Tag: #lumbung pangan

  • Gubernur Khofifah Ajak Kolaborasi Semua Elemen Strategis Wujudkan Jatim Tetap Jadi Lumbung Pangan Nasional

    Gubernur Khofifah Ajak Kolaborasi Semua Elemen Strategis Wujudkan Jatim Tetap Jadi Lumbung Pangan Nasional

    Surabaya,JP –  Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan optimismenya bahwa Jatim siap menghadapi tantangan krisis pangan dunia. Tidak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa Provinsi Jawa Timur bisa diandalkan sebagai Lumbung Pangan Nasional.

    Bukan tanpa alasan, Gubernur Khofifah menyebut bahwa ketahanan pangan Jatim hingga saat ini dalam posisi sangat baik, bahkan ketersediaan bahan pangan Jatim dalam kondisi surplus dan menjadi tulang punggung nasional. Utamanya untuk wilayah Indonesia bagian timur.

    “Insya Allah Jawa Timur tetap bisa menjadi lumbung pangan nasional. Terlebih, Data BPS terus terupdate dan koordinasi dengan kepala daerah juga terus kita lakukan,” tegas Gubernur Khofifah dalam puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-42 Tahun 2022 Provinsi Jawa Timur, di Jatim Expo, Surabaya, Rabu (19/10) sore.

    Sebagaimana diketahui, berdasarkan data BPS tahun 2020 dan 2021 Jatim menjadi provinsi penghasil padi tertinggi nasional. Produksi padi Jatim di tahun 2021 mencapai 9,94 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

    “Mudah-mudahan di tahun 2022 ini, produksi padi di Jatim masih tertinggi di Indonesia. Terimakasih kami sampaikan pada petani dan peternak atas kerja kerasnya maka hasil produksi pangan kita sangat signifikan,” ungkapnya.

    Gubernur Khofifah menambahkan, produksi daging sapi di Jawa Timur juga menjadi yang tertinggi se Indonesia. Dengan populasi sapi mencapai 5,1 juta ekor . Termasuk produksi Ikan tuna di Jatim juga tercatat sebagai tertinggi nasional.

    “Betapa penting menjaga ketahanan pangan. Bahkan menurut saya kita sudah waktunya masuk ke kedaulatan pangan. Maka menjaga produktivitas pangan harus maksimal kita upayakan,” tegasnya.

    Untuk itu, sejalan dengan tema Hari Pangan Sedunia ke-42 tahun ini yaitu ‘Leave No One Behind, Better Production, Better Nutrition, Better Environment, and Better Life‘ Gubernur Khofifah mengajak memaknai faktor Better Production .

    Menurutnya, untuk mencapai better production diperlukan dorongan di sektor pertanian untuk semakin meningkatkan performa dan produktivitasnya di wilayahnya masing-masing. Sedangkan di Jatim, kondisinya adalah hasil panen petani Jatim masih bisa dimaksimalkan bahkan dengan kualitas padi premium lagi jika terpenuhinya Alat Mesin Pertanian (ALSINTAN) canggih.

    Untuk itu, Gubernur Khofifah memberikan solusi khusus dengan pemberian Grace Period dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikhususkan untuk pengadaan alsintan petani.

    “Kalau ada sektor yang bisa mendapat KUR dengan Grace Period selama empat tahun, maka sektor pangan terutama padi juga diharapkan bisa mendapatkan kesempatan yang sama,” tuturnya.

    Lebih detail Khofifah menjelaskan, bahwa KUR yang dimaksud kali ini adalah untuk keperluan pemenuhan ALSINTAN yang hargan6a cukup mahal bagi gapoktan secara umum. Diantaranya yaitu Harvester, Dryer, dan Rice Milling Unit (RMU). Maka jika KUR-nya mendapat Grace Period , akan sangat meringankan para petani dalam menyelesaikan cicilannya.

    Dengan format pinjaman semacam ini, Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim ini mengaku optimis para petani bisa memenuhi kebutuhan alat-alat pertanian yang lebih canggih, yang tentunya bisa meningkatkan kualitas dan produktifitas hasil panen petani.

    “Para petani ini akan memiliki produksi yang lebih signifikan jika ada Harvester, Dryer, dan RMU , sehingga produknya bisa berkualitas premium. Apalagi, memang padi di Jatim pada dasarnya kualitasnya premium, hanya karena keterbatasan alat seperti _dryer_ sehingga pengeringan kurang maksimal sehingga kandungan airnya sering masih cukup tinggi sehingga saat diolah pecahnya banyak maka kualitasnya jadi medium,” urainya.

    Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, dengan adanya Harvester pun bisa mengurangi lost produksi hingga 9- 11 persen. Dengan demikian, jika jatim produksinya hampir 10 juta ton, dengan memiliki harvester maka produksi padi Jatim bisa mencapai 11 juta ton.

