi bisnis yang dapat memperluas jaringan usaha agar dapat memberikan perubahan positif.

    Menurutnya, perdagangan ekspor ke luar negeri akan terus didorong dari berbagai sektor dan komoditas. Dengan kata lain, tidak hanya sektor perikanan, pertanian dan pengolahan, akan tetapi sektor UMKM juga harus didorong lebih maju dari kualitas produknya.

    “Ekspor akan terus kita dorong. Untuk itu penguatan daya saing dan suplai terus dikuatkan. Termasuk sektor UMKM juga kita melalui banyak hal, salah satunya melalui rumah kurasi,” jelasnya.

    Sebagai informasi, berdasarkan data Disperindag Jatim, total nilai ekspor Jatim Januari hingga Juni 2022 tembus USD 11,91 Miliar. Komoditas ekspor non migas Jatim tertinggi adalah tembaga USD 988,53 juta, kemudian disusul ekspor produk lemak dan hewan nabati senilai USD 977,8 juta, lalu ekspor kayu dan barang dari kayu senilai USD 958,8 juta, perhiasan senilai USD 958,8 juta, dan bahan kimia organik senilai USD 696,4 juta. Dengan negara tujuan ekspor tertinggi dari Jatim adalah negara Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok.

    “Alhamdulillah ekspor kita terus menggeliat. Hasil ini semakin menegaskan semangat Optimis kita untuk Jawa Timur Bangkit,” tegas gubernur perempuan pertama di Jatim itu. (eka)

  • Kemendag Subsidi Kedelai Perajin Tempe Rp 1.000 Perkilo

    Kemendag Subsidi Kedelai Perajin Tempe Rp 1.000 Perkilo

    Surabaya, JP – Kementerian Perdagangan memberikan subsidi sebesar Rp1.000 per kilogram untuk komoditas kedelai impor di pasar guna membantu pengusaha tahu dan tempe tradisional yang disalurkan melalui Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (KOPTI).

    Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya memberikan subsidi tersebut untuk mengintervensi tingginya harga kedelai impor sebagai bahan baku tahu dan tempe.

    “Subsidi Rp1.000 tersebut dapat diperoleh para produsen tempe dan tahu melalui KOPTI. Subsidi ini diharapkan dapat meringankan beban produsen terkait tingginya harga kedelai impor saat ini,” kata Zulkifli Hasan usai memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa baru UM Surabaya, Kamis.

    Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga kedelai per 26 September 2022 adalah Rp 14.200 per kg. Harga kedelai hari ini naik 14,51 persen dibandingkan harga pada 24 September 2021 senilai Rp 12.400

    Kenaikan harga kedelai tertinggi terjadi pada 2021 atau sekitar 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Lebih lanjut, Zulhas sapaan akrabnya mengklaim, dalam 100 hari menjadi Menteri Perdagangan, pihaknya telah berhasil menstabilkan harga sejumlah bahan pokok di pasaran.

    “Itu patut disyukuri. Saat ini harga sudah stabil. Telur Rp 27 ribu ayam Rp 35 ribu bawang Rp 30 ribu minyak goreng sudah Rp 14 ribu Waktu saya awal jadi menteri harga cabai mencapai Rp 12 ribu, bawang Rp 80 ribu dan ayam Rp 48 ribu” kata Zulhas.

    Saat ini, kata dia, Kemendag mulai menggempur pasar internasional dengan memperkuat usaha mikro kecil menengah (UMKM). (eka)

  • Mendag Zulhas Luncurkan Minyakita Rp 14 Ribu Perliter

    Mendag Zulhas Luncurkan Minyakita Rp 14 Ribu Perliter

    Jakarta,JP – Kementerian Perdagangan (Kemendag) secara resmi meluncurkan produk minyak goreng bermerek Minya Kita pada Rabu (6/7/2022) hari ini. MinyaKita dijual secara perdana sebanyak 5.000 liter di sekitar kompleks kantor Kemendag dengan harga promo.