    “Itulah mengapa saya usulkan supaya grace periode KUR Alsintan bisa sampai empat tahun. Karena sudah ada yang bisa dapat grace periode di sektor lain,” tegasnya.

    Begitu juga dengan implementasi Better Nutrition. Dalam hal ini Gubernur Khofifah mengajak seluruh Kepala Daerah bersama segenap Tim Penggerak PKK Kab/Kota untuk menjadikan referensi dalam penurunan kasus Stunting di Jawa Timur.

    “Kita bisa menjadi bapak/ibu asuh bagi satu anak yang terindikasi stunting. Ini jadi salah satu langkah bersama untuk menurunkan angka stunting sesuai target Presiden Jokowi, di bawah14% pada tahun 2024,” ucap Khofifah.

    Sementara untuk Better Environment, Gubernur Khofifah secara khusus mengingatkan para Kepala Daerah untuk menjaga keseimbangan dalam minat pembangunan industri dan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD). Serta memastikan, untik LSD tidak digunakan untuk industrialisasi. Pastikan area industri dari lahan tidak produktif. Tujuannya adalah untuk menjaga produktifitas dari luasan lahan yang telah ada.

    “Mohon kepada seluruh Kepala Daerah agar LSD jangan dikonversi ke industri. Cari lahan-lahan lain yang dalam kondisi idle. Maka baru kita bisa masuk ke Better Life sebagai implementasi yang terakhir,” tegasnya.

    Dengan terpenuhinya empat implementasi tersebut, Gubernur Khofifah meyakini bahwa bukan tidak mungkin Indonesia, utamanya Jawa Timur bisa menuju Kedaulatan Pangan, bukan sekedar Ketahanan Pangan.

    “Potensi pangan kita luar biasa, masyarakat kita luar biasa. Diberi stimulan kecil, hasil produktifitasnya luar biasa. Jadi kita harus terus optimis tapi tetap waspada,” tandasnya.

    Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengaku takjub atas keberhasilan Jawa Timur dalam surplus beras pada tahun 2021 lalu. Secara khusus, dirinya menyampaikan apresiasi penuh atas kerja keras seluruh insan pertanian Jatim yang menjadikan Jatim sebagai pemasok pangan bagi 16 daerah lainnya.

    “Kami ucapkan apresiasi setinggi-tingginya karena Jawa Timur tidak hanya surplus beras tetapi juga menjadi pemasok pangan bagi 16 daerah lain,” terangnya.

    Dirinya optimis Jatim akan jauh dari Krisis Pangan. Namun, bukan menjadi alasan untuk tidak waspada. Untuk itu, demi menjaga ekosistem pangan Jatim yang sudah baik, pihaknya berkomitmen untuk menjaga keseimbangan di hulu dan hilir.

    “Petani dan peternak harus untung, tetapi di hilirnya juga harus seimbang antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.

    Pada kegiatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menyerahkan penghargaan kepada enam Bupati/Walikota atas peran dan kepeduliannya dalam Ketahanan Pangan. Antara lain, Bupati Jombang Mundjidah Wahab di Bidang Diversifikasi Pangan, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di Bidang Penguatan Ketahanan Pangan dan Bupati Magetan Suprawoto di Bidang Pemanfaatan Lahan Marjinal.

    Selain itu, Bupati Jember Hendy Siswanto di Bidang Peningkatan Ketersediaan Pangan, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Bidang Pengembangan Tanaman Hortikultura dan Walikota Surabaya Ery Cahyadi di Bidang Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau.

    Selain itu, juga turut diserahkan Penganugerahan Kreasi dan Inovasi Teknologi Pertanian (Krenotek Tani) Tahun 2022 kepada lima orang petani andalan Jatim. Penghargaam diberikan atas inovasi para petani dalam membangun pertanian di Jawa Timur dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan. (eka)

  • Gubernur Khofifah Komitmen Perkuat Jatim Sebagai Lumbung Pangan Nasional

    Gubernur Khofifah Komitmen Perkuat Jatim Sebagai Lumbung Pangan Nasional

    Surabaya, JP  – Sektor pangan menjadi salah satu ancaman dari tiga ancaman krisis global selain sektor energi dan keuangan. Maka dalam momentum Hari Pangan Sedunia tepat hari ini tanggal 16 Oktober 2022 Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong berkembangnya food estate serta pekarangan pangan lestari demi menjaga ketahanan pangan.

    Dijelaskan Khofifah, food estate atau lumbung pangan merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan sampai dengan peternakan di suatu kawasan.

    Pengembangan model ini, akan berselaras dengan semangat Hari Pangan Sedunia yang mengusung tema “Leave No One Behind; Better Production, Better Nutrition, a Better Environment, and a Better Life”.

    “Di Gresik bisa dijadikan contoh oleh daerah lain untuk memulai pengembangan food estate. Karena tiap daerah punya keunggulan pangan masing-masing, saya rasa food estate akan memperkuat ketahanan pangan nasional terkhusus juga di Jatim,” ungkap Gubernur Khofifah di sela-sela kegiatannya di Kota Kediri, Minggu (16/10).

    Saat ini, Food Estate Mangga di Gresik terdapat di empat kecamatan, yaitu di Kecamatan Dukun seluas 1.205 hektare, Kecamatan Sidayu seluas 1.506 hektare, Kecamatan Panceng seluas 2.410 hektar dan Kecamatan Ujungpangkah seluas 903 hektare. Di bawah pengelolaan PT Galasari Gunung Sejahtera, food estate tersebut akan mengembangkan mangga varietas malaba, gadung-21, arummanis dan garifta.

    Gubernur Khofifah kemudian secara khusus mengajak pemerintah Kabupaten/Kota untuk menemu kenali potensi besar pangan daeranya untuk bisa diproyeksikan pada program lumbung pangan.

    “Ada manggis di Banyuwangi yang bisa dikembangkan. Jejaring Banyuwangi juga luar biasa di sektor pangan. Jadi kalau misalnya ada food estate manggis di sini sangat bagus,” katanya.

    Dirinya kemudian mengatakan bahwa dalam mendukung program lumbung pangan itu, penting untuk melibatkan banyak pemangku kebijakan.

    “Untuk menjaga ketahanan pangan, penting melibatkan banyak pemangku kebijakan dari hulu hingga hilir. Mulai dari sarana prasarana, alat dan mesin pertanian, petani atau gabungan kelompok tani, penjamin komoditas hasil tani (offtaker), hingga industri modern,” urainya.

    “Kita harus bersiap menghadapi ancaman 3 krisis akibat dampak pandemi dan perang Rusia-Ukraina,” tambahnya.

    Hal tersebut kemudian juga selaras dengan apa yang dikatakan oleh Presiden RI Joko Widodo. Mengutip laman instagram pribadinya, Jokowi mengatakan bahwa saat ini dunia harus bersiap menghadapi dampak pandemi dan perang Rusia-Ukraina.

    “Oleh karenanya, saya Optimis bahwa pengembangan lumbung pangan akan meningkatkan ketahanan pangan di Jatim,” tutur Khofifah sapaan lekatnya.

    Rasa optimistis itu kemudian juga dibuktikan dengan predikat Jawa Timur merupakan Provinsi Lumbung Pangan Nasional. Hal ini ditunjukkan pada sektor pertanian, dimana pada tahun 2020 dan 2021 Jawa Timur merupakan Provinsi dengan produksi padi Nomor 1 Nasional yaitu sebesar 9,94 Juta Ton gabah kering giling (GKG).

    Di samping itu, Jawa Timur merupakan Provinsi dengan kontribusi Nomor 1 Nasional untuk komoditas Jagung, Cabe rawit, Bawang Merah, Mangga, Pisang, dan Mawar. Demikian pula untuk komoditas pangan lain yang meliputi sapi potong, sapi perah, ayam petelur, daging, telur, susu, gula kristal tebu, tembakau dan garam yang juga merupakan Nomor 1 Nasional. Jawa Timur juga merupakan eksportir tertinggi Nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang.

    Lebih lanjut, Gubernur Khofifah bersyukur bahwa capaian produksi padi Jatim tercatat terbesar secara nasional juga diikuti dengan naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) di Jatim. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur yang dirilis pada 1 September 2022, NTP Jawa Timur pada bulan Agustus 2022 naik dari bulan sebelumnya sebesar 0,66 persen yaitu dari 102,66 menjadi 103,33. Sementara perkembangan NTP bulan
    Agustus 2022 (year-on-year) juga mengalami kenaikan sebesar 3,27 persen yaitu dari 100,06 menjadi 103,33.

    “Dengan meningkatnya NTP, maka saya yakin bahwa kesejahteraan petani di pedesaan juga meningkat pula. Terima kasih para petani se-Jatim atas peran besarnya,” ujar Khofifah.

    Tak sampai disitu saja, Mantan Menteri Sosial RI ini pun percaya bahwa jika pengembangan program pekarangan pangan lestari di maksinalkan, disertai dengan Inovasi, Kolaborasi dan Inisiasi berbagai pihak strategis, ketahanan pangan di Jatim bisa berkembang pesat dan berdaulat.

    “Semoga dengan kerjasama dan dukungan berbagai pihak strategis ketahanan pangan bisa terus tingkatkan untuk mencapai ketahanan pangan yang berdaulat,” pungkasnya. (eka)