    Pada peluncuran MinyaKita, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memutuskan untuk menjual MinyaKita lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter. Adapun, distributor menjual harga minyak goreng curah ke pengecer senilai Rp 12.600 per liter.

    “Jadi, di sini ibu-ibu yang hari ini (datang) bisa beli minyak goreng (seharga) Rp 13.000,” kata Zulkifli dalam peluncuran MinyaKita, Rabu (6/7).

    Mendag mencatat harga minyak goreng curah di Papua dan Maluku masih sekitar Rp 20.000 per liter. Menurutnya, pengemasan minyak goreng hasil DMO dapat menurunkan biaya logistik yang tinggi karena dikirim dalam bentuk curah.

    Zulkifli mengatakan, sebagian harga minyak goreng curah di sebagian daerah telah mencapai HET Rp 14.000 per liter. Menurutnya, wilayah yang dimaksud adalah Pulau Jawa, sebagian besar Pulau Sumatra, dan sebagian besar Pulau Kalimantan.

    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Syailendra mengatakan, baru ada dua pabrik yang memproduksi MinyaKita saat ini, yakni Best Industry Grup dan PT Panca Nabati Prakarsa. Syailendra mengatakan fokus distribusi MinyaKita dalam waktu dekat adalah bagian timur Indonesia.

    “Mudah-mudahan dengan minyak goreng kemasan rakyat ini (minyak goreng hasil DMO) bisa lebih cepat terdistribusi ke masyarakat, terutama di wilayah timur yang harganya tinggi,” kata Syailendra.

    Direktur Bahan Pokok dan Penting Kemendag Isy Karim mengatakan akan ada tujuh pabrikan yang ikut memproduksi MinyaKita dalam waktu dekat. Secara total, ada 28 pabrikan yang telah mengajukan permintaan untuk memproduksi minyak goreng ini kepada Kemendag.

    “Dalam 1-2 minggu (produksi MinyaKita baru berjalan penuh), Sekarang teman-teman (pabrik minyak goreng) sedang pesan plastiknya,” kata Isy.

    Selain memesan bahan baku pengemasan, Isy mengatakan, Kemendag harus mengurus administrasi masing-masing pabrikan terkait produksi MinyaKita, antara lain sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) pengemasan minyak goreng oleh Kementerian Perindustrian, dan Nomor Izin Edar (NIE) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM). Perizinan penggunaan merek MinyaKita akan diterbitkan paling lambat dua hari setelah pengajuan.

    Setelah itu, Isy berjanji akan memfasilitasi produsen yang akan memproduksi MinyaKita untuk mendapatkan sertifikasi SNI pengemasan minyak goreng dan NIE. Dengan demikian, sertifikat SNI Pengemasan Minyak Goreng dan NIE akan terbit secepatnya dua hari setelah pengajuan.

    “Meskipun di Badan POM prosesnya akan berlanjut, tapi keluarnya (NIE) akan dipercepat oleh kami,” kata Isy.

    Kemendag meluncurkan minyak kita  dalam empat kemasan, yakni botol plastik, bantal plastik, jeriken, dan kantong berdiri. Selain itu, MinyaKita dijual dalam tiga ukuran, yakni 1 liter, 2 liter, dan 5 liter. Produsen akan mendapatkan insentif 1,1 kali pencatatan DMO dari total volume distribusi jika mengemas MinyaKita dalam kantong berdiri, sedangkan kemasan lainnya akan mendapatkan insentif sebesar 1,2 kali.

    Karena itu, Isy mengatakan, tujuan akhir dari peluncuran program ini adalah menggantikan dominasi minyak goreng curah di pasar. Menurutnya, pada akhirnya seluruh minyak goreng DMO akan berupa MinyaKita.

    “Harapannya bergeser pelan-pelan. Dengan adanya insentif ini, (pergeseran dominasi minyak goreng curah) akan berjalan lebih lanjar,” kata Isy.(sat)